Terror

1.6K 33 12
                                    

Satu minggu pertama setelah hari itu, aku tidak melihat sari lagi. ibu jg kelihatan lebih tenang. Sekarang, sore hariku dihabiskan untuk ikut TPA di masjid yg jaraknya sekitar 1km dr rumah. Tiap hari bapak/ibu yg antar jemput. Aku tidak bertemu sari lagi, aku juga mencarinya tapi tetap tidak bertemu dengannya. Waktu itu aku belum paham dengan apa yang terjadi.

Malam hari aku tidur seperti biasa sendirian karena memang dibiasakan oleh orang tuaku. tapi ternyata mulai malam itu dan seterusnya, malam-ku tidak pernah biasa lagi...

Kasurku berada dekat jendela, kadang ibu lupa menutup gorden sama seperti malam itu. Aku merasakan hawa yang aneh. terlalu aneh untuk dibayangkan, dirasakan, dan diungkapkan anak usia 6tahun sepertiku.

Aku melihat di seberang rumah ada sesosok makhluk yang kemudian menggandakan dirinya !!! Aku tidak ingat berapa banyak. yg paling aku ingat adalah sosok bermata merah, dengan badan berbulu dan tangan panjang sampai menyentuh tanah. mereka hanya memandangku dengan menyeramkan.

Ada hawa benci yg aku rasakan. jarak mereka sekitar 10meter dari kamarku. Dan seketika itu juga, aku teriak, aku menangis, sejadi2nya karena rasa takut yang teramat takut.

Kedua orang tuaku buru2 datang dan bapak menggendongku yg masih terisak-isak. Saat digendong, mataku menghadap mereka yg berjalan menjauh. Dan yg paling belakang aku melihat sosok kecil yg sangat kukenal. saya bergumam "Sari..."

Malam itu aku tidur bersama orangtuaku. rasa takut masih menyelimuti. ibu masih menenangkan saya dan cuma bilang kalau itu mimpi buruk saja. Aku mencoba menganggap itu adalah mimpi buruk, dan tidak akan terjadi lagi.

tapii saya salahhhh salah besar !!!
.
.
.
pagi hari, mata hari sudah tinggi. Aku berangkat sekolah, aku masih tk, aku mulai melupakan kejadian semalam karena mungkin itu benar2 mimpi semoga benar mimpi.

Aku duduk dan lupa ngapain aja d tk dulu, tapi ada hal yg sampe saat ini kuingat.. ada bangku kosong harusnya di belakang.. tau maksudku? yaa. bangku itu tidak kosong lagi.. tapi ada sari yg mengisinya

Aku : sariii ?

Sari : iyaaa ?

Aku : main kedepan yukkk

saya masih belum paham apa dan siapa sari itu..

Aku : yahhhhh... ayolahh..teman2 uda pulanggggg

Sari : enggak, aku juga mau pulang

Aku : rumahmu mana sihhhh?

Sari : aku gak punya rumah sekarang...

Aku: lohh? kamu mau tidur dirumahku aja gak? aku gak ada temen dirumah

Sari : boleh

Saya : horeeeeee dirumah punya temennn

sari : (cuma senyum, tapi kalau kalian melihatnya, kalian akan takut dengan senyumnya).

Tiba tiba ada Ibu Guru menghampiri kita berdua

Ibu Guru: "Eh rizal kok belum pulang ? malah teriak2 sendiri, hayo kenapa? seneng ya? "

Aku : iya bu guru, rizal sekarang dirumah ada temenya bukk , ini namanya saa....

belum selesai ngomong, sari yg baru saja terlihat sudah tidak ada.

Aku : lohhh, sari manaa?

Bu guru : sari yang mana rizal? yang nol besar apa nol kecil.

Aku : bukan kok buguru, dia baru brangkat tadi..

Ibu pun datang

"sayanggg,, maaf ibu telat" kata ibu.

Saya : bu.. nanti sari mau nginepp.. boleh ya ya ya

Ibu : rizal uda berapa kali ibu bilang, berhenti ngomongin sari ya nak..

saya : yahhh ibukk, rizal kan dirumah gak punya temen..

bu guru bertanya siapa sari kepada ibu saya, dan ibu saya menjawab sambil setengah berbisik

"teman khayalanya rizal buu, biasalah anak2"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

100 Tahun Setelah Aku MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang