penyesalan

71 8 4
                                    

kenapa sih cinta begitu rumit?

mengapa perasaan itu sering datang di waktu yang tidak tepat?

mengapa?

apakah hanya aku yang merasakan perihnya kenyataan?

tidak adil

menurutku ini tidak adil.

mengapa penyesalan itu datang di akhir kejadian. kenapa? kenapa aku waktu itu gak mikirin akibatnya?

Bodoh.

mungkin itu satu kata yang berhasil mendeskripsikan semua yang kualami sekarang

Dalam sujudku aku menangis. Ya Allah mengapa ini terjadi tidak seperti yang ku bayangkan? Ya Allah mulai sekarang aku berjanji, akan mencintai seseorang hanya karena-Mu, ya Allah. Amin Amin ya Rabalalamin

perlahan aku membuka mukena yang sedari tadi kupakai. setelah itu melipatnya kemudian menyimpannya dengan tartil.

aku berjalan menuju jendela kamarku yang cukup usang, aku melihat suasana di luar yang cukup mendukung. Awan hitam menggantung sedari tadi pagi.

sekarang hari mulai siang menuju sore, tapi nampaknya terlalu mendung untuk pendeskrisian siang hari. sama seperti hatiku. mendung. dan tak ada lagi langit cerah dihiasi pelangi pagi seperti dahulu.

jdar!!

aku beranjak pergi dari  jendela setelah petir bak bom yang menyambar tak menentu, bersuara.

aku berjalan menuju cermin kesayanganku. sungguh muka ku terlihat sangat mirip dengan nenek sihir bisa dibilang. rambut hitam legam berantakan. kantung mata hitam tebal. bibir yang bergemeletuk ketakutan. sungguh tak pernah ku sangka akan seperti ini sebelumnya.

hari ini aku tidak sekolah.

lebih tepatnya bolos.

padahal hari ini, masih hari ujian. aku tak peduli. sudah terlalu sakit aku menanggung semua ini sendirian.

***
Di ruang ujian

suasana kali ini, bisa dibilang bising di dalam kelas ujian, soalnya waktu ujiannya emang udah dari 10 menit tadi sudah selesai. tetapi tak seperti biasa, bangku Ahmad, Renal, dan juga Fani terlalu hening untuk digambarkan. mencekam. bisa dibilang begitu.

"si zyla mana sih kok dia gak masuk" celetuk ahmad tiba-tiba di keheningan yang cukup mencekam. sekarang Fani dan Renal saling bersitatap bergantian melihat rekannya yang tidak biasa. dia gelisah. gelisah. Ahmad gelisah. tak seperti biasanya.

"mungkin sakit, biarin lah mad, mau dia sakit, mau mati, mau apapun. bodo amat!yang pentingkan ada aku sama Renal disini. Si zyla mah mana gue peduli??" seperti biasanya Fani selalu sejeplaknya aja kalau ngomong, dan sekarang Ahmad sudah berdiri tegak melotot dan menatap Fani penuh amarah

"HEY!LO KALAU NGOMONG BISA LEBIH SOPAN DIKIT GAK SIH?? KALAU LO GAK SUKA SAMA SI ZYLA, GAK USAH SAMPAI NGEJEK DIA JUGA BISA KAN? BISA GAK?" Balas Ahmad tiba-tiba sambil menarik kemeja Fani lalu membentaknya dengan berbagai penekanan. baru kali ini Ahmad terlihat sangat marah. malahan suasana kelas yang bising langsung berubah menjadi hening menatap Ahmad seketika. Renal tak bisa berkata-kata, dia hanya bisa menutup mulutnya. tak percaya.

"Hey hey, Ahmad kok jadi kasar gini sihh? ini pasti ulah si Zyla, lo dikasih pelet apaan sih? sebel gue. dan pertanyaan lo tadi gue bakal jawab dengan jujur. gue gak bisa berhenti ngejelekin zyla soalnya gue udah muak sama cewe kampung yang bisanya mainin cowo dan ngerebut cowo gue. ngerti? lo ngerti kan mad? hah? ngerti kan?" perlahan cengkraman Ahmad melemah dan dia tak habis fikir kalau Fani bakal bicara seburuk itu.

Mencintaimu karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang