awal kumpul

236 17 2
                                    

"Lapar lapar oooii lapar" sebuah makhluk ungu-ungu meraung.
"Kau berisik Astuti, disini benar- benar tidak ada rumah makan" seorang dengan poni alay menanggapi.
"Haahh siapa yang kau sebut Astuti, Muro-chin!" Kata Astuti, eh Atsushi sebenarnya.
"Aha tidak apa-apa" balas yang satu, Himuro namanya.

Kedua manusia unik itu terus berjalan menyusuri jalan. Mereka kelaparan, sambil menggendong tas mereka terus berjalan maju. Jika disorot perlahan perjuangan mereka akan terlihat heroik.

Cringgg

Ada suatu kilatan cahaya dari mata si ungu.
"Muro Chin aku melihat sesuatu disana"
"Hah"

Mendoan street

Ada sebuah bangunan kecil di pinggir jalan, menarik perhatian si ungu.
Tanpa pikir panjang si Murasakibara langsung menghampiri sebuah bangunan yang kita sebut angkringan.

Murasakibara langsung masuk diikuti Himuro dibelakangnya.

"Waa ada nasi bungkus, Muro-chin sinii" Murasakibara langsung memakan bungkusan itu dengan lahap tanpa memperdulikan pemilik angkringan. Himuro entah kenapa merasa kurang sreg berada di angkringan tersebut. "Emm, Atsushi aku ada urusan, aku harus pergi" kata Himuro dengan tidak jelas plus ilfeel berat dengan tingkah si Murasakibara.

Kini hanya tinggal Murasakibara dengan pemilik angkringan. Riko Aida adalah pemilik angkringan legendaris ini, since 85th. Angkringan 85 namanya. Angkringan turun temurun gituu, senior. Oia kembali lagi ke Riko. Riko menatap pelanggan besar nya ini dengan harap harap cemas. Ia masih menjalani rutinitasnya, yaitu menggosok gelas-gelas kaca. Riko senang nasi mendoan plus sambal teri nya laku, takut pelanggannya nggak mbayar.

Murasakibara memakan mendoan yang masih hangat. Matanya lalu tertuju pada sebuah teh anget yang masih utuh. Tangan besarnya dengan jahil mengambil teh tersebut untuk meminumnya. Tiba-tiba suara gaib melarangnya.

"Maaf, itu teh anget saya. Anda harus membelinya sendiri jika ingin" kata seseorang berambut biru yang sebenarnya sudah dari tadi duduk disampingnya. Yup itu Kuroko, sudah jelas. Murasakibara syok dan hanya bergumam "setann...mmmm.hhmmn".
"Aku makhluk hidup mas" Kuroko membuat pernyataan.

Mendoan street

"Dai-chan, kuberitahu tempat makan paling enak disini. Kau lewat saja di Jl.Mendoan No.85 disana ada tempat makan. Jadi nanti kalau mau makan mampir situ ya Dai-chan, dadahhh" Momoi dengan nekat meninggalkan Aomine menggunakan angkot. Mereka pulang sekolah, tapi Aomine harus rela turun di jalan dikarenakan tidak punya uang. Momoi juga kehabisan uang buat beli cilok di sekolah, jadi nggak bisa mbayarin si Aomine. Kasiannnn. Dengan terseok-seok Aomine berjalan perlahan.

Cringgg

Sinar dewa, itu dia nampak lah Angkringan 85

•Mendoan street•

Teett tett

Para pembaca sekalian, alihkan pandangan kalian kepada sebuah mobil dapsun yang berjalan. Kepala merah menyembul dari jendela mobil. Kepala kuning dan hijau ikut serta dalam box mobil itu. Saya yakin anda tau, mereka adalah Akashi, Kise, Midorima. Lah kok mereka bisa bersama? Mari flasback sebentar.

Flashback

Siang itu ada pemuda perkasa berponi belah tengah, menampakkan jidat mengkilat sedang mengayuh gerobak dengan heroik. Cobaan ini terlalu berat baginya, karena jalan yang dilalui nanjak. Penumpang berpenampilan brokoli di belakang terlihat anteng.

Drot dot dot dot dot krompyangg

Suara gerobak yang hancur. Kini gerobak yang tidak kuat melaju naik, menggelinding ke bawah sehingga menabrak pohon.
"Shin-chan maafff" maaf si pemuda blateng aka Takao. Singkat cerita si brokoli aka Midorima marah dan pengen dicariin tumpangan. Lalu mobil dapsun lewat, si pemilik dapsun nawarin tumpangan. Dengan tsundere si Midorima menolak tapi pada akhirnya menyerah karena memang butuh tumpangan. Takao yang rumahnya udah deket pun pulang dengan jalan kaki sambil menyeret gerobak yang rusak. Ceritanya sih mau dibawa ke bengkel. Tamattt. Begitulah awal mula Midorima nebeng Akashi yang dermawan.
Bagaimana dengan Kise?

Flashback lagi lagi

Ditengah jalan, terlihat seorang kuning nan mencolok melambai-lambaikan tangannya butuh tumpangan. Akashi yang baik hati pun memberi tumpangan kepada seorang Kise yang malang. Kenapa Kise yang ketjeh bisa terdampar di tengah jalan.

Singkat cerita si Kise mengendarai sepeda onthel dengan Kasamatsu nebeng di belakang. Berhubung Kise lagi pertama kali naik onthel, bel nya dibunyiinn trus. Sampe-sampe truk ayam yang ada disamping pas kecegat lampu merah jadi keluar semua isinya, alias ayamnya pada kaburr.

Kasamatsu emosi tak tertahankan lalu ditendang nya bokong Kise dengan keras. Sepeda berhasil direbut Kasamatsu, Kise pun meratapi nasib. Oo sungguh malang si kuning. Maka dari itu Kise mencari tumpangan dan berhasil nebeng mobil dapsun Akashi.

Flashback off

Mobil dapsun diiringi lagu dangdut melaju pelan. 2 orang penumpang duduk dengan anteng. Sepanjang perjalanan mereka bertiga telah berbicara satu sama lain. Keliatan akrab gitulah. Harusnya sih gitu.

"Akashi-cchi, mumpung Akashi-cchi orkay jajanin aku dongg!!" Kise berteriak ke jendela, Akashi kaget.

"Udah numpang gak bayar, minta di jajanin lagi" celetuk Midorima yang aslinya pengen di jajanin juga.

"Memangnya Midorima-cchi mbayar" balas Kise. Mak jleb lah berhubung si ijo nggak ada niatan mbayar.

"Haha, santai broo gue jajanin" balas Akashi.

"Waa Akashi-cchi baik ssu" Kise jingkrak-jingkrak, cukup untuk menarik perhatian orang di jalan.

"Heh, terserah" kata Midorima sambil menaikkan kacamatanya yang melorot sampe dagu.
.
Beberapa menit kemudian

Akashi metentheng dengan gagah. Kise pasang wajah kaget.
Midorima menahan malu.

"Mari masuk" kata Akashi.
"Akashi-cchi kenapa kita makan di angkringannnn ssu." Kise nggak terima. Kise yang ketjeh harus makan di tempat kayak gini. Nggak lah ya.
"Seleramu buruk, Akashi" Midorima komen.
"Halah kalian tu padahal dah keroncongan masih protes, masuk ayo!" Akashi masuk ke angkringan diikuti Kise dan Midorima.

Doeengg

Akashi terkejut begitu masuk sudah disuguhi pemandangan 3 buah orang aneh. Kuroko, Murasakibara, dan Aomine balik menatap Akashi dkk. Riko sang pemilik merasa merinding. Suasananya seremm. Entah kenapa author sendiri merasa ilfeel melihat adegan ini.

"Eemmm, ha-halo gaesss"

TBC

Btw, pada tau angkringan nggak sih?
ituu, itu lho warung makan kecil yang di pinggir jalan, biasanya pake gerobak itu. Jualannya nasi bungkus kecil dan antek-anteknya gitu.

Metentheng? gaya yang diperagakan akashi ini tuh kedua tangan di pinggang, biasanya kaki ikut melebar juga sih.

nggak jelas ya? aduuh 😑

voment nya boleh donk 😅

Mendoan StreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang