(Sudut pandang Yusuf)
Ya, kami sedang menyiapkan strategi bertempur. Berat banget rasanya. Males banget. Tapi untungnya ada satu tangan kananku yang berguna, eh wakil ketuaku, eh ahli strategi Sub B. Namanya Sora, lengkapnya Ken Sora. Dia orang campuran Jepang-Jawa alias blasteran menurut orang jawa. Dia itu cerdas, pintar, dan "jleb" di hati.
"Sor, sini dong" Yusuf memanggil.
"Ngapain?" Balasnya.
"Cepet sini, nanti ku kasih tahu deh"
"Apaan ?" Sora menghampiri.
"Nah, kamu buat strategi buat tangkap Taksaka, kemudian beli es jus jambu, lalu beli rujak manis di kantin, lalu belikan kuota internet di kios sebelah sekolah juga ya. Oh iya jangan lupa rujaknya aku ga pakai mangga ya, terus yang lainnya pakai. Terus jus jambunya pakai susu, esnya jangan banyak-banyak. Sudah itu saja." Aku mirip bos.
"Eeehhh,, saja? banyak banget, pusing aku" sepertinya Sora bingung.
"Oh iya aku lupa, belikan yang lainnya juga. Bayarnya pakai kas organisasi, jadi belikan untuk semuanya ya... Hehe. Dah, cepat belikan sama buat strateginya. Ndang mari ndang wis"
"Hadeh, iya-iya dah. Eh, tapi mas ngapain?"
"Aku mau ke ruangan ketua OSIS"
"Ngapain?"
"Ada dah, kamu cepetan beresin tugasmu"
"Hmm, ya ya"
Aku menghampiri Rian. "Yan, jadi gak?" Aku mengajak. "Oh, iya-iya. Ayo" jawabnya.Di ruang OSIS aku dan Rian berbincang dengan Erik, si Ketua OSIS. Dia sibuk sekali, sehingga semua permintaanku –permintaan untuk memakai ruang rapat OSIS dan lainnya– ditolak mentah-mentah plus ocehan kecil
"Tidak ada gunanya kita disini, dia sibuk, kembali saja ya, aku capek" Rian berkata kepadaku. Kemudian kami pergi meninggalkan ruang OSIS.
"Aku sudah menyuruh Sora untuk membeli kuota internet."
"Buat apa? Kan kita bisa pakai wifi sekolah?"
"Berbahaya, juga jangkauannya terbatas."
"Memangnya kenapa kok bisa berbahaya?"
"Nanti kamu tahu sendiri."
"Ayolah."
"Hmm, iya dah. Karena kalau kita menggunakan wifi sekolah maka dia bisa mudah meretas data sekolah dan data kita. Tetapi, apabila memakai data seluler maka kita akan lebih aman.... Sedikit"
"Hmm, iya ya. Operator seluler kita sudah membuat enkripsi yang susah dijebol peretas."
"Oke rencana sudah siap, sekarang tinggal menjalankan saja."
"Oke"***
Keesokan harinya, kami (Glynx B) menunggu Taksaka di perpus. Olive yang memanggil dia. Kami sudah izin Bu Lina untuk memakai perpus. Ketika pulang sekolah, Taksaka datang juga di perpustakaan. Rian menyuruh duduk. "Nah bukumu ketinggalan." Rian berbicara kepadanya. Taksaka membukanya dan seketika ruangan menjadi gelap, tapi tak lama kemudian menjadi aula Organisasi Glynx.
"Hmm, jebakan buku, ya. Kuno sekali." Taksaka berbicara nadanya "agak" sombong.
"Ikutlah bersama kami ke Glynx" Rian mengajak.
"Untuk apa aku ikut organisasimu? Organisasimu lemah terhadapku."
"Lemah katamu?"
"Coba ku-tes." Taksaka mengeluarkan kejutan pikirannya. Gelombang biru keluar dari tangannya yang diacungkan ke depan.
"Lihat, tidak ada yang pingsan kan?"
"Okelah kalau begitu. Bagaimana kalau begini?" Taksaka mengeluarkan yang lebih kuat. Rian kaget sambil mundur dan mengeluarkan gelombang kembali untuk menetralkannya. Rian salah perhitungan. Gelombangnya masih terlalu kuat dan memusingkan kami, rasanya seperti sakit kepala.
"Lihatlah, kalian tidak kuat menahan serangan ku yang kecil. Yang kecil tidak bisa bagaimana nanti yang kuat?" Dia meremehkan.
"Sok kuat ya? Suf waktumu, Suf!"
"Oke!" Aku menempelkan tanganku ke tanah. Dan tiba-tiba Taksaka tidak bisa bergerak.
"Mau secara lunak atau keras? Jawablah Taksaka!" Rian berteriak.
"Aku tak akan menyerah disini!" Taksaka tiba-tiba mengeluarkan pedang cahaya, dan menyerangku. Pedangnya memakai cahaya untuk bilahnya, sehingga bisa menjangkau jarak yang jauh.
Singh! Suara pedang Taksaka mengenaiku. Aku terlempar, gravitasi menghilang, suasana menegangkan dengan kekuatannya. Taksaka mengeluarkan gelombang yang super kuat. Gelombangnya meledak ketika mengenai Rian.
"Kurang ajar kamu!" Rian mengepalkan tangan, bajunya menjadi biru. Matanya menyala biru. Pokok semuanya menjadi biru dan putih. Rian berteriak dan mengeluarkan cahaya putih dan biru di tangannya. Kemudian dia melemparkannya ke Taksaka. Taksaka menghindar.
"Kuat sekali, padahal aku menghindar. Jadi itu kekuatan yang terkuat?" Taksaka takjub sambil iri.
"Terkuat?" aku dan teman-teman yang lain kaget.
"Kalian tidak mengetahuinya? Payah sekali kalian. Kau anggotanya tidak tahu? Anggota macam apakah kalian?"
"Dia tahu seluk beluk Glynx! Bagaimana bisa?" Olive kaget.
"Kalian semua diam! Aku harus menghancurkan orang ini." Pedangnya Taksaka mengarah ke Rian. Tetapi Rian tidak cedera.
"Hmm... Kamu tidak tahu? Kekuatanmu dan kekuatanku itu sama, jadi kamu itu..."
"Rasakan itu dasar sombong!" Rian menyumpah. Bola putih Rian mengenai Taksaka. Taksaka langsung jatuh dan tidak bisa berdiri lagi. Energinya habis. Taksaka jatuh ke bawah.
"Wah rencananya berhasil. Sip!" Sora memuji.
"Sekarang kerangkeng dia (Taksaka)." Aku menyuruh semuanya.
Kami pun kembali ke markas. Sora dengan kekuatannya mengunci Taksaka dan membawa Rian kembali ke markas. Namun, tanpa kami sadari, kami di hadang musuh lagi. Sekarang musuhnya ada tiga orang."Siapa dia?" Sora bertanya.
"Rencanamu ada yang cacat, Ken. Kau selalu saja tidak mempunyai rencana cadangan." Rian berkata.
"Nah, lindungi Taksaka. Jangan sampai kabur. Suf, tahan ya. Aku maju lagi kayaknya. Haduh-haduh merepotkan"
"Oke"~Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Glynx
RandomPetualangan murid SMP biasa yang jago fisika, komputer juga elektronika. Bersama teman-temannya yang tergabung sebagai pengurus perpustakaan sekolah, melawan segala penyusup berbahaya yang dirahasiakan oleh petugas sekolah. Setelah itu mereka menja...