Pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya, mungkin karena hujan yang turun dari tadi malam hingga pagi ini. Kalau cuacanya begini, banyak orang yang menetap di kasurnya dan malas melakukan aktifitas yang seharusnya dilakukan. Seperti halnya perempuan yang masih tertidur di selimut tebalnya itu. Padahal daritadi bundanya sudah teriak dari luar kamar."Letta...bangun ini udah jam berapa, hari ini hari senin. Nanti kamu marah sama bunda kalo telat." teriak bundanya dari luar.
Perempuan yang dipanggil Letta itu mulai terganggu. Nama lengkapnya Qania Violetta Ayu, kalau sama keluarga dan temen deket dipanggil Letta.
"Iya bundaa Letta bangun nih." balas Letta dari dalam kamar.
Letta segera bangun dan bersiap-siap untuk sekolah. Setelah merasa cukup, dia keluar kamar dan menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarganya. Letta bukan anak tunggal, dia memiliki saudara perempuan yang duduk di bangku SD kelas 2, walaupun adiknya bandel tapi Letta seneng, karna ada temen main dirumah.
Sesudah sarapan, Letta pamit dengan bundanya dan dia diantar ayahnya pergi ke sekolah barunya.
"Letta sekolah dulu ya yah. Assalamualaikum." pamit Letta kepada ayah.
"Waalaikumussalam, belajar yang bener ya." pesan ayahnya, Letta tersenyum dan mencium tangan ayahnya. Segera Letta keluar dari mobil, karna sudah tidak sabar untuk masuk ke sekolah baru.Setelah beberapa hari melewati MOS, hari ini hari pertama Letta masuk sekolah dengan seragam putih abunya.
Letta segera menuju ke papan pengumuman untuk melihat dia masuk ke kelas berapa. Ternyata Letta masuk ke kelas 10 Ipa 3, dia langsung mencari letak kelasnya. Setelah beberapa menit, akhirnya dia menemukan kelasnya yang berada di dekat kantin.
Letta masuk ke kelasnya dan langsung mencari tempat duduk yang nyaman, dia memilih tempat duduk di baris ke 3 di dekat dinding yang menghadap ke lapangan. Kursi sebelahnya masih kosong, mungkin saja nanti akan ada teman barunya yang mau duduk disitu. Memang, Letta belum mempunyai teman baru di kelasnya ini. Bosan menunggu bel masuk, Letta berniat mengeluarkan novelnya tetapi hal itu batal karna ada suara seseorang yang tiba tiba mengejutkannya.
"Hey!" panggil orang itu. Letta menoleh dan melihat ada seorang perempuan yang tidak dikenalinya.
"Boleh gak kalo gue duduk disini?" tanya perempuan itu dengan ramah.
"Boleh boleh aja." jawab Letta dengan senyumannya. Perempuan itu langsung duduk disampingnya."Amelia Putri. Lo bisa panggil gue Amel." sapa perempuan itu sambil mengulurkan tangannya.
"Qania Violetta. Biasa dipanggil Letta." jawab Letta dengan ramah.Setelah perkenalan singkat itu, mereka langsung ngobrol, mereka membicarakan hal-hal yang penting hingga hal-hal yang tidak terlalu penting.
Tak terasa, bel masuk telah berbunyi. Mereka terpaksa menghentikan obrolan mereka karena wali kelas sudah masuk. Setelah itu wali kelas memperkenalkan diri bergantian dengan murid-muridnya, dilanjutkan dengan pemilihan perangkat kelas dan membicarakan keperluan kelas yang lainnya.
Letta terpilih sebagai bendahara yang bertugas mengatur keuangan kelas dan hal lainnya. Sebenernya Letta terpaksa, tapi karna tidak ada lagi yang mencalonkan diri, dan Amel selaku sekretaris mencalonkan Letta sebagai bendahara akhirnya Letta yang terpilih sebagai bendahara.
Bel istirahat berbunyi, wali kelas mereka mempersilahkan murid-muridnya untuk makan atau aktifitas yang lain.
"Let, kantin yuk!" ajak Amel kepada Letta.
"Gak ah, males." tolak Letta.
"Yaelah Let.. Kantin deket sini masa gamau, dasar mageran!" omel Amel.
"Yaudah, gue ke kantin ya!" sambung Amel.
"Eh eh nitip dong mel.." bujuk Letta.
"Udah gamau nemenin, nitip lagi.. Yaudah cepetan mau nitip apa?" kata Amel tak sabaran.
"Nitip air mineral sama roti aja satu. Makasih ya mel." ujar Letta sambil memberikan uang sepuluh ribu kepada Amel.
Amel langsung pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang lapar dan membelikan titipan Letta.Sambil menunggu Amel jajan, Letta melihat ke luar jendela, di lapangan ada beberapa kakak kelas yang sedang bermain sepak bola. Lah, itu kan lapangan basket, ngapa pada main sepak bola. Aneh. Itu lagi, kenapa pake seragam waktu main, kan seragamnya nanti kotor, bau, kucel lagi. Pikir Letta bingung.
Amel datang dengan membawa kantung plastik yang berisi makanan yang akan ia makan dan pesanan Letta tadi. Dia masuk dan melihat Letta sedang melamun sambil melihat lapangan di luar kelas.
"Dor!" Amel mengagetkan Letta yang sedang melamun sambil tertawa karna ekspresi Letta yang sedang terkejut itu.
"Astaghfirullah mel! Ngagetin aja sih.. Untung gue gak jantungan." ujar Letta.
"Lo ngapain ngelamun sih? Ngeliatin siapa? Hayoo kasih tau.." canda Amel.
"Ngga ngeliatin siapa juga, cuma aneh aja, ngapa lapangan basket dijadiin tempat main sepak bola." kata Letta
Amel hanya mengangkat bahu tanda tidak peduli dan memakan makanannya yang sudah dia beli tadi.
"Makasih ya mel udah beliin gue makanan." kata Letta sambil tersenyum lebar.
Amel hanya mengangguk. Setelah makan, mereka menikmati istirahat mereka dengan mengobrol lagi."Eh eh Let! Liat tuh ada kakak kelas ganteng banget!" tunjuk Amel ke arah kakak kelas yang Letta liatin tadi.
"Apaan sih, biasa aja." ujar Letta tak peduli.
"Yaelah, awas aja nanti suka." canda Amel
Letta tidak terlalu memusingkan ucapan Amel barusan, karna menurutnya tidak penting.Tak terasa bel pulang berbunyi, murid-murid 10 ipa 3 langsung membereskan meja dan bersiap untuk doa dan pulang. Tadi setelah bel masuk istirahat, kegiatan mereka dilanjutkan dengan membicarakan keperluan kelas.
Letta keluar kelas bersama Amel, mereka berdua mulai dekat karna perkenalan singkat tadi pagi.
"Mel, gue duluan ya, udah dijemput ayah nih.." pamit Letta.
"Yaudah, hati-hati ya Lett!" jawab Amel sambil melambaikan tangan.Setelah masuk ke mobil, Letta salim dengan ayahnya.
"Gimana sekolah tadi?" tanya Ferdi, ayah Letta.
"Baik-baik aja yah, aku juga udah punya temen baru." jawab Letta dengan semangat.
"Bagus kalau begitu." ujar sang ayah sambil tersenyum.--------------------
Hai! Jangan lupa vote dan comment ya(:
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh
Teen FictionTerima kasih kamu telah membuat aku senang karena keberadaanmu.