"Haduh capek, Nin, Din, Bell!" Keluh Adera.
Adera, Canina, Nadin dan Bella kembali berjalan-jalan ke mall untuk mencari softlens untuk Adera. Softlens yang akan di beli sebagai pengganti fungsi kaca mata yang sering di pakai Adera. Seperti rencana kemarin malam, keempat gadis itu pergi ke sebuah mall untuk membeli banyak hal sebagai bahan make over. Mereka sudah mendapatkan barang-barang yang lain seperti baju, aksesoris rambut dan sebagainya kecuali softlens.
"Di lantai atas biasa di jual, Din." Ucap Bella.
"Iya bener, di lantai atas, yuk naik lift itu aja." Ucap Canina, menunjuk lift yang tidak jauh dari tempat mereka.
"Sumpah aku gak sabar main salon-salonan nanti di rumah kamu, Der." Ucap Nadin.
"Ehm...ngomongin salon-salonan, perlu gak sih Adera potong rambut? Jadul banget gitu potongan rambutnya." Tanya Bella. Bella memperhatikan rambut Adera yang hanya di potong simple tanpa model.
"Bener juga," Ucap Canina.
"Jadi, kita kemana? Cari soflens dulu apa ke salon dulu?" Tanya Nadin.
"Softlens dulu aja deh, salon agak lama. Nyari soflens kan bentar doang," Jawab Canina.
Keempat gadis itu kemudian menaiki lift menuju toko softlens. Banyak pilihan warna untuk softlensnya, tetapi Canina, Nadin dan Bella memilihkan tiga warna softlens yang berbeda untuk menghiasa mata Adera. Warna hitam untuk pergi ke sekolah dan acara resmi, warna coklat dan biru untuk jalan-jalan atau acara tidak resmi.
"Bayar pakai kartu ATM bisa kan mbak?" Tanya Canina.
"Bisa mbak," Jawab kasir toko tersebutn
Canina menyerahkan kartu ATM milik Adera kepada mbak kasir. "Semuanya delapan ratus sepuluh ya mbak." Ucap kasir itu.
Mata Adera terbelalak mendengar harga dari softlens yang akan di pakainya.
"Din, mahal banget. Aku susah-susah nabung dari uang bulanan aku, cuman karena ini uang ku habis?"Ucap Adera dengan nada lemas.
"Adera, mau cantik itu butuh duit. Kalau sudah kelihatan hasilnya, kamu gak akan ngerasa rugi. Percaya deh sama aku." Ucap Nadin.
"Iya Dera, aku aja tiap bulan harus kontrol ke klinik kecantikan sama Mama aku habisnya lebih dari itu, jadi gak usah kaget," Ucap Canina.
"Yaudah si Der, serahin semua ke mereka. Mungkin mereka yang lebih ngerti." Ucap Bella.
"Yaudah lah," Ucap Adera pasrah.
Setelah semua terbeli, keempat gadis itu masuk ke sebuah salon. Berkonsultasi kepada banci pemilik salon tersebut untuk model rambut yang cocok untuk Adera.
"Gimana nih mbak, bagus yang mana?" Tanya Nadin.
"Ehm, dia sih wajahnya udah oval gitu, jadi aku saranin di potong sebahu aja, ujung rambutnya di bentuk oval. Jadi kelihatan remaja banget dan cocok banget menurut aku. Pasti cantik." Ucap Banci tersebut.
"Yaudah deh terserah mbak aja ya, yang penting bikin temen saya cantik." Ucap Canina.
"Oke, itu mudah." Ucap Banci pemilik salon.
Penata rambut langsung melakukan pekerjaannya, memotong bagian ini itu di rambut Adera. Bella, Canina dan Nadin menunggu di meja tunggu dengan bermain Hp masing-masing.
"Udeh nih, mbak. Gimana cantik gak temennya," Ucap Banci pemilik salon.
"OMG, ini Dera? Sumpah cantik banget." Ucap Bella.
"Iya, cantik banget. Tapi lebih cantik lagi kalau gak pakek kaca mata." Ucap Canina memasang wajah kecut.
"Nanti kalau udah di rumah, aku ajarin pakai softlens ya, Der. Mami Papi kamu di rumah gak?" Tanya Nadin.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 SEKAWAN
Teen FictionPersahabatan itu indah, karena sahabat berbagi tawa dan duka. Persahabatan tidak berjalan mulus layaknya kulit bayi. Di dalam persahabatan timbul konflik-konflik kecil akibat dari perbedaan berpendapat. Apakah kalian pernah mengalaminya bersama sah...