Yang Kris pertama kali lihat dengan irish coklat hanya dinding kamar putih dan lampu padam, mengernyit membuat dahinya dan kepala itu berdenging sakit. Bangkit ia mencoba bangun melaraskan kaki di lantai dingin penthouse.
Mengolah pikir ia mencoba mencari tahu sesuatu gambaran namun yang didapat hanya nol besar. Mengingat bahkan ia lupa dan tak ingat bagaimana ia berakhir di penthousenya sendiri. Yang terekam hanya dirinya yang pulang berpesta.
Z-68
Blood scene, sci-fi, au, maybe hurt maybe romance , or maybe mature . lol.
Universe gagal : lol
"Kau butuh bantuan lagi?" suara merdu itu mengalun saat pemuda tinggi dengan balutan mantel coklat dan jeans hitam memasukan koper kedalam mobil audy hitam.
"Tidak, aku perlu mencari tahu sesuatu,"
Chanyeol menyiram bunga dengan tenang yang ia tanam disisi halaman salon milik sang terkasih. Matanya mengedip menerawang dan terdiam memperhatikan interaksi aneh geret-menggeret satu box plastik.
"Uh, jangan terlalu lama sendiri kau kesini jika ada maunya saja," tanpa gaun tanpa polesan make up. Berkaos merah dan hanya celana boxer menggantung, si Baekhee yang bertamformasi.
Memeluk satu box plastik transparan pemilik berbibir peach kucing menatap lalu mengambil dengan kedua tangan menengadah, matanya ia bulatkan penuh dengan binar-inar layaknya seekor kucing minta dipungut, dan Baekhyun tak tahan untuk tidak memberi."Sampai jumpa, Bibi Baekhyun dan paman Chanyeol,"
"Yaks panda brengsek aku tak setua itu,"
Menyetir dalam dentuman musik mengalun, sekelebat hal berpikir pada kepalanya memutar kilas balik bertahap kejadian. Mungkin ia bisa berbohong pada Baekhyun atau Chanyeol bahwa ia tak perlu tahu masa lalunya, namun mata itu membawa sebanyak mungkin perhatian yang tersita. Salon itu hanya tempat persinggahan, hanya dua orang yang tahu kenyataan dibalik topeng miliknya, tapi itu hanya sebatas pekerjaan. Dibalik itu semua pengendali tubuh dan segala gerak masih mencakup milik orang itu. Penasaran mungkin itu yang dialami, maka dengan rasa itu dia mencoba menulusuri satu per satu jejak.
Orang itu sendiri tak pernah berucap hal dimasa lalu miliknya, seolah memory tersimpan dalam kotak pandora yang tak diperbolehkan keluar. Dan Z sebut saja memang begitu ia dipanggil, mengerti arti tatapan menusuk pemiliknya ketika ia bertanya dari mana ia berasal.
Menyembunyikan berarti harus ditemukan, dan ia akan melakukan apa yang melintas didalam kepalanya. Menyelidik, dimulai dari si korban salah tempat Kris Wu. Pemburuan terhadap satu kelakuan yang akhir-akhir membuat ia harus sibuk dan dipertemukan kembali oleh seorang yang memanggilnya dengan panggilan buah persik di kereta.
Dimulai dari data karyawan satu perusahan iklan terkenal, mudah bagi hacker dan cracker seperti si manis yang duduk santai depan cafe berdiri disamping gedung tinggi dengan papan reklame menandakan perusahaan hebat."Nah begitu, Minhyuk kau harus meniru Kyungsoo atau kau mau pindah tempat dengan si bulat,"
Buruk, jika terus dalam keadaan tertekan ditambah sebuah dorongan otak yang bertumpuk di satu ide yang tak berbentuk. Yeah dan suara berisik Lay mengaung dilantai tempatnya kini bernaung dengan kadar panas AC yang berputar ia kini gerah. Gerah dan berpedar dengan kemeja hitam panjang digulung sampai siku, pulpen di telinga dan rambut klimis akibat gerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z-68
Fanfiction(Hiatus) Aku tak mengerti pentingnya waktu, tiap mili detik menit sebelum aku sadar rasanya 10 tahun berlalu cepat tanpa dirimu," Jika semuanya terasa normal dapatkah waktu dan doa menyatukan kita dalam satu kotak yang sama. Segelap apapun itu taka...