AM

98 17 12
                                    

Berkolaborasi dengan
NakajimaEnju

#Tugas2WGC

officialWGC

Namaku, Kenzo. Sorot mata tajam yang mampu menaklukkan banyak gadis, hidung mancung, bermanik mata biru dan berkulit putih adalah andalanku. Sebenarnya sikapku sangat menjengkelkan, tapi karena hal-hal di atas semua gadis malah menyukaiku bukan membenciku.

Sekarang, aku tengah mengikuti sebuah ajang lomba basket dimana akulah yang menjadi kapten dalam tim basket sekolah.

"Semangattt Kenzo, aku selalu mendukungmu."

"Aku? Kita semua mendukung Kenzo tau," protes salah satu gadis di bangku penonton

Haaah, sebenarnya aku sangat jengah dengan sikap mereka. Baru-baru ini aku mendengar bahwa mereka telah melakukan tindakan kekerasan terhadap murid bernama Ai. Di depanku bersikap seperti putri solo, tapi kalau di belakangku? Huh, seperti serigala yang tidak makan selama satu bulan lebih. Rrrr, aku jadi ngeri membayangkan hal itu.

Pertandingan berjalan dengan seru. Aku selalu bersemangat dalam pertandingan apapun. Sorakan para gadis bermuka dua itu masih terdengar sangat jelas. Aku sempat tidak fokus karena sorakan mereka. Apalagi saat mengetahui bahwa tim dari sekolahku yang menang, mereka semakin menjadi-jadi. Tapi, dari kerumunan gadis itu aku melihat seseorang yang duduk tenang dengan wajah sendu. Dia cantik. Tunggu, dia adalah penyandang disabilitas. Tapi itu tidak masalah bagiku.

Samar-samar aku dengar suara dari Kepala Sekolah yang memenuhi ruangan.

"Seorang siswi bernama Ai dimohon untuk menghadap saya secepatnya, terima kasih."

Apakah Ai gadis yang di bully itu? Atau Ai lain?

Gadis yang aku perhatikan dari tadi berdiri dan meninggalkan lapangan basket. Kenapa dia pergi saat gadis bernama Ai dipanggil? Ahhh, aku baru ingat jika gadis yang di bully itu adalah penyandang disabilitas. Berarti Ai itu dia? Aku beruntung sekali.

----

Akhirnya aku bisa ke kantin. Lapar sekali rasanya. Loh, itu kok ramai-ramai ada apa ya? Kok banyak yang teriak? Ada apa sih? Untuk mematikan rasa penasaran ini, aku memilih untuk mendekat.

Astaga, apa ini? Aku harus menolong gadis tersebut. Ayolah Kenzo lakukan sesuatu.

"Hentikan. Apa yang ada dalam pikiran kalian? Kalian manusia? Tak Bisakah kalian bersikap adil dengan sesama kalian?" tanyaku lalu pergi dengan menggandeng tangan gadis itu.

Aku lebih memilih untuk menyebutnya dengan sebutan "Gadis itu" Daripada aku salah orang dan ternyata dia bukan Ai.

Di tengah jalan, aku hanya mendengar dia menangis. Sekejap aku menoleh. Sayang, manik mata indah itu tidak pernah terlihat berbinar. Bibir ranum itu, aku tahu memang tidak sempurna. Tapi aku yakin, pasti saat sebuah lengkungan kecil itu terbuat akan terlihat sangat indah.

"Lepaskan," ucapnya tiba-tiba, "kau sama seperti mereka, tidak usah berlagak baik di depanku," sambungnya kasar.

"Aku hanya ingin menolongmu, apa itu salah?" tanyaku padanya.

Dia pergi tanpa menjawab pertanyaanku. Aku ingin menjadi temanmu, aku akan selalu membantumu dalam keadaan apapun. Aku ingin menjadi seseorang yang membuat bibir ranum itu tersenyum. Aku ingin menjadi seseorang yang membuat manik mata indah itu berbinar akan kebahagiaan.

Sebenarnya aku sudah mengetahui segala sesuatu tentang gadis itu sejak lama. Tapi aku tidak pernah melihatnya dibully seperti tadi. Sudah lama aku ingin menjadi temannya. Dan ini adalah saat yang tepat.

Accept MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang