WEDDING DRESS : DESTINY OF US

3.7K 34 4
                                    

CHAPTER ONE...

GRADUATION.

Biru menatap kosong pintu di yang tertutup dihadapannya. Bingung. Selama 22 tahun hidup di dunia ini baru pertama kali ia merasa begitu kehilangan arah. rasanya seperti tiba-tiba dilepas ditengah hutan belantara tanpa kompas, peta atau apapun yang bisa membuatnya menemukan jalan keluar. Sementara itu, kerumunan dibelakangnya terdengar begitu gembira,,bersorak-sorak mengucapkan selamat sembari menyalami, kalau yang cewek ber cipika-cipiki, menyambut gembira pengumuman hasil  ujian pendadaran yang baru saja di tempel di pintu kantor dosen.

Kalau dipikiranmu Biru nggak lulus, itu salah besar.

Biru lulus kok. Dengan nilai yang memuaskan malah. Namun justru itu yang membuat matanya sedari tadi terus memandangi lembaran kertas putih bertuliskan pengumuman kelulusan itu. berharap agar coretan tinta hitam di depan namanya berpindah, mencoret tulisan lulus alih-alih tidak lulus. biru berharap dalam hati, semoga mukjizat yang konon dapat merubah air menjadi anggur (kisah Yesus merubah Air menjadi Anggur pada Pernikahan di Kana) atau membuat lima roti dan dua ikan dapat dinikmati lima ribu orang bahkan sisa dua belas bakul bisa terbukti saat itu juga. maksudnya, ayolah, apa sulitnya buat Tuhan menggeser sedikit posisi coretan tinta? 

Namun, doa Biru sepertinya sia-sia. setelah lima belas menit berdoa dalam hati sembari terus memandangi coretan sepanjang dua centi dihadapannya tidak ada keajaiban yang terjadi. coretan itu masih ada di sana, diatas tulisan Tidak lulus, tidak bergeser walau hanya satu mili meter. Tuhan punya urusan yang lebih penting dari pada menggeser coretan, desah biru dalam hati. Biru sadar, mungkin kalau mahasiswa lain mengetahui apa yang ada didalam pikirannya akan mengutuki dirinya dan menghujat dirinya,,,,dimana ketika banyak mahasiswa-mahasiswi diluar sana pusing mencari cara agar skripsi mereka cepat selesai dan sidang pendadaran dapat dilalui dengan selamat kemudian dinyatakan lulus dirinya malah berharap sebaliknya. Biru ingin lebih lama menyandang gelar mahasiswa,,lebih lama hidup bebas di kos2san walaupun dengan fasilitas seadanya dan menikmati waktu luangnya membuat sketsa gaun-gaun indah yang selama ini hanya bisa ia wujudkan dalam bentuk goresan-goresan karbon hitam.

Biru sadar, bahwa dirinya pantes digolongkan sebagai hamba Tuhan yang kurang ajar, nggak bersyukur dengan apa yang telah diberikan Tuhan untuknya.

Andriana Biru Wirayuda terdaftar sebagai mahasiswi fakultas Management di Universitas Negeri terbaik di Indonesia dengan beasiswa penuh yang diperoleh dari hasil seleksi akademisnya yang berada diatas rata-rata sewaktu SMA. dalam hal materi,  Ia tidak kekurangan suatu apapun karena kedua orang tuanya bisa disebut sukses jika tidak ingin dibilang kaya raya. Ayah biru pemilik suatu perusahaan trading besar di Indonesia sedangkan ibunya sudah sepuluh tahun aktif di berbagai LSM di bidang pendidikan dan wanita. "Mungkin kualat kali gue ya?" keluh Biru dalam hati. 

"Biru!!" teriak seseorang membuat Biru tersentak, tersadar dari lamunannya.

"duh, apaan sih!? jangan teriak-teriak dong La!" sungut Biru pada Ela, sahabatnya. Biru dan Ela pertama kali bertemu ketika masa OSPEK awal masuk kuliah. Sama-sama dihukum menyanyikan lagu darah juang didepan barisan oleh panitian disiplin gara-gara lupa membawa atribut OSPEK yang entah bagaimana dihubung-hubungkan dengan kurangnya rasa nasionalisme dan patriotisme atas nama mahasiswa sehingga mereka harus merefleksikan kesalahan dengan menyanyi. The beauty of OSPEK.

"Gimana gue nggak teriak, elo dipanggil-panggil dari tadi nggak nengok. kayak kambing tau nggak?!" sahut Ela sewot.

"Hehehe,,sori La, lagi terhanyut dalam momentum" Biru tersenyum masam. Ela tahu momentum apa yang dibicarakan Biru. Mendengar suara biru yang terdengar getir, Ela hanya bisa tersenyum maklum sekaligus simpati pada sahabat baiknya itu."tapi apa hubungannya kok ada kambing disamain sama gue?" Biru bertanya keki. Emang gue segitu jeleknya apa ampe sama kambing bedanya cuma tipis? 

WEDDING DRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang