“Siapa yang malem-malem gini dateng? Ngapain ketuk-ketuk segala?” Kenapa nggak masuk aja?” Tanyaku kepada yang lain. Yang lain hanya menggelengkan kepala sambil mengangkat bahunya. Saat ku buka pintu, ternyata yang datang itu Mada. Dia tersenyum saat melihatku. Lesung pipinya sampai terlihat. Sungguh manis. Aku tersenyum balik kepadanya. “Ngapain kamu kesini?”
“Pingin aja, bosen diem di kamar nungguin Reuben terus.”
“Terus kamu tau aku disini darimana?”
“Darimana aja boleh deh. Gue boleh masuk?”
“Ya ampun, boleh lah. Ayo masuk! Btw, kenalin yang pake kerudung dan kacamata Dhea, kalau yang di kerudung aja Yuli, kalau yang nggak di kerudung Anisa.” Ucapku mengenalkan mereka kepada Mada. Lalu aku mengenalkan Mada kepada mereka.
“Mad, aku Tunists loh. Inget aku nggak?” Ucap Dhea sambil melambaikan tangan.
“Kenapa mesti nanya? Gue inget kok.” Ucap Mada sambil tersenyum.
Setelah itu kami pun berincang berbagai macam hal, hingga tak terasa bahwa waktu sudah menunjukan pukul 12 malam.
“Eh udah jam 12. Gue balik dulu ke kamar ya. Btw, kalau mau nengok Reuben ke ruang 228 aja. Bye!” Mada pun melambaikan tangan, lalu keluar dari ruangan.
“Cie Dira lagi deket sama cowo nggak cerita sama kita. Deketnya sama idolaku lagi.” Ucap Dhea sambil menatapku tajam.
“Ya elah gitu aja masa kamu marah. Lagian aku itu baru ketemu tadi.”
“Serius? Kok kayak yang udah kenal lama gitu.” Ucap Yuli sedikit penasaran.
“Serius. Aku juga nggak tau, mungkin Mada orangnya ramah meskipun baru kenal.”
“Emang Mada kayak gitu. Kadang dia pendiem, kadang dia juga suka random gitu.” Ucap Dhea menjelaskan. Jujur saja di antara kita hanya Dhea yang menjadi fans gila-gilaan TheOvertunes. Aku, Yuli dan Anisa hanya menyukai lagu mereka saja. Aku, Yuli dan Anisa pun mengetahui lagu mereka dari Dhea.
“Eh, kamu kenal Mada dimana?” Tanya Anisa.
“Di rumah sakit ini. Jadi waktu itu.....” Aku menceritakan awal aku bertemu dengan Mada.
“Kayaknya sih bakal ada yang jatuh cinta gitu” Ucap Yuli diiringi tawa kecilnya.
“Kayaknya bakal dapet PJ kalau sampe jadian.” Ucap Dhea.
“Kalian apa sih...”
“Dih geer, emang kita bilang kalau yang jatuh cinta itu kamu?” Tanya Yuli?
“Nggak sih... Tapi kalian nyebelin deh....”
Dan mereka pun tertawa meledekku. Setelah itu kami pun memilih untuk tidur, dan kami hanya tidur di sofa.