Dahulu kala

1.1K 89 11
                                    

26 november 2016

Tidak anak muda, cerita ini belum selesai begitu saja. Yang kau dengar-atau baca kemarin, baru permulaannya. Oleh karena itu, bagaimana jika sekarang kita sedikit bernostalgia sebentar di masa lalu untuk sedikit mengetahui kebenaran di baliknya?

.

.

.

Who is your father?

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pair: mmm... tergantung mood saya mau endingnya siapa :v #digantung

Rate: T semi M (mungkin)

HARD WARN: Typo dan alur maksa. Bagi yang ga suka Hinata centric, HARAP TEKAN BACK SEKARANG JUGA :3 damai itu indah ^^

(c) Hikari No Aoi

.

.

.

Manik cokelat Tsunade menatap dengan jeli setiap kalimat yang tertulis dalam surat gulungan di tangan kanannya. Dan tepat satu menit kemudian, ia memberikan cap persetujuan warna merah pada kertas tersebut. Jika ada yang kurang berkenan atau terasa janggal, ia akan melempar kertas itu ke sebelah kanan agar diperiksa Shizune. Begitu seterusnya, sampai pekerjaannya selesai pada pukul sepuluh malam.

Atau, bisa dikatakan tidak benar-benar selesai karena segiat apapun dirinya bekerja, tumpukan dokumen itu selalu bertambah. Walau semua yang ia lakukan sampai saat ini adalah makanan sehari-harinya sebagai seorang godaime Hokage-dan yah, cukup melelahkan, Tsunade masih menyukainya kok.

Ah, dibanding memikirkan hal itu... Tsunade tak habis pikir mengapa kebanyakan negara kecil seperti Hanagakure*, Kawagakure, Yamagakure* dan sekitarnya selalu meminta bantuan shinobi dari Negara Api-khususnya Konoha. Padahal, masih banyak juga Shinobi dari Negara lain yang bisa menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.

Oke, memang benar dengan adanya misi itu, Konoha mendapatkan penghasilan yang besar. Hanya saja, jika ia tidak pintar mengimbangi... keadaanya tentu bisa fatal.

Seperti sekarang, Konoha mendadak krisis shinobi karena banyaknya misi mendesak yang harus dipenuhi. Lalu kalau ada apa-apa dengan desanya sendiri, bagaimana? pokoknya berita ini tidak boleh menyebar keluar.

Ketika membuka surat yang ke... lima puluh, mungkin? Pintu kantornya diketuk dengan pelan-bahkan nyaris tak terdengar andai ketukannya tak berulang.

Tsunade terdiam sebentar, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Masuk." Kata sang lansia-ehm, kata sang wanita jelita berkepala lima mempersilahkan tamunya menginterupsi kegiatannya.

Shizune mengangguk, ia segera berdiri dan membukakan pintu. "Ah, Hinata-san!"

Gadis itu tersenyum, dan memberikan salam dengan anggunnya. "Se-selamat pagi, Shizune-san."

"Oh Hinata-kau sudah datang," Berdiri dengan segera, Tsunade kemudian menghampiri souke dari klan Hyuuga tersebut dan merangkul pundaknya dengan gemas. "Kemarilah, kemarilah."

Sang heiress yang belum paham mengapa Hokage kelima Konoha bersikap demikian, hanya bisa menurut sambil memasang wajah terheran. "Y-ya, Tsunade-sama?"

Tsunade hanya tersenyum, dan membawa Hinata masuk keruangannya-meski tidak sampai disuruh duduk. "Shizune, tolong carikan misi Hinata kemarin."

"Baik, Tsunade-sama."

Who is your father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang