The Bad Day. The-End.

37 0 0
                                    

         ✳A Ghost Beside Me.✳

"Apakah benar kau lupa dengan wanita tadi, kak?" Sesampainya di kamarku, aku mulai mengintrogasi Erren.

Pria itu hanya duduk di meja belajarku dan hujan belum berhenti, cuma hujan rintik-rintik beserta suara guntur atau petir.

"Aku lupa." hanya itu saja jawaban singkat dari Erren.

"Ok, kalau tugasku adalah untuk mencari tahu siapa wanita itu. Aku akan datang lagi ke rumah sakit besok."

tekadku sambil menekan perasaanku karena aku tidak tahu mengapa aku bisa merasakan, kalau Erren akan hilang suatu saat dan mungkin tanpa sepengetahuanku.

Itulah ketakutan terbesarku, tapi di dalam hati kecilku, aku ingin melihat ia berjalan, berbicara dan mungkin mendekapku.

Aku ingin menyelesaikan masalahnya, karena aku telah menyadari kalau aku sedang jatuh cinta kepadanya.

Jadi intinya aku ingin membahagiakan orang yang aku cintai.

Aku tidak tahu kalau sedari tadi, kalau Erren sedang memandangku.

Aku hanya duduk di ranjangku sambil menyandar punggungku di tembok dan pandanganku lurus melihat samping Erren.

"Apa yang kau pikirkan, Sei?" Suara Erren membangunkan ku dari dasar ego ku.
Dengan perlahan-lahan, aku mengangkat kepalaku untuk melihat Erren.

"Aku sedang memikirkan, bagaimana cara nya besok untuk bertemu wanita itu lagi." Bohongku, kan tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya apa yang aku pikirkan kepada Erren.

※☀☀☀※☀☀☀※

Pagi hari ini begitu cerahnya dan indahnya, hari ini aku melangkahkan kedua kakiku ke sekolah sambil ceria.

Karena kata pepatah mengatakan: sehabis hujan, hari cerah akan datang. Badai pastikan belalu.

Jadi hari cerah dan bersahabat ini membuatku gembira.

Karena aku menyukai langit biru yang cerah dan bersahabat, itulah aku yang energik.

Itulah aku yang selalu ceria dan tebar senyum kepada senior, junior dan satpam.

Pada saat ini aku memiliki sebuah akal dan karena aku kasihan dan merasa iba kepada Tante Erika yang selalu merawat dan bekerja untuk mencari uang untuk menembus rumah sakit.

Jadi, pada saat ini aku membawa kaleng besar dan di tempeli oleh foto Erren yang sedang berbaring di rumah sakit.

Di kaleng itu aku menuliskan:" Tolong sisipkan lah sedikit uang, berapa saja yang kalian berikan itu merupakan suatu berkah."

Dan aku adalah orang pertama yang menyumbang, lalu keluargaku dan sekarang aku mempercayakan kaleng tabungan itu kepada kedua satpam sekolah.

Aku telah menempel beberapa foto di sekeliling kaleng tersebut dan aku juga menuliskan di papan pengummuan itu dengan kata.

" Tolong ya, teman-teman. Tolong bantuanya. Pria ini yang bernama Erren dan dia sedang koma dan sudah dua tahun ia terus berada di rumah sakit dan belum bangun pada saat ini juga.

Kalau kalian tidak percaya kalian bisa datang ke rumah sakit ini dan ini adalah nomer kamarnya juga."

Lalu pada saat di kelas aku juga minta uang sumbangan untuk Erren, dengan kaleng kecil dari kaleng susu bubuk.

Dan untunya bagiku karena Erren tidak ada di sampingku, jadi aku bebas bekerja tanpa sepengetahuanya.

Dan hari ini aku akan bolos dari tugas kakak dan langsung menuju ke rumah sakit, sehabis pulang dari sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful Days The Mini Series.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang