chapter 1

2 0 0
                                    

Clara berlari dengan sekuat tenaga, ia tak ingin ketinggalan pelajaran biologi, pelajaran yang baginya sangat menyangkut pada masadepan nanti. Hari ini adalah hari ke 2 ia sekolah di tingkat kelas 11 SMAN NUSA BANGSA, Rasanya baru kemarin ia berkumpul bersama keluarga dan hari ini harus kembali ke sekolah kemudian tinggal di asrama yang super duper menyebalkan itu.
"Brukkkkk"
Seorang cowok menabrak dan keduanya pun terjatuh.
"Aduhh" clara meringis sambil mengelus2 dahi. Pria yang menabrak juga sama meringisnya kemudian bangun.
"Besok-besok gak usah lari-lari" perintah ia sambil menghapus darah yang terus mengalir di hidung ny.
"Ii..i..iya, maap" jwab clara gagap, lalu segera bangun.
"Lo gak papa?" tanyanya hawatir karena melihat darah pada hidung cowok itu.
Cowok itu mengerutkan kening dan sekilas melirik Clara.
" udah tau gue kenapa2, masih aja nanya"
Clara hanya diam merasa bersalah.
"Mau gue obatin" tanya nya lalu memperhatikan dandanan cowok itu,
Ampunn kacau amat dah, kemeja sekolahnya tidak di masukan kedalam celana, seragamnya terbuka sehingga baju bebasnya terlihat, tidak memakai dasi, tidak memakai sabuk, serta rambutnya yang tidak rapi, seperti murid biang onar. Clara mulai gugup tegang
" berandal sekolah kayaknya" gumam dalam hati
"Boleh, tapi harus cepet! Soalnya gue ada urusan" sahutnya datar setelah beberapa detik berpikir.
Clara menelan ludah susah payah lalu mengangguk berusaha tenang.

           
****
"Lama2 setres gue disini",ucap seseorang sambil melemparkan buku paket ke belakang, lalu "plakk" terdengar suara mengenai orang lain.
"Woy, refan buku lu nempok kepala gue!" ucap jono marah tak terima. Jono si ketua kelas XI-5 anak kutu buku dengan cirikhas kacamatanya yang selalu melorot ke hidung karena kegedean.
Refan bangkit dari kursi menengok kebelakang dengan alis terangkat
"Teruss" jawabnya ketus, lalu membawa tas dan melengos ke luar kelas. Jono yang sempat kesal hanya menggelengkan kepala. Sudah tak aneh baginya melihat itu. Refan memang terkenal murid nakal di kelasnya bahkN murid paling nakal di SMA ini, kerjaan nya tauran, bolos, ngeroko di belakang sekolah sama gerombolan nya, dan jika sekolah pun ia hanya main hape, tidur, ngerjain anak cewek. Dan terus saja begitu.
"Pasti bolos lagi tuh anak" ucap fimm yang dari tadi sibuk ngerumpi bersama teman2 nya ngegosip, menceritakan hal2 yg lagi ngetrand mulai dari cowok ganteng, style baru, sampai masalah pribadi yang ujung2nya tuti menangis karena terlalu baper.
Jono berdiri memperhatikan kondisi kelas, ia merasa muak& jengkel. Banyak orang bilang SMA itu masa indah, masa paling gereget namun baginya itu salah, ia malh menderita ketika masuk SMA ini. Ia hanya bisa menghembuskan nafas pasrah merasa lelah.
"Parahh banget" gerutunya
Ada yang lagi salon2nan dengan rambut dipasang roll disisir2 lembut, yaitu mira si gadis rambut dari kelas XI-5 adalah salon abal2 yang terpercaya, selain murah meriah keahlian nya dalam mengotak atik rambut juga lumayan. Banyak cewek kelas 10 sampai kelas 12 datang ke XI-5 hanya untuk potong rambut atau pun merubah gaya rambutnya.
Sementara sodik si idiot menyenggol teman2nya karena tak terima muka nya dimainkan. Mereka asik nimrung si pojok bermain kartu dan nyolong bedak murid cewek lalu dicampur air kemudian ditamplokan pada muka salh seorang yg kalah, lalu dengan spontan mereka tertawa keras.
"Woy, woy, jangan banyk2 napa, nanti kalo tiba2 cewek gue kesini terus liat muka gue kek gini gimana"
"Derita lo kali, huhhaaha" mereka tertawa puas sambil menamplokan lagi bedak pada muka sodik yang akhirnya mukanya benar2 kacau parah.
"Emang cewwk lu sapa si dik, focus aja lu belajar. Kasian nyak babeh lu udah keluar biaya nyekolahin disini" sahut refan mendadak muncul
"Gue kira lu bolos fan"
"Kagak jadi, ada bu sukma di gerbang"
"Hahaha, gak cape lu dihukum mulu"
"Kagak, bodo amat gue. Mending ngebersihin toilet daripada diem melototin rumus2, pusing pala barby" ucap refan memegang kepala manja merasa menderita.

"Anjritt bedak guee.." teriak siti, cewek rempong yg selalu hawatir akan kecantikan. Semua tertuju pada wadah bedak siti yang benar2 kosong.
"Woyy sodik banci, gantiin bedak guee.." ia melotot tajam sambil berkacak pinggang penuh amarah.
Yang lain hanya cekikikan melihat muka sodik yg hancur krna dikerjai teman2 nya.

"Jangan marah2 gitu neng, santai.. Nanti kalo tensi darah nya naik baru tau rasa loh"

"Sialan lo ya", melepas ikat rambut kemudian berjalan menuju sodik, siap menghajar. Emang sudah beberapa kali bedak siti di colong sama si sodik bahkan bepuluh kali, dan nantinya alasan sodik masih sama "buat main kartu biar gereget"

"Ets, ets, ets, sabar non" refan tersenyum nakal menghadang.
"Jangan gitu dong neng abang atuttt, nanti abang beliin lagi deh" balas sodik mengumpat di belakang refan.
Siti benar2,tak tahan ingin mengcincang sodik. Tanpa basa basi ia mendorong refan hingga jatuh kelantai.
"Gilaaa,, si siti ngamuk " refan tertawa usil sambil menggeleng kepala. Dengan mudah siti menjambak rambut sodik, sekuat tenaganya, hingga sodik pun meringis kesakitan.

"Sialan lu yah banci, udah tau sulit beli tuh bedak.. Masih aja doyan nyolong "

"Aa..aa..aaaa sakit tii, ampun gak bakal ngulang lagi dahh, ampumn"

"Yaelaa dikk. Laki dikit napa masa kalah sama citiww sih" elak refan yang duduk di lantai seperti sedang menonton film favoritnya.
Murid lain kembali tertawa melihat itu.

" lepas sitt. Gue bukan tipe cowok yang suka lawan cewek"

"Kenapa? Takut lu ama gue? Oh iya yah gue lupa kan lu banci" balasnya menyeringai puas.

Dengan spontan sodik menjambak rambut siti, ia tak menerima perkataan itu.

"Eh buset banci, gila lu yah ngelawan cewek " siti meringis kesakitan.

"Gue bukan banci" balasnya

"Aa..aa...aa lepas oy rambut gue rusak"
Semua murid bangkit dari kursi melihat itu, refan menyeringai puas merasa permainan nya mulai menarik.
Mira yang dari adi anteng sama kerjaan abal2 nya, sekilas menggalkan lalu mengambil musik box dan memainkan music DJ dengan volume keras. Cowok lain bersorak asik, tertawa geli melihat mereka yang abis2san saling jambak. Refan berjalan menuju pintu berjaga jika ada guru datang.
Ada juga yang malah ngambilin pulpen, pensil murid lain mengambil kesempatan dalam kesempitan lumayan buat nanti cadangan. Jono si ketua kelas hanya diam pasrah, toh jika ia turun tangan pun mereka tak kan berhenti yang ada dia kena batunya. Jujur jono ingin sekali turun jabatan, namun selalu gagal karena berbagai alasan salah satunya karena cewek.
"Jono ganteng jangan nyerah ya, semangatt" mengedipkan sebelah mata
"Jonoo, masa mau turun jabatan sihh, plis tetep jadi ketua.. Kalo ketua nya orang lain nanti gue menderita" sambil pegang2 tangan jono
"Jono.. Gue suka lu karna lu punya jabatan, kalo tau gini jadinya, heuhh.. Gak asik lu" mengelus2 paha jono kemudian tanpa aba2 nabok gitu aja. Heuh Emang tipe cewek cabe yg kek gitu, ada maunya, tapi jono benar2 tak mau kehilangan mereka.

"Jambak yang kuat dikk, laki gak boleh kalah" oceh refan dari pintu mengompori, kedua tangan nya di lipat di dada dan sebelah kaki kebelakang mendorong pintu.

"Aihhh.. Kak refan tuh, kece bingits.." ucap cewek2 kelas 10 dari luar. Banyak murid yang berdatangan ke XI-5 untk menonton kejadian itu. Mereka tertawa geli melihat aksi yang sama2 tak ingin kalah, berputar2 lalu saling kuat menjambak dan keduanya teriak kesakitan.

"Refan ganteg banget sihh" teriak cewek kelas 12 dari luar, bukan keributan yang mereka tonton melainkan sosok refan yang terkenal cowok cool, dan super ganteng. Refan hanya diam tak menghiraukan ia tak pernah melirik satu cewek pun yang menggodanya.
  
"Permisii.." calara menyapa cowok yang berdiri di pintu.

Refan pun menoleh lalu menatapnya "elo"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEJUTA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang