Kesetiaan cinta

23 2 0
                                    

Di kantin kampus, saat waktu Istirahat. Tak sengaja Rendi melihat Roses tengah memainkan laptopnya. Terlihat Pandangannyat fokus, tanpa menghiraukan hiruk pikuk kantin yang ramai.

"Hay!! serius amat rupanya" Usil Rendi, mengagetkan Roses dari belakang. Spontan saja, Roses tercengang. Hampir saja ia ingin menampar nya dengan map yang berada tak jauh dari nya. Namun,  ia urungkan saat ia tahu ternyata Rendi lah yang berbuat usil.

"Eh..kamu Ren.. aku kira siapa? hampir aja mau aku pukul" ucap Roses sedikit kesal. Karena Rendi selalu usil padanya. Hingga ia merasa tiada hari tanpa keusilan sahabatnya yang 1 ini. Namun, Tetap saja ia tak pernah hafal dengan kedatangan Rendi. Karena fikirannya selalu berkelana entah kemana.

"Hehehe.. Sory ya ros. Abisnya.. lo juga sih, fokus amat ke laptopnya. Sampai-sampai nggak menghiraukan suasana di sekitar lo yang rame banget." Roses pun hanya tersenyum sekilas kearah Rendi dan melanjutkan fokus pada laptopnya. Sedangkan Rendi langsung duduk dibangku yang berada tepat didepan Roses.

"Tuh kan dicuekin lagi. Gemes gue sama Lo" Ujar Rendi seraya mencubir pipi Roses yang sedikit tebal. Rosespun segera menepis lembut. Ia hanya malas saja menanggapi jahilnya Rendi saat ini. Sehingga ia tak marah dan membalas seperti biasanya.

"Oh iya.. gimana Blogger  lo?" lanjut Rendi kemudian. Ia menghentikan sifat jahilnya saat merasa ada yang aneh sama Roses. Biasanya, jika ia hanya merespon seperti itu hanya ada  3 kemungkinan. Waktu dia PMS, Banyak Tugas atau lagi mikirin Farhan. Ia memilih tak bertanya. Karena pasti nanti saat Roses sudah tenang kembali pasti dia cerita.

'"Alhamdulillah banyak sekali kemajuannya" sedikit terpancar senyum di wajahnya. Meski ia tak berniat tersenyum. Hanya saja ia tak mau Rendi kecewa.

"Eh Ros.. gue boleh curhat nggak?" Rendipun menempelkan dagunya di meja. Agar sedikit dekat dengan Roses.

"Hihihi... kamu kenapa sih Ren? cerita aja kali. Biasanya juga cerita."

"Hehehe.. ya nggak gitu Ros. Gue takut gangguin lo. Soalnya gue lihat lo kayaknya sibuk banget" ujarnya sambil sedikit-sedikit melirik ke arah Laptop Roses.

"Hemz.. Nggak kok. Santai aja kali " ujarnya sambil tersenyum. Begitulah sifat Roses. Tenang, Murah Senyum dan Ringan Tangan. Jika teman-temannya membutuhkannya, ia pasti selalu siap ada untuk temannya. Meski terkadang ia sendiripun dalam keadaan susah. Tak heran jika teman-teman nya selalu mengandalkannya dalam hal Positif.

Rendi pun akhirnya bercerita. Tentang hubungannya dengan Mia yang makin hari makin buruk. Karena datangnya gosip-gosip buruk yang beredar tentang Rendi.

 (Bercerita panjang kali lebar Tanpa ada ujungnya). Namun, tiba-tiba saja.

"Brakkk!!!" tiba-tiba Roses menutup laptopnya dengan keras. Tak lama kemudian, Air mata nya mengalir dengan pelan , membasahi lesung pipi nya. Rendi pun tercengang. dan spontan memeluk Roses.

"Lo kenapa ros?"Tanya Rendi. sambil berusaha menenangkan Roses. Tanpa menjawab pertanyaan Rendi, Roses pun melepas pelukannya dan berlari meninggalkan Rendi dan laptopnya.

"Ros.. Roses!!!" panggilan Rendi tak dihiraukan oleh Roses.

"Kenapa lagi sih tuh anak" Gumam Rendi sendirian. Karena penasaran. Akhirnya Rendi mencoba membuka laptop Roses. Tak butuh bagi Rendi untuk mengetahui sandi Laptop Roses. Karena, iapun biasanya sering meminjam laptop milik Roses ketika ia tak membawa laptop di Mata kuliah nya.  Setelah tau apa yang terjadi. Rendi pun menutupnya  kembali

"Ooo,.. jadi ini sebabnya. Pantas saja tuh anak nangis."

***

Sore hari nya Rendi pergi kerumah Roses untuk mengembalikan laptopnya. Kebetulan rumah mereka dekat. Hanya terpaut 7 rumah saja. Sehingga Rendi hanya cukup berjalan kaki menuju rumah Roses. Sesampai disana. Rendi melihat ibu nya Roses tengah duduk-duduk santai di teras halaman sambil membaca majalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kesetiaan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang