Pemilik Senyum Bermata Teduh

9 0 0
                                    

Lama tak menyapa mu.
Baikkah diri mu disana?
Nyamankah hati mu dengannya?
Bagaimana pun itu semoga kamu tetap dalam kebahagiaan mu.

Taukah kamu, terkadang aku terlalu merindukan dirimu.
Segala hal yang ku lakukan selalu saja berusaha mengingatkan ku terhadap mu.
Terkadang, aku merasakan semua ini terlalu menyakitkan tapi aku sangat menikmatinya.

Sama halnya dengan jejak bingkai yang membekas pada dinding.
Tidak perduli sudah berapa lama bingkai itu tergantung, namun saat diambil, dia tetap akan meninggalkan jejaknya.

Jejak yang sesekali akan begitu nyata terlihat seperti dia masih tergantung disana.

Begitu pula dengan dirimu.
Setelah kamu beranjak dari tempat itu, tidak ada satupun yang berubah. Semua seolah-olah kamu masih berada disana.

Namun, aku salah.
Aku lupa bahwa itu hanya sebuah ruang kosong yang dulu pernah kamu diami.

Dulu, aku sering diam-diam mengendap di depan pintu ruangan itu, hanya sebatas untuk mendengar suara mu.
Tak jarang aku mencoba melihat mu dari lubang kunci pada daun pintu itu, agar aku bisa melihat tawa mu dengan jelas.

Taukah kamu ? sampai sekarang aku masih sering melakukan kebiasaan itu.
Aku yakin kamu masih ada disana dan kamu masih akan tertawa dengan cara yang sama.

Namun, akhir-akhir ini aku tidak mendapatinya lagi, aku kehilangan sosok itu.
Tetapi, aku yakin dia masih akan kembali, meskipun dia akan kehilangan kuncinya karena pergi terlalu lama, ruangan itu tetaplah miliknya.

Sang pemilik senyum bermata teduh.

........................................................................

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 10, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Someone ~ UnknownWhere stories live. Discover now