Prolog

389 37 13
                                    


Lahir dari salah satu keluarga yang bergelimang harta bukanlah jaminan untuk merasakan bahagia. Justru sebaliknya, aku tak pernah merasakan kebahagiaan. Meskipun semua kebutuhanku terpenuhi tapi tidak dengan kasih sayang dan keadilan. Papa dan mama selalu membanggakan kak Viny. Usiaku hanya berbeda 1 tahun dengan kak Viny. Kini aku duduk di kelas 11 sekolah menengah keatas sedangkan kak Viny adalah kaka satu tingkat diatasku. Kami bersekolah di satu sekolah yang sama. Kak Viny tak pernah berpihak padaku. Karena papa dan mama yang selalu membanggakan prestasinya membuat kak Viny manjadi orang yang angkuh dan tak pernah bersikap baik padaku. Bahkan ia tak mau menganggapku sebagai adik kandunganya. Kak Viny berkata padaku jika ia merasa malu memiliki adik yang bodoh dalam segala macam pelajaran. Bahkan aku sama sekali tak pernah membanggakan keluarga. Papa, mama dan kak Viny merasa jika kehadiranku hanya membuat malu nama keluarga. Nilai ku bahkan jauh dari kata bagus. Prestasi non akademik pun aku tak punya. Berbeda dengan ka Viny yang selalu menjadi juara disekolah.

Aku tau kak Viny memang anak yang cerdas juga berbakat, bahkan disekolah pun dia menjadi siswi yang populer dan memiliki banyak penggemar. Ditambah dengan penampilan kak Viny yang begitu menarik. Kak Viny memang gadis yang cantik dengan senyum manis, tak heran jika banyak yang menyukainya. Sedangkan, aku hanyalah seorang gadis cupu, pendiam bahkan tak ada yang mengenalku. Sifatku yang pendiam dan tertutup membuatku selalu menjadi sasaran pembullyan teman sekelasku, tak hanya sekelas tapi siapa saja yang mengenalku, mereka pasti menjadikanku sasaran bully mereka. Beruntung aku memiliki sahabat yang sangat mengerti keadaan ku ini, dialah satu-satunya orang yang mau dekat denganku, karena kami memiliki hobby yang sama yaitu memberi pelajaran atau membalas perbuatan orang-orang yang suka membully.

Orang-orang selalu memandang remeh padaku. Bahkan mereka selalu mengatakan jika aku ini gadis lemah. Tapi semua pendapat mereka salah besar. Mereka akan menjadi orang yang sangat lemah jika bertemu dengan sisi lain dariku. Sisi lain yang hanya aku dan sahabatku saja yang tau. Bahkan keluargaku tak pernah tau sisi lain dariku.

Apa kalian tau? Setelah ada seseorang yang telah mempermalukan atau bahkan menjadikan ku sasaran pembullyannya, aku akan merasa sangat senang. Karena mereka yang menjadikanku korban akan aku putar balik keadaan menjadikan mereka korbanku.

Aku tak pernah segan untuk menusuk perut mereka, memisahkan kulit dengan daging mereka, memotong bagian tubuh mereka menjadi beberapa bagian, bahkan mengeluarkan isi perut mereka. Aku benci pada mereka yang sering membully orang, ingin sekali aku merobek-robek perutnya beserta yang ada di dalamnya, mengambil jantungnya atau hati mereka yang penuh dengan kebusukan. Aaaaahh itu terasa menyenangkan bagiku.

Aku tak pernah memandang siapa korbanku entah itu lelaki, perempuan, muda ataupun tua. Siapapun mereka yang berurusan denganku maka proses kematian mereka akan ku percepat.

Hal yang paling menbuatku bahagia adalah saat mendengarkan teriakan memohon, isakan dan juga kesakitan dari mereka para korbanku. Darah segar yang mengalir dengan bau anyir, keringat dari tubuh yang membasahi tubuh mereka dan juga air mata yang mengalir dari kedua bola mata mereka adalah sebuah pemandangan menyenangkan untukku. Seperti sebuah film yang bisa membuat ku tertawa.

Jangan pernah meremehkan kelemahan ku atau kalian akan menjadi sasaranku selanjutnya.

Apa kalian siap bermain-main denganku?

.
.
.
.
.
.

TBC

Baru prolog, gimana? Ada yang kurang? Kritik, saran dan tanggapan kalian saya tunggu. Agar supaya berfaedah kedepannya(?)

Ini ff hasil kolab sama Nakamiharu_48

Mungkin nextnya bakal ada kata atau kalimat yang kasar jadi dari awal saya kasih peringatan(?)

Atau mungkin yang gak suka genre psycho jangan lanjut baca daripada sawan(?) wkwkw

Kira-kira di prolog ini pov siapa?

Mau dilanjut?

Blood, Sweat and TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang