Part 02

253 2 0
                                    

*Author Pov*

Tik tok tik tok ....

Denting jam terdengar cukup nyaring di kesunyian ruang yang cukup temaram itu. Seorang pemuda masih saja terjaga di jam selarut ini, entah mengapa matanya susah sekali untuk terpejam. Diliriknya jam dinding yang masih bisa terlihat karena cahaya rembulan yang mengintip dari balik daun pintu kaca berandanya. "Dua petang," gumamnya.

Pemuda itu cukup lama duduk terdiam di tepi ranjangnya sambil memandang ke arah daun pintu kaca tersebut. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju pintu kaca yang bergaya sleading itu dan menggesernya secara perlahan. Angin malam mulai menerpa wajahnya memberikan sentuhan dingin yang membuat setiap sisi kulitnya meremang.

Diliriknya beranda kamar sebelah. "Kamar ega," gumam pemuda yang bernama Ridho itu. Beranda mereka ini hanya terpisahkan oleh dinding pembatas setinggi pinggang orang dewasa yang bisa dengan mudah dilompati. Ridho memandangi pintu kaca beranda sebelahnya. Apakah kebiasaan lamanya masih sering ia lakukan? pikirnya.

FlashBack 10 tahun silam ....

Ssllarkkk!!!

Bunyi kaca pintu yang bergeser terdengar cukup nyaring di telinga Ridho, membuat Ridho dengan cepat mengedikkan bahunya menatap ke arah beranda di sebelah kamarnya. Terlihat seorang gadis cilik sedang berdiri di ambang pintu sambil menatap Ridho yang sedang bersandar di teralis besi berandanya.
"Ega kok belum tidur?" tanya Ridho pada gadis cilik nan cantik itu sambil menghampirinya dan duduk di atas dinding pembatas antara beranda gadis itu dan berandanya.

"Iya ini mau tidur. Ega cuma mau buka pintunya aja sedikit biar anginnya bisa masuk." Jelas gadis cilik yang bernama Ega itu sambil mengatur lebar celah pintu yang akan dibukanya, hal itu membuat Ridho mengerutkan dahinya.

"Biar anginnya bisa masuk?" ulang Ridho heran.

"Iya, kalo nggak gitu Ega nggak bisa tidur, Kak," jelasnya lagi.

"Jadi pintu ini tiap malam tidak pernah kamu tutup? Nanti kalo kamu sakit gimana? Kamu bisa demam."

"Nggak kok, Kak! Soalnya kalo pintunya ditutup rapet, Ega takut. Lagian anginnya sejuk, bisa buat Ega tidur nyenyak," jelas Ega dengan nada polosnya.

"Kalo kamu mau dingin, kamu bisa nyalain ACnya kan? Terus kamu takut apa?" pertanyaan Ridho membuat raut wajah adiknya itu sedikit takut dan khawatir.

"Takut . . .. " Ega menggantungkan kata-katanya sambil melirik ke arah kakaknya itu. "Ega takut, kalo ada kebakaran lagi nanti Ega nggak bisa keluar kayak dulu." Penjelasan Ega membuat Ridho tertegun.

Ternyata kebakaran 2 tahun yang lalu masih membawa trauma bagi ega, karena kebakaran di gudang taman waktu itu hampir saja merenggut nyawanya. Bayangan kejadian itu kembali terngiang di dalam memory Ridho.
Waktu itu mereka memang sedang bermain petak umpat dengan anak dari teman bundanya yang sedang mengadakan arisan di rumah. Saat itu ega ingin ikut bermain tapi karena dia masih terlalu kecil untuk diajak bermain akhirnya Ridho mengajak adiknya itu bersembunyi bersamanya di dalam gudang, di samping taman. Gudangnya cukup luas dan mereka bersembunyi di sana, tapi ketika mereka hampir ketahuan Ridhi menyuruh ega untuk tetap tinggal di dalam, karena dia ingin mengalihkan perhatian temannya yang sedang berjaga itu agar ega tidak ketahuan.

Namun kesalahan yang dibuat Ridhi sangatlah fatal. Gudang itu terbakar karena arus pendek dan Ridho meninggalkan ega di gudang itu sendirian, dengan kondisi pintu yang sengaja dikuncinya rapat dari luar hingga membuat ega tak bisa keluar. Tapi beruntung ega masih bisa terselamatkan. Mang Joko tukang kebun yang sewaktu itu ada di samping gudang mendengar teriakan dan tangis ega dan dengan segera menyelamatkannya dari lalapan api itu walaupun ega harus berada di rumah sakit sekitar hampir 1 minggu karena gangguan pernafasan akibat terlalu banyak menghirup asap dari kebakaran itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love My Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang