Bab 1.The famous girl

464 9 0
                                    


Matahari bersinar dengan teriknya, membuat anak perempuan yang sedang ada kelas olahraga mengeluh secara berlebihan. Mulai dari yang tidak suka jika harus berkeringat karena bau, ada yang bahkan terlalu malas bahkan hanya untuk melakukan melangkah keluar kelas, dan yang paling pasti adalah karena takut kulit mereka hitam. Berbanding terbalik dengan anak laki - laki yang bahkan sudah mulai berlarian bermain sepak bola dengan semangat tanpa harus dikomando guru olahraga. Gianta hanya dapat geleng - geleng karena semua ini sudah sering dilihatnya. Gianta mulai melakukan pemanasan dan tak mengeluarkan sedikitpun kalimat keluhan, dia melakukannya seolah - olah dia menikmatinya. Setelah melakukan pemanasan gianta segera melakukan tolak peluru sesuai materi mereka sekarang , dan hasilnya memuaskan mengingat gianta sejak awal memang atletis. Hal itu menimbulkan decak kagum dari guru olahraga karena gianta satu - satunya siswinya yang tak mengeluh, anak laki - laki juga tersenyum dengan bangga seolah mengatakan

Seperti yang diharapkan dari seorang gianta aselyn....

Anak - anak perempuanpun menantapnya dengan kagum...

jangan berharap anak - anak perempuan kagum padanya karena dia dianggap anak teladan. lihat saja mata mereka sudah terfokus pada merek sepatu apa yang digunakannya, jangan lupa dengan wajah mereka yang sibuk menebak apa merek make up yang digunakannya.

bukan hal yang mengejutkan.....

Gianta tetap menebar senyumnya walaupun dalam hati dia sudah mulai bersumpah serapah. Dia tentu saja tak ingin berbau keringat dan juga tak ingin kulitnya hitam karena paparan matahari yang kelewat terik. Lagian orang bodoh mana yang mau berpanas - panas ria hanya untuk nilai bagus dirapot. Gianta mengakhiri sesi olahraganya, dia berjalan kepinggir lapangan, tak lupa dengan senyum yang tak pernah pudar dari dirinya. bagaikan senyuman itu merupakan sebuah sihir, beberapa anak laki - laki berkumpul dari pinggir lapangan seolah menunggunya, tidak bukan seolah lagi, tapi memang menunggunya.

" gianta tolong usep keringet lo pake sapu tangan gue"

" gak gianta!! Jangan!! Pakek punya gue aja yang lebih bagus!!"

" gianta.. lo haus kan?? Gue bawain air buat lo"

" gianta lo kecapekan gak? Mau gue kipasin?"

Dan rentetan pertanyaan lainnya. Gianta hanya tersenyum dan mengambil sapu tangan yang paling dekat darinya, mengusap keringatnya dengan pelan kemudian mengembalikan sapu tangan itu kepemiliknya. Gianta kembali tersenyum ramah dan berjalan meninggalkan kawanan penggemarnya, yah menurut gianta orang orang tadi adalah penggemarnya. Sedangkan segerombolan anak laki - laki itu sudah mulai histeris seolah bekas keringat seorang gianta adalah harta karun.

Setelah keberadaannya jauh dari orang - orang disekitarnya senyuman gianta luntur. Ekspresinya datar, sekarang dia perlu mengistirahatkan rahangnya yang terasa pegal karena terlalu banyak tersenyum, belum lagi giginya berasa kering.

Yah semuanya sepadan lagipula karena senyuman ini semua perhatian tercurah padanya

Dengan wajah datar gianta berjalan kearah toilet. Dia tak ingin seorangpun melihatnya berganti pakaian. Tepatnya dia tak ingin anak - anak dikelasnya melihat suatu hal yang disembunyikannya. Dan dia juga yakin kalau anak - anak perempuan belum melakukan pemanasan sama sekali. Dan gianta menolak untuk memanggil anak - anak perempuan dikelasnya dengan panggilan teman.

Hell yah!! Dia itu seorang gianta aselyn!! Yang sempurna dan perfect.. jadi dia tak pantas berteman dengan anak - anak perempuan kelasnya itu

Senyumnya pun terukir dengan sendirinya. Tidak ini bukan senyuman palsu ramah miliknya melainkan senyuman penuh akan kesombongan. Yup sebuah senyuman angkuh. Sebuah senyum yang muncul karena sebuah kepuasan. Lorong sepi inilah yang menjadi saksi terbukanya topeng gianta.

oOoOo

suasana sepi perpustakaan adalah kawan yang menyenangkan. Buku - buku yang tersusun rapi ditiap rak, debu yang belum dibersihkan, dan siswa yang enggan ke perpustakaan. Denial tersenyum puas, kepalanya bergoyang pelan, telinganya tersumbat oleh earphone yang melantunkan melodi lembut piano makin membuat suasana perpus menjadi terbaik.

Ah... ini surga

Tangannya membuka sampul buku tentang psikiologi yang selalu dibawanya. Tidak, dia tidak ingin menjadi seorang psikiater yang merepotkan. Lagipula orang bodoh mana yang mau bekerja sebagai psikiater. Ok maksudnya psikiater mengharuskan untuk berinteraksi dan dia harus cukup mencolok untuk itu.

Fakta menyedihkannya dia bukan orang yang mencolok..

Dan lagi dia juga bukan orang biasa - biasa ajak, maksudnya.. dia bukan seperti anak - anak laki - laki seumurnya yang masih bisa terlihat atau dikenali oleh setiap orang. Ini seperti dia ada disana tapi tak seorangpun sadar kalau dia ada disana.

Denial ingat dengan pasti kejadian itu. Saat karya wisata sd dulu, dia tersesat dan ditinggalkan kereta. Tak ada satupun guru dan teman sekelasnya yang sadar kalau denial tak ada dikereta mereka. Ibu denial menelpon pihak sekolah karena denial belum pulang juga sedangkan teman - teman sekolahnya sudah pulang, tentu saja seorang ibu menghawatirkan anaknya bukan. Itu hal wajar. Dan gurunyapun baru sadar saat mengecek absen. Tidak, dia bukannya tidak sadar kalau dia lupa bahwa denial belum naik kereta. Tepatnya..

Dia baru sadar ada anak yang bernama denial arkanta dikelasnya.

Lagipula ini bukan salah wali kelasnya saja, salah seorang denial yang harus tersesat. Kisah ini tidak akan semenyedihkan itu seandainya ada teman dikelasnya yang mengenalnya. Dan kenyataan pahitnya tidak seorangpun yang mengenalnya. Padahal dia selalu mendapat peringkat pertama disekolahnya.

Lihat? Dia tidak memiliki kemampuan untuk menjadi mencolok. Bahkan dengan wajah manis tampan saja tak dapat membantunya. Dan dia juga tak memerlukan seseorang untuk memperhatikannya.

Denial membalik lembar demi lembar buku yang dibacanya. Daripada menjadi psikiater rasanya denial lebih cocok menjadi seorang geoscientist. Pekerjaan yang tak mengharuskan berinteraksi ataupun berbicara dengan seseorang. Mungkin sekarang dia terdengar seperti seorang introvert, tapi dia tidak begitu!!! Dia hanya.. hanya..

Takut kalau mereka tak akan mengenalinya ataupun tau dia ada, walaupun dia ada disana

Pekerjaan sebagai geoscientist juga cukup menguntukan, dia bisa mendapat 1,2 miliar pertahun. Pekerjaan yang menjanjikan bagi seorang denial yang ingin hidup dengan mudah dan tak perlu berinteraksi dengan orang lain.

Sempurna!!

Suara alunan piano juga mendukung suasana hatinya saat ini. walaupun dia bukan anak jurursan ips, dia sudah mempelajari seluruh materi yang seharusnya dikuasai anak ips. Panggil dia jenius, dia tak kan heran karena itulah dirinya.

Halaman buku psikiologi yang seharusnya dia baca terasa membosankan. Diapun menutup buku tebal itu dan memasukannya kembali kedalam tas. Tangannya dimasukan kedalam saku celananya, dia berjalan meninggalkan perpustakaan dengan santai.

Sedangkan disisi koridor lain seorang gadis berjalan dengan senyuman congkak angkuhnya, gianta yang sudah berganti pakaian. mereka tak saling melihat. Tak ada satupun dari kedua pihak yang merasa perlu melihat sekitar. Angin berhembus pelan menerbangkan dedaunan yang baru saja dikumpulkan tukan kebun sekolah. Seperti suatu pertanda mengiringi jalinan takdir dua orang insan tuhan yang berbeda itu.

oOoOo

# geoscientist : profesi ahli dibidang geo, seperti geophysics, geologi, geochemistry, geomatika, geokronologi, dan geo ekonomi.

Attention seekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang