Meminta Maaf

363 24 0
                                    

Matahari mulai menembus masuk ke gorden appartementku dan cahaya hangat mulai berusaha membangunkanku. Burung burung berterbangan dan berkicauan dengan indah. Perlahan lahan aku membuka mataku yang terasa sangat berat untuk dibuka ini, dan melirik ke arah jam dindingku. Sekarang pukul 7 pagi. Aku melihat sekeliling ku, aku berada di sofa bersama gaby. Aku ingat, semalam kami membuat tugas kliping dan kami ketiduran di sofa.

Aku menguap lebar dan membangunkan gaby " gabb, bangun sudah siangg"."hah?", katanya sambil membuka setengah matanya."gara gara kau aku menjadi lelah", ucapnya merengut. "Kau sendiri yang bilang akan membantuku membuat kliping", ucapku sambil tersenyum sinis. " tapi tidak seharusnya kita langsung menyelesaikan tugas kliping itu dlm satu malam, seharusnya kita melanjutkannya hari ini",katanya. "Kau yang menyuruhku menyelesaikan kliping itu malam itu juga, itu kesalahanmu sampai sampai kita tidur jam 12". Dia melihatku lalu menguap lebar dan kembali tidur di sofa, aku yang melihat tingkahnya hanya tertawa kecil dan beranjak menuju kamar mandi."Yaampun gaby, aku kira kau sudah mandi", kataku saat keluar dari kamarku. "Memang sekarang jam berapa?",tanyanya. "9",kataku sambil menyiapkan sarapan. "Kau bau sekali sana pergi mandi", ujarku saat berada di sampingnya. Dia berdiri dan berjalan dengan lesu menuju kamar mandi.

"Gabb, salju turunn", ucapku. " sepertinya tahun ini salju turun lebih awal dari tahun tahun biasanya", katanya." Ya kau benar, aku rasa begitu". " kurasa kita harus segera membeli pakaian hangat", sambungku lagi. Dia hanya mengangguk dan berjalan menuju rak sepatu yang ada di samping pintu. "Je jalan jalan yuk", katanya sambil menggunakan sepatunya. Aku mengganguk dan berjalan menuju rak sepatu juga.

***

"Menurut mu lebih bagus yang mana je?", tanyanya sambil memegang beberapa sweater. "Yang ini",kataku sambil menunjuk sebuah sweater berwarna aqua blue. "Hmm.. Oke",katanya. " kau sudah selesai bayar?", tanyanya lagi. Aku mengganguk. "Oke sebentar aku bayar dulu, lebih baik kau tunggu di luar saja". Aku berjalan keluar toko dan tidak sengaja menabrak seseorang. Aku mendongak keatas dan "kau?!", kata kami berbarengan. "Apa kau berusaha menguntitku?",tanyaku. "Enak saja, siapa juga yang menguntitmu-_- kau sungguh gr",katanya sambil tersenyum sinis. Aku hanya mengendus kesal lalu pergi meninggalkannya.

"Kau lagi kau lagi!",ucapku kesal."jangan jangan kau yang menguntitku?!",katanya.aku menghiraukannya lalu pergi bersama gaby."ayolah gab kita cari makan di tempat lain saja".ia mengganguk heran."ada apa sih dengan kau dan nico?",tanyanya penasaran."ahh aku masih sebal saja dengan dia",kataku. "Haha kurasa kau menyukainya?",katanya sambil meringgis."hiiiihhhhh amit amit aku suka padanya!! Kau saja yang suka sama dia",kataku jijik."hahaahah",tawa gaby. Aku mengeleng gelengkan kepala dan mengendus sebal. Aku tak tau kenapa aku benci sekali padanya sejak kejadian itu. Entah lah setiap melihat mukanya aku merasa selalu ingin marah. Padahal dia hanya menyuruhku membantunya menyalakan kompor. Aku mengendus "aku harus minta maaf padanya",ucapku dalam hati.

Sesungguhnya perempuan itu sangat lucu ketika marah marah. Aku hanya senang saja melihatnya marah mukanya yang chubby,matanya yang bulat membuat aku jatuh hati padanya."yaampunn gue ngomong apa sih, kenal aja baru beberapa hari yang lalu sejak pindah keappartement itu masa gue langsung suka sama dia yaampun!! Mikir apa sih gue",kataku dalam hati . Lamunanku buyar saat adrian memanggil namaku. " lo lagi mikirin apa sih nic? Lo lagi ada masalah ya? Oh ya cewek tadi siapa sih? Kok dateng dateng nyolot gitu"?,tanyanya panjaaaaaannnnggg lebar."oh itu gak penting lah ian",kataku sambil meresap kopiku. "Aku rasa aku harus minta maaf padanya",ucapku dalam hati.

***

"Emm, hey ada yang mau ku omongkan",

Beautiful Night In ParisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang