"Sesuatu yang tak terencana, terkadang akan berbuah manis"
Burung berkicau seakan tidak ingin berhenti menyambut datangnya sang mentari. Akupun juga tak ingin kalah dengan mereka. Berbekal handuk dengan raga yang baru menempel segera aku bergegas ke kamar mandi untuk mendahului kakaku yang sedang asik berbincang dengan ibu. Oh yaa,, sambil menungguku spa di kamar mandi. Aku mau sedikit memperkenalkan diri, agar lebih akrab dengan kalian. Namaku Sesita Putri Aini, aku biasa dipanggil Sita. Aku adalah anak ke tiga dari dua kakak dan satu adik laki-laki.
Tanpa terasa jam sudah menunjukan pukul 06.15 WIB. Aku baru ingat kalau hari ini jam pelajaran dimajukan karena akan ada seminar yang diadakan satu tahun sekali. Tanpa sarapan pagi aku langsung berangkat dan berpamitan dengan ibuku tapi tidak dengan ayahku. Ayahku di tugaskan di Kalimantan untuk beberapa bulan.Dengan menaiki sepeda motor kesayangan yang selalu setia mengantarku kemanapun aku pergi. Aku segera menancap gas hingga berkecepatan 80 km/jam.
Sesampainya aku diparkiran, aku segera berlari menuju ke kelasku yang berada di ujung sekolah ini. Tetapi anehnya kelasku masih sangat sepi, baru segelintir anak yang datang."Hey.. Aku rasa tadi aku sudah terlambat? Tapi kok masih sepi banget sih? Apa aku yang ngelindur ya?" Tanyaku.
"Iya.. Aku juga baru dateng. Katanya sihhh, har ini fakultatif dan seminarnya dimajukan." Jawab Nilam, teman sebangkuku.
"Wah, adik donk." Sahutku.
"Apanya yang asik?" Tanya Nilam.
Tiba-tiba bu Laina masuk tanpa basa basi disertai teman-teman yang enth darimana asalnya.
"Anak-anak segeralah bergegas ke Aula. Karena, sebentar lagi seminar akan dimulai!" Utus bu Laina.
Semua anak bergegas ke Aula karena tak ingin mendapat tempat paling belakang. Sayangnya saat itu aku kehilangan sepatuku. Bersama teman sebangkuku Nilam, aku terus mencarinya. Hingga akhirnya, aku melihat sesuatu di dekat tempat sampah. Sepertinya teman-temanku telah menyembunyikannya. Karena tak ingin mendapat tempat belakang, aku dan Nilam segera bergegas menyusul teman-temanku yang mungkin sudah sampai di Aula duluan. Tanpa pikir panjang aku segera masuk dan mencari kursi kosong. Mungkin hari ini aku belum beruntung, kursi belakangpun sudah penuh semua. Akhirnya, aku dan Nilam berdiri bersama para siswa lain yang tidak kebagian kursi.
Satu jam berlalu, aku merasa ada yang aneh di diriku. Kepalaku pusing sekali, mata berkunang-kunang, kakiku mulai lemah menopang tubuhku. Tidak sampai satu menit pandanganku kabur dan sangat gelap. Aku terjatuh, semuanya menjadi gelap dan tubuhku terasa melayang. Hingga, aku tidak merasakan apapun.
"Dimana aku?" Tanyaku."Kamu ada di klinik sekolah, Sita" Jawab Kak Citra di sekolahku.
"Bagaimana aku bisa disini?" Tanyaku lagi.
"Tadi kamu pingsan dan Ahmad yang menggotongmu kesini. Setelah ku periksa, ternyata kamu kelelahan dan lupa minum vitaminmu. Lalu kamu juga belum makan." Jelas Kak Citra.
"Apa benar, Ta?" Tanya Nilam dengan cemas.
"Iya Nil. Tadi, aku tidak sempat sarapan karena aku terlalu terburu-buru. Kupikir jam pelajaran hari ini jadi dimajukan." Jawabku.
"Seharusnya kamu sarapan dulu." Kata Nilam.
"Iya Nilamku sayang. Oh ya, Ahmad itu siapa sih?" Tanyaku pada Nilam.
"Dia itu anak MIPA 15. Anaknya sih suka cuek kalo deket orang asing. Banyak loh yang ngefans sama dia." Bisik Nilam.
Tanpa mengetuk pintu ada seseorang yang tak ku kenal, masuk secara tiba-tiba.
"Bagaimana keadaanmu, Sita?" Tanya anak itu.
Akupun menjawab "Maaf siapa ya? Tau namaku dari mana ya?"
"Emmm, Namaku Ahmad. Oh ya, kelihatannya kamu sudah sehat kalau begitu aku pergi dulu. Lain kali jangan lupa sarapan dan minum obat." Jawabnya agak sinis.
Saat aku akan mengucapkan terima kasih ternyata Ahmas sudah pergi begitu saja.
"Baiklah. Jika aku bertemu dengannya lagi. Aku akan berterima kasih padanya." Kataku dalam hati.
Thanks for reading😍😍
Vomment and sorry for typo's🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Pada Waktunya
Não FicçãoAwal yang baik membuat semua orang ingin mengakhirinya dengan baik pula.