part 47

36 2 0
                                    

Dulu malam yang menurutku begitu indah, malam yang menebarkan ketenangan dan kesejukan, malam yang menyimpan berbagai memori hati yang mampu mengukir setitik senyum di wajah. kini tak ada lagi, ia berubah semenjak ada badai di malam hari, ia tak seperti dulu lagi.

untuk menikmati keindahan dan merasakan ketenangan dan kesejukan malam akupun tak bisa apalagi sekedar mengukir senyum, itu hal yang mustahil kini.

Kini malam tak seperti dulu lagi, ia sirna ia pergi ia tak guna lagi, kesedihan semakin menguasai malam, untuk tenang pun aku tak bisa apalagi menikmatinya detik hingga detik.

Aku kecewa padanya, hanya karna ada badai ia berubah, kemana malam yang dulu.
Malam kemarilah aku sangat merindukanmu, aku sangat merindukanmu, aku merindukan malam yang dulu waktu kita pertama kali mengukir cerita bukan malam yang sekarang.

Teruntuk (kamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang