"Lo tau kan semua orang tuh gak suka sama Clarissa, dia itu terlalu Bitchy. Gasuka."
"Gue juga gak suka. Tapi kita gak boleh ngomong kenceng-kenceng, lo kalo kedengaran Clarissa mati lo di labrak."
"Iya, iya gue tau. Benci banget gue sama dia. Perilaku nya itu loh~ terlalu murah."
"Iya, liat aja deh penampilannya. Gak sesek apa pake baju olahraga kaya gitu. ngepas banget."
"Iya, ngepas banget. Sampe nyeplak gitu. Dasar jalang."
Clarissa terus memainkan bola basket ditengah lapangan menghiraukan omongan-omangan orang tentangnya. Semua menatap Clarissa hina. Seolah mereka benar saja.
Clarissa tidak peduli. Reputasinya sudah buruk, walau Clarissa bersikap baik pun mereka akan terus berpikiran miring kepada Clarissa.
"Oi. Veer! Sutts." Clarissa berjalan kepinggir lapangan ketika dipanggil oleh Ash, Sahabat nya.
"Apaan?" Tanya Clarissa bertolak pinggang.
"Lo lagi olahraga?" Ash mengalihkan pandangannya ketika Clarissa berada dihadapannya.
"Menurut lo? Tolol." Clarissa mendelik, melihat cowo dihadapannya ini dengan kesal, "Mau apa lo, Ashetan?"
Ash menatap Clarissa sebentar, "Nanti mama nyuruh lo kerumah." Ujarnya, "jam delapan ya. Nanti gue jemput."
"Oke, emang mau ngapain?" Tanya Clarissa. Kenapa si Ash tidak mau menatapnya? Apa Ash sudah jatuh cinta pada Clarissa sehingga tidak bisa menatap lama-lama Clarissa?
Ash menatapnya sebentar lalu mengalihkan pandangannya lagi, "Gak tau gue juga," ujarnya, "Veer baju lo nyeplak."
Clarissa melirik kebaju olahraganya yang berwarna putih. Memang si, nyeplak menampilkan bra nya.
Dasar setan.
Dikira Clarissa, Ash tidak mau menatapnya karna sudah jatuh cinta. Tapi, malah gara-gara bajunya nyeplak.
Clarissa ingin berkata kasar.
"Sialan lo. Gue kira lo udah jatuh cinta sama gue, makannya gak mau natap gue. Dasar Aseton."
Ash tetap tidak menatapnya, "Udah tutup sana. Ganti. Gausah kebanyakan bacot lo, mau gue sumpel?"
Clarissa tersenyum jahil, "Dede mau dong disumpel, bang. Ayolah."
Ash berusaha menutup cengirannya dengan ekspresi datar, tetapi sepertinya gagal. "Apa salah hamba yatuhan? Kenapa hamba dipertemukan dengan cewek laknat sepertinya? Semoga iman hamba selalu kuat bila didekat iblis penggoda ini. Amin."
Clarissa tertawa melihat Ash yang pura-pura berdoa dengan wajah yang serius, "Sialan lo. Mau gue tendang selangkangan lo? Mau?"
Ash tersenyum jahil, "Mau dong, dede."
Clarissa tertawa, dan merubah posisi seperti siap menendang. Tapi Ash menghindar dan Clarissa beridiri tegap lagi.
"Udah sana ganti." Titah Ash.
"Gak mau, gantiin dede bang."
Ash mengubah tatapannya. Memperingati, "Ganti sana."
Clarissa menggeleng.
"Veer."
Clarissa menggeleng lagi.
"Veer, ganti."
"Gamau."
"Veer. Ganti!"
Clarissa lagi lagi menggeleng.
"Veer. Ganti! Lo mau gue bunuh, hah?" Ash maju selangkah menarik tangan Clarissa kuat. Ash melototi Clarissa. "Ganti!"
Clarissa itu hanya ingin bercanda.
Tapi kenapa Ash sebegitu marahnya?
Ah, Clarissa tau kenapa..
Clarissa mengangkat tangan kanannya yang tidak dicengkram Ash. Mengusap kepala Ash dengan lembut. Membuat Ash memejamkan matanya. Menikmati.
"Maaf, Ash. Udah bikin lo marah." Clarissa tersenyum sendu, "Gue tadi cuma becanda..."
💋
455 word
-17122016--Hana Styles✌😁
KAMU SEDANG MEMBACA
They Don't Know
Teen FictionClarissa veerlina, cewek yang sudah di cap murahan, cuek dan agak pemberontak. Tetapi, ketika menatap sepasang mata hitam itu. Dia hanya bisa menunjukkab sifat aslinya. Terhanyut dalam kegelapan yang menyimpan berbagai misteri. P.S: SANGAT DIANJURKA...