Bagian 2 (End)

1.4K 93 15
                                    

"Hali.. ... Hali.. ... Halilintar.. lihat kakek.. kakek janji akan merawatmu dan adik-adikmu" ucap sang kakek. "Dan kakek janji tidak akan memisahkan kalian" sambungnya lagi mengingat kedua orangtua mereka yang sering memisahkan cucunya dari satu sama lain. Oleh karena itulah Halilintar tidak melepas genggaman tangannya sedikitpun, ia tak mau berpisah dari saudaranya. Tidak.. ia tidak mau lagi..

Sang kembaran tertua yang diketahui bernama Halilintar, dengan mata yang sembab, ia berusaha mendongakkan wajahnya dan menatap langsung mata kakeknya itu. Ditatapnya lekat-lekat mata sang kakek untuk mencari kebohongan disitu, namun hasilnya nihil..

Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Haruskah ia mempercayainya?
Atau tidak?
Ini sungguh keputusan yang berat untuk anak kecil sepertinya..

"Hiks.. hiks..kakeeek.. hiks.. taufan tidak suka disini hiks.." taufan melepas genggaman kakaknya secara tiba-tiba dan berlari memeluk kakeknya

"T-taufan!! Kembali ke..sini.."

"Shhh.. cupcupcup.. sudah sudah.. cucu kakek kok nangis? Cowok itu tidak boleh nangis, ya?" Ucap sang kakek sembari memeluk dan menenangkan salah satu cucunya itu

"Uuh.. hiks.. ayo pergi kek.. Taufan mau pergi hiks.." ucap taufan sembari menarik-narik tangan kakeknya

"Iya Taufan.. iya.. tapi kita harus pergi bersama.. Taufan mau meninggalkan Gempa dan Halilintar disini?" Taufan menghentikan aktivitasnya. Ia menatap kakeknya sebentar setelah itu ia langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, tak ingin meninggalkan kedua saudaranya itu sendirian disini

"Nah, kalau tidak mau.. tunggu kedua saudaramu yang lain oke.." si kecil Taufan mengangguk mengerti "Nah, Hali.. Gempa.. kalian mau ikut dengan kakek kan?? Ayo, nanti kita ketinggalan kereta dan harus tetap tinggal disini lagi untuk sementara waktu" ujar kakek mereka sembari mengulurkan tangannya

Halilintar nampak ragu menerima uluran tangan itu..
Namun mengingat hal bahwa ia dan adik-adiknya bisa pergi dari sini. Itu sudah cukup untuk menjadi landasan ia menerima uluran tangan kakeknya sekarang juga..

Dan ia akan tahu di masa depan nanti..
Bahwa ia telah memilih langkah yang benar..
Untuk kedua adiknya dan untuk dirinya sendiri..
Dan ia tidak akan merasa menyesal sedikitpun..

Tidak sedikitpun..

The End.. :'v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This is a life!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang