Ini adalah hari pertamaku di TK. Dan hari pertama pula aku memulai perjalananku dalam hidup ini.
° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° °
Hari pertama, aku memasuki ruangan yang disebut "kelas". Aku bertemu dengan beberapa petualang di sana. Kami saling memperkenalkan diri kami masing-masing. Setelah perkenalan, kami memutuskan untuk memilih seorang ketua yang dapat memimpin kami. Dan ternyata, akulah yang menjadi ketua mereka untuk memimpin mereka.° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° °
Di saat aku memimpin para pengikutku, aku memutuskan untuk memilih seseorang yang dapat menjadi tangan kananku."Jadi, sekarang aku akan memilih tangan kananku dalam perjalanan ini. Bagi yang berminat, silahkan maju ke depan." Aku berkata kepada pengikut-pengikutku.
"Kami mau!!!!" Mereka menjawab pertanyaanku tersebut dengan lantang.
"Tenang, tenang. Aku akan memilih salah satu dari kalian. Hmmm.... Kau, kau yang berbaju putih. Kau adalah orang yang beruntung." Aku menunjuk salah seorang dari mereka.
"Aku?!?! Oh, terima kasih banyak, pemimpin!!!" Dia berjalan kepadaku dengan senang.
"Ya, ya. Tolong perkenalkan dirimu." Pintaku.
"Namaku Faith, aku siap menjadi tangan kananmu, pemimpin!" Jawabnya.
"Baiklah, sekarang akan kuangkat kau menjadi tangan kananku." Aku menjawab.
Aku telah memutuskan untuk memilih Faith sebagai tangan kananku. Kami pun melanjutkan perjalanan kami.
° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° °
Pada suatu hari, ketika aku telah memimpin para pengikutku. Aku memutuskan untuk bersantai di sebuah taman sementara pengikut-pengikutku pulang ke rumah mereka masing-masing.Ketika aku sedang duduk di sebuah bangku. Seorang gadis menghampiriku.
"Umm... kamu Than sang pemimpin itu 'kan?" Tanya gadis tersebut.
"Oh, ya. Dari mana kamu bisa mengetahuinya?" Aku kembali bertanya.
"Soalnya kamu terkenal oleh kepemimpinanmu itu. Orang-orang bilang kalau kamu itu seorang pemimpin yang bijak." Jawab gadis tersebut.
"Oh, benarkah? Terima kasih!" Jawabku.
"Mmm.... Than, ka... kamu lagi bebas engga?" Tanya gadis tersebut.
"Oh, tentu. Memangnya ada apa?" Jawabku.
"Ki... kita... main di taman yuk! Soalnya... aku lagi bosen." Jawab gadis tersebut.
"Oh, boleh kok. Aku juga lagi bosen kok. Yuk!" Ajakku.
Kami bersenang-senang di taman tersebut sampai kami kelelahan. Dia memutuskan untuk pulang lebih dulu karena ia memiliki sesuatu yang harus dikerjakannya.
° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° °
Dua tahun aku telah memimpin dan bermain dengan gadis tersebut. Dan inilah hari terakhir aku memimpin para pengikutku di TK ini.Dalam acara perpisahan ini, aku ditunjuk sebagai pembaca pidato perpisahan.
Setelah aku membaca pidatoku, aku dan pengikutku memutuskan untuk berbicara untuk yang terakhir kalinya.Aku berkata, "Sudah dua tahun aku memimpin kalian. Setelah ini, aku akan melanjutkan perjalanku di suatu SD. Bagaimana dengan kalian?"
"Kami juga akan melanjutkan perjalanan kami di suatu SD sama sepertimu. Namun, sepertinya SD kami akan berbeda dengan SD-mu, pemimpin." Mereka menjawab.
"Baiklah kalau begitu, aku senang dapat memimpin kalian selama dua tahun. Jaga diri kalian baik-baik ya." Pesanku.
"Than, aku akan melanjutkan perjalananku bersamamu." Faith berkata.
"Kau memang seorang tangan kanan yang dapat dipercaya Faith, aku senang aku memiliki seseorang yang dapat dipercaya sepertimu." Jawabku.
"Baiklah, Than. Aku pamit ya!" Faith pun meninggalkanku sendiri.
Aku pun kembali menyendiri di bangku taman yang biasa aku tempati untuk merenungkan hidupku.
Tak lama kemudian, gadis yang sering bermain denganku selama aku berada di TK ini menghampiriku.
"Thaann...!!!"
"Ohhh...!!!! Ada apa? Kenapa harus teriak? Aku sampai kaget."
"Hehe... Maaf ya..."
"Iya deh engga apa-apa."
"Umm... Than, sekarang kan hari terakhir kita di sini. Berarti kan hari terakhir juga main bareng lagi."
"Ah, iya juga ya. Tapi kan, kalo kita bisa berpetualang di SD yang sama, kita bisa main bareng lagi, 'kan?"
"Masalahnya, aku mau pindah ke Sulkarta. Jadi kita engga bisa 1 SD."
"Oh, sayang sekali ya."
"Umm... Than, aku mau ngasih ini ke kamu."
Dia memberiku sebuah gantungan kunci yang terbuat dari plastik.
"Ini apa?"
"Itu gantungan kunci buatan aku sendiri. Jadi, kalo nanti kita ketemu lagi, kamu bisa inget aku."
"Oh, makasih ya! Aku juga mau ngasih ini buat kamu."
Aku memberinya sehelai pita.
"Ini, buat kamu. Aku tadi beli di toko seberang jalan. Katanya pita ini buat iket rambut. Coba kamu pake."
"Makasih ya, Than. Aku pake ya."
Dia pun memakai pita pemberianku.
"Wahh, kamu jadi imut."
"Hehe... Makasih."
"Ngomong-ngomong, kamu nanti bakalan pindah lagi ke Sulthanbumi engga?"
"Hmm... Kayaknya mau. Soalnya aku bakalan tinggal di Sulkarta selama 10 tahun."
"Yaudah, aku tunggu kamu 10 tahun lagi ya!"
"Iya, jangan lupain aku yaa, Than..!!"
Dan tiba lah waktunya bagi kami untuk berpisah. Aku belum sempat menanyakan namanya karena aku lupa untuk menanyakan hal penting tersebut.
° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° °
Bagaimanakah Than dan Faith melanjutkan petualangan mereka di tempat selanjutnya?
Apakah mereka akan menemukan kesulitan? Dan siapakah gadis tersebut?
Stay tuned ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Schriftsteller's Journey [Completed]
AdventureThis is a long journey from our beloved Schriftsteller's life with a little twist. I wrote this story in Indonesian so that my followers would understand it. I will make the English version later. ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° °