Part 1

111 5 0
                                    

Apa yang kalian fikirkan saat melihat gadis dengan tatapan aneh, dingin, dan tajam ke arah kalian? Apa kalian takut? Atau malah kalian dekati dan bertanya? Mungkin sebagian dari banyak orang akan menghidar dari tatapan itu, tapi bagaimana bila ada dua orang yang mendekati orang itu dan mengajaknya bersahabat dengan mereka?

Itulah, Adeeva, gadis dingin dan aneh yang menurut orang misterius, tapi tidak dengan kedua gadis yang ada dihadapannya ini. Lidya Putri Darmawan dan Alexandra Monzalina. Kedua nya malah menganggap Adeeva gadis asik, walaupun sesekali Adeeva menyuruh mereka menjauh, mereka malah makin dekat dengannya saat ini.

"Buku gue.."

Suara itu membuyarkan tatapan Adeeva pada semua orang yang menatapnya aneh. Adeeva menoleh dan menemukan Lidya sedang mengelap buku novel kesayangannya itu. Mereka sudah biasa mendengar tentang "kejadian buku Lidya" disekitar mereka.

Dimulai dari buku Lidya yang hampir jatuh ke selokan depan sekolah, terlempar ke tempat sampah, hingga hilang karena dia lupa menyimpannya dimana.

"Lo kenapa?" tanya Alexa sambil menyuap bakso nya yang baru saja datang. Bukannya menjawab Lidya malah menjitak kening Alexa.

"Masih sempet tanya kenapa lo ya! Lo yang nyenggol gue juga! Untung nih buku kagak jatuh ke tong sampah! Kalo iya gimana?!" debat akan dimulai. Adeeva memilih menutup kedua telinga nya dengan headset yang dia bawa kemanapun dia pergi, dan lumayan berguna baginya.

"Hah? Gue nyenggol elu? Kapan?" polosnya Alexa bertanya. Diantara keduanya, Alexa memang paling polos dan terkadang paling tidak mengerti apa-apa. Sedangkan Lidya, paling cerewet dan paling mengerti dunia fashion. Kalo Adeeva jangan ditanya lagi.

"Sok-sok'an polos lu! Gue gibeng baru tau!" kesal Lidya dan merebut paksa bakso Alexa. Alexa mendengus kesal dan memesan kembali baksonya. Walaupun Alexa paling polos, tapi dia orangnya selalu mengalah.

"Lo gak mesen, Deev?" tanya Lidya sambil mengaduk kembali bakso itu. Adeeva yang namanya merasa disebut pun melepas kedua headsetnya dan memasang wajah bertanya.

Lidya menghela nafas. "Lo gak mesen, Adeeva Afsheen Myesha?" ulang Lidya dengan seluruh penakanan disetiap kata.

Adeeva mendengus kesal. Dia benci nama panjangnya disebut. "Males, dan mager." jawab Adeeva datar. Seharusnya Lidya tau jawaban yang akan diberikan Adeeva. Alexa hanya menggeleng, dia tak pernah bertanya pada Adeeva, kecuali keadaan yang mendesak untuk bertanya padanya.

"Eh, lo tau gak kalo dikelas sebelah ada murid baru?" tanya Lidya tiba-tiba. Selain cerewet, Lidya juga tau berbagai berita disekolah ini. Alexa dan Adeeva hanya menggelengkan kepala.

"Namanya siapa?" tanya Alexa sambil menyuapkan bakso yang baru datang ke dalam mulutnya. "Pindahan dari mana? Ganteng gak?" tanyanya lagi berkali-kali.

Lidya menghela nafas. "Lo nanya satu-satu dong! Kalo nanya kaya kaleng rombeng lu! Mending diem kaya Adeeva, ya gak?" Lidya melirik Adeeva, berusaha mencari dukungan.

"Hm!" jawab Adeeva singkat. Alexa ingin tertawa terbahak, sedangkan Lidya memasang wajah cemberutnya. Meskipun begitu, keduanya tak pernah membicarakan Adeeva, dan itu membuat Adeeva tenang.

"Namanya sih gue denger-denger Bisma Arkananta Mahardika, dan gue denger-denger lagi orangnya ganteng, katanya sih pindahan dari Jakarta." pada akhirnya Lidya menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh Alexa.

The Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang