Author POV
Davina melihat pantulan dirinya dikaca pagi ini, dia tersenyum tipis melihat mata panda nya. Dia mengambil lipbalm dan mengolesi nya di bibirnya, setelah merasa bahwa dirinya sudah siap. Dia langsung menuju ke bawah, melakukan ritual seperti biasa. Ritual sarapan bersama.
"Pagi sayang," ucap hadi -papanya- davina.
"Pagi dek." Ucap bang davin.
"Pagi my twins." Ucap devani.
"Pagi my princess." Ucap davino.
Davina hanya tersenyum membalas sapaan mereka, dia menarik kursi di sebelah davino. Dilanjutkan dengan mengambil sebuah roti dan mengolesnya dengan selai coklat kesukaannya.
"Davina berangkat ke sekolah," ucapnya sambil berdiri.
"Bentar lagi aja dek, biar bareng sama abang." Kata davino.
"Engga ah bang, gue maunya berangkat sekarang."
Davina berjalan menuju garasi untuk mengambil mobil pribadinya, ia harap jalanan pagi ini tidak macet.
****
Kringgg...kringgg...
"Eh, davina mana dah? Ko dia belum datang sih?" Tanya acel.
"Mana gue tau, lo kira gue bonyoknya dia apa bisa tau dia kemana?!" Geram bellen.
"Nyariin gue yah?" ucap davina yang baru datang.
"Tumben lo baru datang vin? Kemana aja?"
"Kemana-mana hatiku senang."
"Ah tai lo mah vin!"
"Eh, gue mau umumin berita penting, penting banget! Saking pentingnya lo semua pasti pada seneng!" ucap ari si ketua kelas.
"Apaan ri?" tanya kiki.
"Guru-guru semuanya pada rapat sampe jam 10 nanti, jadiiii KITA FREE CLASS." teriak ari pada akhir kalimat.
"Yeeeeeeee." teriak semua murid.
Semua murid 10-ips sudah tak bertampat pada tempatnya, dengan artian. Semua murid sudah tidak duduk dibangku nya masing, ada yang mojok di bangku paling belakang buat tidur, ada yang bikin sekumpulan buat ngobrolin berita ter-hot di sekolah, ada yang ke kantin. Pokoknya semuanya pada mencar deh.
"Arrgh!" geram davina.
"Kenapa sih lo vin?!" tanya bellen.
"Bosen banget gue!"
"Bosen sih bosen mbak, tapi ga gitu juga kali." kata acel.
Davina berdiri dari bangkunya, dia berniat pergi ke kantin untuk mengisi perutnya. Tapi saat dia akan beranjak dari bangkunya, "lo mau kemana vin?" tanya acel sambil menahan tangan davina.
"Kantin." balas davina singkat.
"Ikut dong gue, tunggu!" kata bellen.
"Eh, ko gue jadi di tinggal sih? Ikut dong!" ucap acel.
Di sepanjang jalan, banyak sekali orang yang menyapa mereka. 'Pada free class ya? Gue lupa! Gue kira kelas gue doang.' batin davina.
"Mang jajang, yang biasa satu yah!" ucap davina.
"Iya neng siap, neng bellen sama neng acel mau juga?" taya mang jajang dengan logat sundanya yang begitu kental.
"Iya mang, kaya biasa aja." ucap bellen dan acel bersamaan.
"Eh vin, lo sama devani gimana?" tanya acel.
KAMU SEDANG MEMBACA
History
Teen Fiction"Kisah ini tentang kita. Tentang aku yang berjuang dan kau hanya menyaksikan dalam diam, tanpa respon." - Davina Adreana. "Kau tak pernah paham sesedih apa tulisan yang kamu buat dari kepergianmu." - Adrian