Matt mengunyah dagingnya dengan sekeras mungkin. Sengaja untuk membuat kesal semua orang di meja makan itu. Tatapan sinis Rachel dibalasnya dengan ekspresi menantang. Huck dan Amanda saling berbisik sambil turut melemparkan pandangan melecehkan padanya. Tapi Matt menganggap keduanya angin lalu. Lebih tertarik pada reaksi Bellen. Bellen, seperti yang Matt duga, memasang tampang tidak peduli. Pemuda itu makan dalam kesopanan yang menurut Matt memuakkan. Matt membanting pisau dan garpunya. Dia tidak tahan lagi. Beranjak dari kursinya dan pergi.
Di lorong dia menabrak Angelica yang sedang membawa seloyang puding cokelat. Puding tadi terlempar ke lantai. Membuat noda besar di karpet. Angelica menggerutu namun sama sekali tak berniat menatap langsung pada Matt.
Matt menendang pintu belakang sampai terbuka. Chris dan David yang sedang merokok di sana sempat terkaget-kaget. Namun begitu melihat wajah Matt, keduanya langsung membuang muka. Masuk ke dalam meninggalkannya sendirian.
Matt tersenyum masam. Diinjaknya puntung-puntung rokok bekas kedua pemuda tadi.
"Aku ingin mereka semua mati," lirihnya.
Sekonyong-konyong sesuatu jatuh di kepalanya. Ujungnya cukup tajam sehingga Matt mengernyit dan secara refleks mengibaskan tangan ke kepalanya. Benda tadi kini tergeletak di lantai. Sebuah kartu berukuran postcard. Berwarna hitam legam dengan lambang aneh berwarna emas di salah satu sisinya. Di bawah lambang tersebut tertulis satu kalimat, 'Aku bisa membantumu'.
Dengan bingung Matt melemparkan pandangan ke sekeliling. Tidak ada siapapun di dekatnya. Jadi siapa yang melemparkan kartu ini ke kepalanya?
Dibaliknya kartu tadi. Kalimat lain tertulis di sana. 'Siapa yang ingin kau bunuh terlebih dahulu?'