Kebijakan Neara adalah; tidak membangunkan Atta dihari libur. Atta diberi kewenangan akan bangun jam berapa pun sesuka hatinya tanpa ada yang mengganggu. Kalau sampai ada yang membangunkan Atta di hari sabtu dan minggu, mampuslah orang itu karena Atta akan memarahinya habis-habisan.
Seperti sabtu ini, jam sudah menunjukan pukul 11 siang, tapi Atta belum juga bangun, cowok itu masih tertidur pulas dikasurnya dibalik selimut tebal. Iler sudah membanjiri bantalnya, kalau dia tidak segera merubah posisi tidurnya jadi telentang, mungkin beberapa saat kemudian bantal itu akan bisa diperas.
Semalam Atta begadang sampai jam empat subuh karena main game snipper dengan komputer di lantai bawah. Jam empat dia baru naik ke atas, masuk kamar dan langsung tidur. Jadi kemungkinan besar hari ini dia baru akan bangun jam dua atau bahkan sampai jam empat sore. Atta suka jadi Kebo kalau hari libur.
Sementara di taman depan rumah, Arletta sedang memberi makan dua kelinci milik Atta. Kelincinya bagus, bulunya bersih dan berwarna putih. Kelinci itu sepasang, jantan dan betina, dan yang betina perutnya membesar sedang hamil, sebentar lagi pasti akan lahir. Yang lebih menggemaskan menurut Arletta adalah; kedua kelinci itu memakai kalung, kalung si betina ada inisial huruf S, dan kalung si jantan berinisial A.
Arletta menerka-nerka, kira-kira itu inisial apa?
Arletta geli sendiri saat ia berkesimpulan, mungkin inisial A pada kelinci jantan artinya Attala. Dan inisial S pada betina... inisial pacarnya Atta, mungkin? Eh, bukannya Atta jomblo? Tapi siapa yang tahu?
Arletta berdiri dari jongkoknya setelah memasukan kembali kelincinya ke kandang, ia menggelengkan kepala merasa konyol memikirkan hal yang tiada guna. Lalu masuk kedalam rumah dan mencuci tangan di wastafel.
"Atta itu memang nyusahin, punya peliharaan tapi nggak mau ngurus," kata Neara yang sedang di dapur membuat puding.
Arletta menanggapi dengan kekehan. "Ada yang mau di bantu tante?"tawarnya.
"Nggak ada sih," Neara menjawab. "Letta, senin besok kamu udah masuk sekolah kan? Gimana? Persiapan udah lengkap?"
"Udah tante, paling yang belum buku-buku sama pensil. Nggak bawa dari Kalimantan soalnya,"
"Ke Gramedia aja. Nanti tante suruh Atta buat nemenin kamu,"
"Emang nggak ngrepotin tante?"
"Nggak lah, ngrepotin apa? Kamu nggak usah sungkan Arletta. Misalnya kamu perlu apa dan butuh bantuan apa kamu tinggal bilang aja. Jangan sungkan, ya? Anggap kami ini keluarga, dan anggap rumah ini seperti dirumahmu sendiri. Dan kamu nggak perlu ikut bersih-bersih. Kemarin mbak Asri bilang katanya kamu ngepel lantai sama lap-lap, nggak usah kamu melakukan pekerjaan itu,"
"Kemarin aku nggak ada kegiatan apa-apa, daripada bosan cuma diam dikamar dan nonton tv, mending bantuin mbak Asri,"
"Iya Arletta. Tapi kan tante jadi nggak enak sama Mamamu. Jangan ulangi ya?"
Kemarin Arletta memang membantu mbak Asri membersihkan rumah, bukan ada yang menyuruhnya, tapi inisiatifnya sendiri sebagai orang yang numpang, Arletta tidak mungkin bersikap seenaknya seperti dirumahnya sendiri, sebisa mungkin ia membantu dan bukan malah menyusahkan orang yang menumpanginya tempat tinggal. Dan sebenarnya ia memang gadis yang rajin dan mandiri.