Jay mendudukkan Thalia di jok depan mobilnya tepat disamping kursi pengemudi. Setelah memastikan sabuk pengaman menjaga Thalia dengan aman, Jay mengetir mobilnya membelah jalanan Ohio yang kebetulan sepi saat itu.
"Jay kau mau mengajakku kemana?" Tanya Thalia berusaha setenang mungkin walaupun dadanya berdegup kencang. Dia khawatir Jay akan memperkosanya.
"Aku bajingan yang mempunyai harga diri" Jawab Jay seolah mengerti kekhawatiran Thalia.
"Setidaknya beri tau aku kita mau kemana?!?!" Thalia benar-benar menuntut jawaban.
"Jangan banyak bertanya atau mulutmu aku tutup dengan ciuman"
Seketika Thalia menutup mulutnya dan memilih untuk terdiam.
Sudah setengah jam mobil Jay melaju dan juga mereka sudah melewati perbatasan Ohio.
"Jay kita mau kemana sebenarnya?"
"New York"
***
Thalia benar-benar tidak percaya. Jay mengajaknya ke New York dengan paksa!
Walaupun selama perjalanan dia tertidur, akan tetapi dia masih bisa merasakan tangan Jay yang sesekali menyentuh dahinya. Seakan takut kalau Thalia terkena demam karena perubahan cuaca yang ekstrem akhir-akhir ini dan tingkah Jay yang dinilai cukup manis itu membuatnya tersanjung."Thalia, kita sudah sampai"
Thalia yang baru bangun tidur dan membuka matanya, langsung terkejut bukan main melihat apa yang ada dihadapannya. Rumah dengan tampilan modern minimalis dengan tampilan kaca tersebut cukup membuat Thalia tidak bisa menutup mulutnya yang terus ternganga.
"ini dimana?"
"rumahku" jawab Jay.
Thalia turun dari mobil setelah dibukakan pintu oleh Jay masih dengan tatapan kagum. Jay yang melihat ekspresi Thalia tersenyum puas.
"sudah puaskah mengagumi rumahku?" tanya Jay yang kemudian membuat Thalia gelagapan.
"Ayo masuk"
Jay menggandeng tangan Thalia dan untuk pertama kalinya gadis itu tidak memberontak. Justru Thalia seakan butuh tuntunan seseorang agar tidak pingsan karena rumah Jay yang begitu mewah serta luas.
"Duduk disini, akan aku buatkan minum"
***
Seperti sebuah serigala yang menemukan belahan hatinya, Jay merasa bahwa Thalia adalah wanita yang berhasil mencuri perhatiannya semenjak wajah lugu Thalia muncul di ambang pintu ruangan kantornya sambil melihat berkeliling. Wajah lugu dan menggemaskan Thalia justru yang membuat Jay berhasil menentukan pilihannya kepada Thalia.
Saat ini, justru Thalia sedang bercengkrama dengan Jay tanpa sedikitpun ada rasa canggung diantara keduanya. Thalia terus saja berceloteh tentang betapa dia membenci Liam karena selalu mengekangnya. Tidak memberinya waktu untuk beristirahat sebentar saja. Apabila dia melihat Thalia mengangggur, pasti dia akan langsung memberikan Thalia pekerjaan.
"Kalau memang kesal, kenapa tidak mengajukan pindah?" Tanya Jay yang tertarik dengan curahan hati Thalia.
"Tidak semudah itu ternyata. Aku bahkan baru teringat kalau aku dulu sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan dimana aku bekerja sekarang dan harus membayar pinalti apabila tetap bersikeras untuk pindah. Dan sialnya, kontrakku masih ada 4 tahun lagi."
"Menurutku, coba saja dijalani. Pasti ada sesuatu yang menarik kan didalam kantor itu?"
"Ugh! apanya yang menarik? aku terasa dipenjara. Saat Liam menyuruhku bertemu denganmu, seharusnya aku bisa menyelesaikan tugasku yang belum tersentuh"
Jay tersenyum dan mengelus kepala Thalia singkat sambil berdiri dan mengambil gelas yang ada di genggaman Thalia.
"Thalia, sepertinya aku jatuh cinta padamu"
***
-THALIA'S POV-
Aku membuka mata sambil mengernyit karena sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela kamar cukup menyilaukan. Maasih berbaring dikasur, aku melirik kesampingku dan melihat wajah tenang Jay tertidur pulas sekali. Dari jarak sedekat ini aku bisa menatap pahatan Tuhan yang sangat indah dihadapanku. Jay begitu sempurna!
Hidung mancung dengan rahang tegasnya memberi kesan kalau dia adalah pria yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Alis lebat serta bulumata lentik nan tebal memberi kesan manis. Bibir berbentuk pahatan hati dengan warna merah muda itu yang berhasil membawaku berada diranjangnya sekarang.
Kalau kalian penasaran bagaimana bisa aku berada diranjang Jay, jawabannya ya. Kami semalam melakukannya.
Setelah dia menyatakan perasaannya kepadaku, entah bagaimana ceritanya bibirku mengeluarkan kalimat yang sama. Aku juga mencintainya. Menepis segala kekesalanku terhadapnya, seakan aku yakin Jay tidak akan menyakitiku, sehingga aku pun tidak menyesal jatuh cinta kepadanya.
Tangan kekarnya mengangkatku dan menggiringku kesini. Ah aku malu bila harus menceritakannya. Yang jelas, I'm not a virgin anymore, dan I gave it to him.
Tanganku menjulur dan membelai pipinya yang cukup menggelikan dengan brewok tipis yang tumbuh disana. Berjalan turun menuju bibirnya yang cukup membuatku ketagihan, lalu kubelai keningnya sedikit.
"Seharusnya aku bangun lebih dulu agar bisa melakukan hal yang sama sepertimu" Ucap Jay secara tiba-tiba membuatku tertawa.
"Jay... apakah ini semua tidak salah? Setelah apa yang kita lakukan semalam?" Tanyaku memastikan.
Jay membuka matanya dan menggenggam tanganku yang masih berada dipipinya, lalu menciumnya.
"Apabila memang ini salah, aku yang akan berusaha agar menjadi benar"
Aku tersenyum dan sedikit terharu mendengar jawabannya. Entahlah, tidak ada kalimat romantis yang keluar dari mulutnya tadi, namun aku merasa cukup yakin kalau memang dia tidak akan menyakitiku.
Saat aku bangun dan hendak berdiri, aku merasakan nyeri yang cukup mengganggu didaerah kewanitaanku.
"ah!" pekikku kemudian terduduk dilantai. Jay kemudian berlari menghampiriku dan menggendongku kembali ke kasur. Baru kusadari kalau kami berdua sama sekali tidak mengenakan pakaian.
"Itulah resiko apabila kamu bercinta untuk yang pertama kalinya" Ucap Jay memeriksa bagian kewanitaanku yang tentu saja membuatku sangat risih.
"Jay jangan dilihat!" larangku panik kemudian menarik selimut untuk menutupinya.
"I did the same last night, Sweety. But with lusts" Jawab Jay terkekeh geli. Kurasakan pipiku merona merah sekali karena begitu Jay menatapku, dia langsung menghujaniku dengan ciuman bertubi-tubi.
***
HORE AKHIRNYA PART INI MENGUDARA JUGA! BAGAIMANA CERITANYA GUYS????? KECEWA GA AKU GA MASUKIN ADEGAN ENA ENA NYA??? WKWK
VOMMENTNYA YAAAAA JANGAN LUPAA. MWA MWA