2

74 10 1
                                    

Taehyung mengikuti gadis itu dari belakang. Bahkan NiRa terlihat ceria walaupun hanya melihat punggungnya saja. Tanpa sadar Taehyung tersenyum simpul.

Dan tanpa disadari lagi, kini Taehyung sudah dibawanya melewati semak-semak dan pohon besar.

"Hei apa kita salah jalan? Apa kau berteman dengan raksasa didalam hutan?" tanya Taehyung agak sedikit khawatir.

"Diam dan lihatlah. Sebentar lagi kita sampai." ucap NiRa penuh semangat.

Taehyung berpikir kembali. Ternyata gadis ini memang tidak takut dengan apapun. Apapun.

Taehyung hampir menabrak punggung gadis itu yang berhenti tiba-tiba. Ia ingin bertanya kenapa. Tapi, Taehyung sudah melihat alasan kenapa gadis itu berhenti.

"Apa ini alasan kau suka malam?" tanya Taehyung lirih. Ia melihat sungai yang indah yang terkena kilauan cahaya bulan dan bintang. Sangat cantik.

NiRa mengangguk mendengar pertanyaan Taehyung.
"Dia cantik, bukan?"

Taehyung tertawa kecil-mungkin itu tawa pertamanya setelah sekian lama.
Gadis disampingnya ini menyerahkan nyawanya dalam bahaya hanya karena sebuah sungai.

"Yak! Kenapa kau tertawa?" NiRa tidak terima kalau dirinya ditertawakan. Bukannya diam, tapi Taehyung masih tertawa. Hal itu membuat NiRa kesal dan melangkahkan kakinya dengan kesal lalu duduk dipinggir sungai.

"Kau sangat menyukainya?" tanya Taehyung menyusul NiRa lalu ikut duduk disampingnya.

"Aku suka cahaya."

Taehyung terdiam. Gadis ini suka cahaya, sementara dirinya menyukai gelap.

"Aku sangat menyukai cahaya di kegelapan. Rasanya sangat indah."

"Aku bisa menunjukkan padamu yang lebih indah." ujar Taehyung meyakinkan sambil menatap hamparan sungai yang memantulkan cahaya bulan.

"Benarkah?" Taehyung melihat mata itu. Mata yang berbinar kearahnya.

Taehyung mengangguk.
"Nanti, kalau kau sudah membuktikan kalau kita memang teman."

NiRa terdiam sejenak, "ah kau benar! Bahkan aku lupa kalau kita baru bertemu" lalu ia menertawakan dirinya sendiri dan memukul kecil kepalanya.

Melihat itu, Taehyung ikut tertawa kecil.

"Apa kau tidak takut denganku? Aku bisa saja menculikmu."

'Aku bisa saja membuatmu terluka dan merasakan pedih.'

NiRa menganggap perkataan Taehyung itu lelucon. Ia sudah tertawa. Padahal, ia tak tau kalau ada pernyataan lain di hati Taehyung.

"Kalau begitu aku mau diculik dengan orang sepertimu," NiRa tertawa kecil. Ia memikirkan kalau ia akan diculik dengan lelaki tampan seperti Taehyung.

Tapi Taehyung tidak mendengar jawaban NiRa. Ia terlalu larut dalam pikirannya sendiri.

Gadis disebelahnya ini sangat baik hati, ceria, juga lucu. Tapi apa dia masih mau berteman dengan Taehyung jika Taehyung sudah menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Dirinya yang mungkin bertolak belakang dengan NiRa.

Apa senyuman itu masih muncul untuknya?

Taehyung tersadar dari lamunannya ketika tangan NiRa mengibas-ngibas didepan wajahnya. Ia melihat wajah oval NiRa yang seakan bertanya 'ada apa?' Tapi Taehyung hanya tersenyum seolah tidak ada yang ia pikirkan tadi.

Detik berubah menjadi menit. Waktu terasa berlalu dengan cepat. Dua insan itu masih bercakap-cakap di pinggir sungai dengan naungan cahaya bulan. Kadang keduanya tertawa menertawakan diri mereka satu sama lain.

"Sudah sangat malam. kau tidak mau pulang? Atau menginap disini?" Tanya Taehyung setengah bercanda.

NiRa melihat jam tangan berwana baby blue ditangan kanannya. Lalu ia berdiri dari posisi duduknya, membersihkan celananya yang kotor. Taehyung juga melakukan hal yang sama.

"aku akan mengantarmu," ujar Taehyung yang disambut anggukan semangat dari NiRa.

"Sudah lama sekali tidak diantar oleh lelaki tampan haha" candaan yang dilontarkan dari bibir plum milik NiRa sukses membuat Taehyung salah tingkah. Tentu saja NiRa melihat itu. Ia tertawa, lalu menepuk bahu Taehyung, "Ayo,"

I Don't Need My WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang