Dua

50 3 2
                                    

Sinar matahari sangat terik membuat siapa saja tidak ingin berada di luar ruangan yang teduh. Tetapi, beda halnya dengan kelas Letta, mereka sedang di luar kelas karena pelajaran olahraga.
"Aduhh males banget gue Let, panas-panasan gini," ujar Amel dengan kesal.
"Tahanin aja Mel, bentar lagi selesai juga," balas Letta santai.

"Iyaa sih bentar lagii tapi ini panas bangettt," Amel makin kesal.
"Diem deh Mel, udah diliatin bapaknya tuh," Letta memberitahu.
Amel akhirnya diam dan kembali memperhatikan guru olahraga mereka yang sedang mempraktekan cara memasukkan bola basket ke dalam ring dengan baik.

***

Pelajaran olahraga telah berganti dengan pelajaran bahasa Indonesia. Di tempat duduknya, Amel dan Letta sedang berbincang tentang kakak kelas 12 yang katanya ganteng itu.

"Ganteng banget Let, liat deh," kata Amel sambil menunjukkan handphonenya yang menampilkan gambar seorang laki-laki bernama Bintang, kakak kelas mereka.
"Iya ganteng, tapi udah punya pacar." ujar Letta.

Obrolan mereka seputar cogan terhenti karena guru mereka sudah masuk ke dalam kelas.

"Hari ini ibu akan membagi tugas kelompok," ujar guru bahasa Indonesia mereka, bu Santi. "Tugas ini dibuat bersama teman sebangku masing-masing. Yang duduk sendirian, bisa bergabung dengan teman yang berada di depannya."

"Tugasnya, kalian buat laporan tentang ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Kalian diskusikan salah satu ekstrakurikuler yang akan kalian amati dengan teman sekelompok," jelas bu Santi. "Karena ibu ada urusan, ibu akan memberi kalian waktu untuk berdiskusi. Jangan ada yang keluar kelas." lanjut ibu itu, lalu keluar kelas.

Sementara itu, di meja nomor 3 didekat jendela, Letta dan Amel sedang berdiskusi ekskul apa yang akan mereka amati.

"Gimana kalo ekskul Sastra?" usul Letta.

"Gak ah, kita kan ekskul Sastra, masa ekskul itu juga yang dibuat laporan," tolak Amel. "Hmm.. Gimana kalo basket?" usul Amel sambil melihat ke arah anak-anak kelas sebelas yang kebetulan sedang bermain basket di lapangan depan kelas mereka.

"Boleh juga sih," Letta setuju dengan usul Amel.
"Yaudah, nanti gue tanya kak Tara kapan mereka latihan." kata Amel.

Kak Tara adalah kakak sepupu Amel. Mereka itu sangat dekat layaknya kakak-adik kandung.

***

Bel pulang sekolah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Tetapi Letta dan Amel masih di kantin karena lapar. Mereka tadi tidak sempat ke kantin karena pelajaran olahraga tadi.

"Eh itu kak Tara Let!" ujar Amel sambil menunjuk ke arah pintu kantin. Karena mereka duduk berhadapan, Letta menoleh mengikuti arah tunjukkan Amel tadi. Disana terdapat 5 kakak kelas mereka. Salah satunya ada Tara, sepupu Amel.

'Eh itu kan cowok yang main bola kemaren kok dia bareng kak Tara ya?' tanya Letta dalam hati. Letta memang tidak banyak mengenal orang dan dikenal orang. Beda hal nya dengan Amel, dia terkenal karena mudah bergaul sedangkan Letta lebih menutup diri. Jadi Letta tidak terlalu memperdulikan kalo banyak yang menyapa Amel jika mereka sedang berjalan di koridor.

"Kak Tara!" panggil Amel dengan suara yang membuat hampir seisi kantin menoleh ke arah meja mereka. Maklum, jarak antara Amel dan kak Tara lumayan jauh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang