satu

16 0 0
                                    


'' siapa nama pemeran cowoknya ?'' suara Ara memecah keheningan,

''Kento Nakajima'' jawab Olive tanpa melepas pandangannya dari layar Televisi, sore itu grimis, dingin dan sedikit berkabut, hujan seharian mengguyur kota Bogor, 4 calon siswi SMA ini masih enggan beranjak dari kamar Olive untuk menonton DVD Film Jepang koleksi Olive yang hampir memenuhi laci mejanya. Dan kali ini mereka tengah menonton film Jepang .

'' ganteng banget ya.. '' kini Gia ikut terbawa suasana sambil memeluk bantal Hello Kitty.

'' hujannya udah reda tuh.. sana cari kebutuhan MOS'' muncul seseorang dari balik pintu sambil membawa secangkir kopi.

'' entar deh.. nanggung nih filmnya'' sahut Gia,

'' eh Ssy, liat deh cowok di film itu keren banget.. '' Ara menepuk pundak Missy yang hapir saja tersedak ketika hendak meminum kopi panasnya.

'' ssshhh... mana aja cowok kaya gitu didunia ini, eh kalian mending buruan deh, cari kebutuhan MOS, jangan mau dibodohin sama film begituan '' ketus Missy, Olive sebagai penikmat drama dan film Jepang sedikit sinis menatap Missy

'' lo aja tuh yang nggak ngerti, nggak peka, sesekali deh lo nonton beginian biar lo ngerti rasanya jatuh cinta..'' ujar Olive, Missy hanya menjulurkan lidahnya dan bergeming.

Missy memutuskan untuk melanjutkan SMAnya di Bogor, karena Ayah Missy yang seorang dokter sering dipindah tugaskan ke luar kota , ibu Missy sudah lama meninggal, kini ia tinggal bersama neneknya di Bogor. Sedangkan Olive adalah sahabat Missy dari SMP namun ketika kenaikan kelas 3, Olive dan keluarganya pindah ke Bogor dan menetap alasan itupula yang memantapkan Missy untuk bersekolah disini. Sedangkan Ara dan Gia memang asli Bogor dan mereka bertemu ketika pembekalan MOS beberapa hari lalu. Kecocokan diantara mereka membuat mereka selalu bersama akhir-akhir ini untuk memepersiapkan kebutuhan MOS.

_______________________________________

'' Toru, jangan buat masalah disekolah baru mu.. ingat jangan membuatku malu..'' nasihat wanita paruh baya itu hanya dibalas dengan anggukan saja.

'' Toru, kuperingatkan... kau harus berhati-hati dengan model rambutmu, cukurlah sedikit jangan terlalu panjang, apa kau tidak membaca peraturannya '' seraya mengikuti langkah putranya sampai kehalaman rumah.

'' wakatta (mengerti) '' jawabnya, ibunya tersenyum '' Iterasshai (hati-hati dijalan)''

Dengan sepedanya ia membelah keheningan pagi itu, pemandangan bukit hijau yang sedikit tertutup kabut menenmaninya sepanjang jalan.

Genap 7 bulan Toru Nakajima menetap di Indonesia, Ayahnya adalah seorang peneliti dibidang tanaman untuk sebuah perusahaan obat dari Jepang harus bertugas di Indonesia.

'' dulu ayah juga masuk sekolah Negeri di Jakarta ketika ayah tinggal bersama nenekmu,''

Toru masih punya darah Indonesia dari Neneknya meski sangat sedikit bahkan tak terlihat , karena secara fisik Toru terlihat sangat Jepang. Entah apa yang akan terjadi dalam hidupnya, ketika ayahnya lebih memilih menyekolahkannya di SMA Negeri. Hanya 6 bulan Toru belajar bahasa Indonesia dan mempelajari mata pelajaran yang diajarkan disini parahnya ia harus mengulang dari kelas satu, karena ia btuh waktu untuk menyesuaikan pelajaran di Indoensia. Ia tertolong karena ayahnya masih fasih berbahasa Indonesia.

Berkat GPS di I-Phonennya akhirnya ia sampai disekolah, telihat puluhan siswa berjalan menuju ke gerbang sekolah, hari itu adalah Masa Orientasi Siswa atau MOS, namun MOS kali ini tidak separah dulu, namun pakaian super aneh masih saja berlaku. Toru nampak bingung dengan pemandangan didepannya itu '' Masaka ...(yang benar saja)'' gumamnya, terlihat para siswa kelas 3 mengawasi didepan dengan raut wajah serius.

Toru memtusukan untuk bersembunyi disebuah gang sempit disamping sekolah dan menaruh sepedanya. Kemudian ia memanjat tembok setinggi 5 meter dengan bantuan bak sampah beton yang ia naiki, ia melompat kedalam dan tenyata ia sudah berada dibagian belakang sekolah.

____________________

'' yah.. gue lupa bawa tasnya '' Missy terlihat panik ketika upacara Apel pagi akan dimulai,

'' tas apa ?'' tanya Olive tak kalah panik,

'' tas yang isinya barang yang harus dibawa ''

'' lo gimana sih Ssy.. terus.. gimana?'' Olive balik bertanya, namun Missy tiba-tiba saja menjadi santai, '' tenang.. gue tau harus ngapain.. udah lo ikut upacara aja..

'' Missy berjalan mundur, '' lo mau ngapain ??? '' bisik Olive,

Missy mendekati salah satu pembimbing kelompok MOS yang merupakan siswa kelas 2,

'' kak.. maaf perutku sakit banget.. '' keluh Missy sambil mencengkram perutnya '' kak please.. aku gak bisa ikut upacara nih, gak kuat'' Missy memasang raut wajah memelas,

'' oke.. kamu ke UKS aja.. '' jawab siswa berkacamata itu sambil menunjukan ruang UKS yang terletak di ujung koridor.

Olive yang menatap Missy dari kejauhan hanya menggelengkan kepala melihat ulah Missy.

Ruang UKS nampak sepi tak ada petugas PMR yang berjaga, mereka sedang sibuk di lapangan untuk mengawasi siswa siswi baru yang mungkin saja jatuh pingsan ketika upacara. Missy mengendap endap keluar dari ruang UKS dan berlari kecil menuju ke belakang sekolah. Ia memutuskan untuk bersembunyi disebuah gudang yang letaknya lumayan jauh dari gedung lainnya karena terletak ditanah kosong.

Dengan perasaan waspada Missy berjalan mundur, kepalanya tak henti menengok kesana kemari sambil memasang mata waspada.

'' itte... (aduh..) '' suara itu mengejutkan Missy, ia tersentak untuk beberapa detik sebelum menoleh kebelakangnya dimana asal muasal suara itu.

'' astaga..'' kejutnya, bola matanya hampir saja lepas melihat siapa yang tengah duduk dibawahnya.

'' maaf, maaf.. '' ucapnya, rupanya kaki Missy menginjak telapak tangan orang itu. Missy terdiam sesaat, menatap heran melihat siswa dengan seragam yang berbeda dengan stelan jas dan kemeja, Missy menyirat bingung sepertinya ia pernah melihat penampakan orang dengan gaya seperti ini.

'' baka.. !! apa kamu tidak lihat aku disini? Kenapa injak tanganku? '' ketusnya dengan bahasa Indonesia yang kaku dan aneh.

'' maaf, gue gak liat.. siapa suruh duduk disitu '' Missy mencoba membela dirinya, lalu kembali memperhatikan siswa itu dari atas kebawah.

'' aneh.. kok aneh ya, '' gumamnya lirih,

'' hah? Apa yang kamu bilang?'' ujarnya dengan tatapan sinis, Missy menggeleng cepat mengelak '' nggak.. lo ngapain disini? '' tanya Missy,

'' lo? apa itu? Bisa tidak pakai bahasa Indonesia yang benar?'' ujarnya sukar, Missy menepuk keningnya dan baru menyadari jika siswa dihadapannya ini ternyata belum menegrti betul perkataannya.

'' lo... itu artinya kamu, itu bahasa gaul, dan....''

'' terserah '' ia meninggalkan Missy begitu saja,

'' eh tunggu, lo dari mana? Siswa sini juga '' cercal Missy,

'' ya, dari Jepang.. dan aku murid sekolah ini sekarang '' ia membalikan badan, Missy baru ingat jika siswa dari Jepang itu mengingatkannya pada tokoh murid laki-laki di film Jepang kesukaan Olive, rambutnya juga sangat bergaya dan pas dengan bentuk wajahnya, ekspresinya juga dingin, dengan tangan yang slalu dimasukan kedalam saku celana, Missy tersenyum kecut..

'' ooh.. gue eh mmm maksudku.. aku Missy.. siswi baru juga, ngomong-ngomong lo kenapa disini? Pasti bolos ya dari apel pagi..''

'' banyak bicara, kalau iya mau apa?'' ketusnya, bibir Missy langsung tertutup rapat. Ia malas melanjutkan obrolan basa-basinya dan memilih duduk disebuah kursi kayu reot tak jauh darinya. Missy hanya menatap kepergian cowok itu sampai akhirnya ia melompat keluar dari tembok belakang sekolah.



____

bagaimana menurut kalian ? aku akan melanjutkan bagian berikutnya segera ..!!! thanks for read.. :)

Missy Toru ( kisah Seifuku dan Putih Abu-Abu)Where stories live. Discover now