5

21.2K 969 3
                                    

Author pov

"Tuan, terima kasih karena sudah mengantarkanku pulang." ucap Lea saat di depan rumahnya, masih di dalam mobil Hanzel.

"Tentu saja, sama - sama." jawab Hanzel dengan senyuman mautnya.

Lea pun bersiap membuka pintu mobil, tapi terhenti karena merasa ada sesuatu yang mencegahnya. Memegang lengan tangan kanannya dengan begitu erat nya, membuat Lea menoleh. Dan ternyata Hanzel lah yang memegang tangannya.

"Sampai bertemu nanti di cafe' nona." ucap Hanzel sambil menyeringai.

"Te - tentu tuan. Kalau begitu saya permisi dulu." jawab Lea sambil keluar dari mobil Hanzel.

Lea berjalan cepat untuk memasuki rumahnya, sedangkan Hanzel masih menatap punggung Lea yang mulai menjauh dari pandangan matanya.

Dan sejak awal Hanzel mengetahui jika Oza, kakak Lea sudah mengikuti mereka sejak perjalanan tadi. Tatapan Hanzel jatuh ke arah mobil yang berhenti tepat di belakang mobilnya. Dia tersenyum miring, dan mulai menancapkan gas mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Lea.

Kau tidak akan tinggal di rumah itu lagi Lea. Lihat saja rencana sederhana apa yang akan ku lakukan untuk bisa mendapatkanmu. Batin Hanzel.

Sedangkan Oza, dia terus saja berusaha mati - matian memendam perasaan amarahnya terhadap Hanzel. Dengan segera dia memasukkan mobilnya ke dalam pekarangan rumah.

Dengan langkah cepat Oza memasuki rumahnya, terlihat Lea sedang memasak sesuatu. Oza mendekati Lea, sambil mulai mengatur nafasnya.

"Dek..." panggil Oza dengan senyum tipis, mencoba memperbaiki suaranya yang terdengar menahan amarahnya.

"Kakak... Kakak udah dateng? Kenapa tadi lama sekali?" tanya Lea sambil memanyunkan bibirnya.

"Maaf ya, tadi ada rapat. Oya kamu naik apa pulang tadi?" jawab Oza sekaligus bertanya.

"Oh itu, tadi ada salah satu pelanggan cafe' yang kebetulan lewat di depan halte. Dia menawariku pulang bersamanya." jawab Lea sambil meletakkan secangkir kopi hitam manis di dekat Oza berdiri.

"Dia tidak melakukan apa pun kepadamu bukan?" tanya Oza selidik.

"Tentu saja tidak kak, bahkan dia hanya fokus dengan jalanan. Oh ya hari ini Bu Nada bilang aku harus lembur lebih lama." jawab Lea.

"Apa??! Em... Lembur sampai jam berapa?" tanya Oza sambil meminum kopinya.

"Sekitar jam 10 malam nanti aku pulang. Kak, aku istirahat dulu ya biar nanti nggak ngantuk pas kerja." jawab Lea sambil berjalan ke arah kamarnya.

Oza terus memperhatikan adiknya, dia sangat takut terjadi sesuatu terhadap adiknya. Sedangkan Lea mulai merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, dan memasuki dunia mimpi yang indah.

Hanzel's pov

Rasanya sangat senang membuat pria itu menahan amarahnya. Rasanya aku sangat ingin mentertawakan ekspresinya itu. Hmm... Aku yakin dia pasti akan melakukan sesuatu untuk mencegahku.

Tapi percuma saja, apa pun yang pria itu lakukan tidak akan bisa mencegahku untuk membawa Lea bersama denganku. Lihat saja, apa yang seharusnya menjadi milikku pasti akan segera aku dapatkan.

Dan sekarang, aku harus mempersiapkan semua rencana yang telah ku susun dengan sangat - sangat baik. Aku tidak ingin terjadi kesalahan sedikit pun. Meski rencana sederhana, aku sama sekali tidak ingin ini gagal.

"Bri, nanti malam ikutlah denganku. Hari ini kalian semua akan kedatangan nyonya dari mansion ini. Rencanaku ini harus berhasil dengan sangat sempurna. Mengerti?!!" ucapku sambil menatap ke arah Bri dengan tajam dan serius.

"Mengerti tuan." jawabnya.

"Baiklah cepat bersiap - siap. Sebentar lagi kita akan berangkat." ucapku.

"Baik."

Author pov

Siang sudah berganti malam, seperti sekarang dimana Lea mulai mempersiapkan dirinya untuk bekerja. Sedangkan Oza masih sangat gelisah memikirkan kedekatan adiknya dengan Hanzel.

Lea yang sudah siap, segera keluar dari kamarnya dan mendapati kakaknya duduk melamun di sofa depan tv. Dengan perlahan Lea mendekati Oza, sedangkan Oza sama sekali belum menyadari akan kehadiran Lea.

"Kakak.." panggil Lea sambil memegang bahu Oza.

"Eh.. Dek, sudah siap?" tanya Oza sedikit gelagapan, tersadar dari lamunannya.

"Iya udah, kakak kenapa? Kok dari tadi aku lihat kakak melamun terus." tanya Lea mengernyitkan dahinya dalam.

"Gak kok, oya ini tadi kakak membelikan kamu kalung ini. Coba kamu pakai deh." jawab Oza mengganti topik pembicaraan, memperlihatkan sebuah kalung yang memiliki liontin berbentuk lonjong berwarna bening.

"Benarkah? Wah cantik sekali." ucap Lea saat Oza selesai memakaikan nya di leher jenjangnya.

"Bagaimana kamu suka kan?" tanya Oza tersenyum.

"Suka sekali, terima kasih kak. Oh ya kalau begitu aku berangkat kerja dulu ya. Dah kak!" ucap Lea sambil mencium pipi Oza dan pergi meninggalkan rumah menuju cafe'.

Oza yang melihat kepergian Lea, berfikir dengan sangat kerasnya. Mengingat kalung yang di pakai Lea saat ini adalah kalung dari mendiang ibunya yang sudah meninggal. Dan di titipkan kepadanya untuk Lea.

"Kalung itu akan membantuku untuk menemukanmu di suatu saat nanti, Lea. Dan aku harap kamu tidak akan pernah melepaskannya." gumam Oza mengingat bahwa kalung itu sudah dipasangnya sebuah cip, sambil masuk ke dalam kamarnya.

You're Mine ✔️ {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang