Prologue

0 0 0
                                    

"Tya, lo dimana?"
". . . . . . . ."
"Hah?! Di rumah?"
". . . . . . . ."
"Terus gue gimana dong.."
". . . . . . . ."
"Hhh...Yaudahlah.."
". . . . . . . ."
"Iya.. Gapapa kok Ty.."
". . . . . . . ."
"Bye."

    Helen menghela napasnya, memandangi jalan yang sepi dan langit yang gelap sambil membatin, Gue takut..

    Akhirnya ia memutuskan untuk pulang sendirian, tanpa teman dan kendaraan. Sabar len..Sedikit lagi..

    Saat ia berada di perempatan jalan tiba-tiba ada seseorang yang menariknya ke dalam gang lalu mendekapnya, "Lo diem aja, gue gabakal apa-apain lo." Ujar laki-laki itu datar saat Helen memberontak.

    Seketika keadaan hening di antara mereka berdua. Beberapa saat kemudian terdengar suara ribut di jaan raya. Setelah reda laki-laki itu mengintip sedikit untuk memastikan keadaan.

    Laki-laki itu menghela napas lega, tetapi masih mendakap Helen. "Lepasin gue.." Pinta Helen. Laki-laki itu lansung melepaskan Helen dan beranjak pergi. Helen mengernyitkan dahinya, "Eh? Lo udah narik gue, merintah gue, terus sakarang lo mau pergi gitu aja?" Lanjutnya.

    Laki-laki itu menoleh sedikit lalu langsung memakai topinya, "Sorry." Kemudian pergi meninggalkan Helen. Helen membisu, ia tidak tahu harus apa. Hanya mampu melihat wajah laki-laki itu karena terkena seberkas cahaya dari lampu jalan dan mengingatnya.

 

Untitled StoryWhere stories live. Discover now