2. Mahkota kebanggaanku

22 3 3
                                        


....................................................

Bagiku selama ini rambut tidak hanya penghias, tapi lebih dari itu.

-----------------------------------------------


Aku sedang memakan makanan yang ku bawa dan melamun memikirkan hal random tapi terhenti karena ada yang menginterupsi.

"Ehh, nama lu siapa?" sapa salah satu anak sesama peserta MBS (Masa Bimbingan Siswa) di SMA ini.

"Ohh kenalin nama gue Audy Falleni Rahman, kalo nama lu siapa?" jawabku sambil malu-malu dan memegang rambut, entah karena apa yang jelas aku sangat canggung rasanya. 

Lagi-lagi aku mendengar suara itu lagi dan ternyata itu adalah suara anak yang tadi menanyakan namaku, hmm ternyata namanya adalah Kaizi Aditya Pratama. Biar ku tebak pasti dia anak pertama, ia juga mengatakan dia senang dunia komputer sama sepertiku.

Aku hanya tersenyum mendengarnya, lalu terbangun dari lamunan karena ditegur oleh kakak pembinanya. huft.


*Saat di rumah*

Aku masih saja teringat dan terbayang pada sosok Kai entah karena apa, tapi kalo dipikir-pikir dia sebenernya baik juga dan aku ingat saat berkenalan dengannya dia seperti sangat memperhatikan rambutku. "Astaghfirullah! Ih ih kok aku kebayang dia sih, ya ampun gaboleh gaboleh aku kan baru kenal sama dia" seketika terbangun dari lamunan dan menampar-nampar wajahku pelan.

Aku pun berkaca sambil membelai rambutku lalu pergi mandi, setelah itu aku pakai baju kemudian menyisir rambutku dan memakai vitamin untuk rambut. Aku kembali berkaca dan teringat saat Kei memperhatikan rambutku.


Keesokan harinya, MBS sudah selesai. Kini sudah mulai hari belajar normal.

Aku duduk di bangku ku dan asik mencari gaya untuk selfie, saat Kai datang aku segera mengambil buku dan berpura-pura membacanya. Tiba-tiba Kai menghampiriku lalu membalikkan buku ku karena terbalik, aku pun akhirnya hanya cengengesan dan malu.

"Eh Kai, apa kabar? Hehe " tanyaku malu-malu, tapi dia hanya tertawa dan mengacak-acak rambutku

aku hanya bisa membalas " Kai....", lalu ia pergi duduk di bangkunya sambil tertawa.

-----------------------

Pelajaran pun dimulai. Kali ini kelasku mendapat pelajaran biologi. Ya, aku memang anak IPA. Aku pun masuk IPA karena pilihan kedua orang tuaku. Mereka selalu mengatakan 'lulusan ipa tuh bisa ambil kuliah apaan aja' okelah kalau itu keinginan orang tuaku.

Walaupun di dalam hatiku masih besar keinginan untuk masuk smk negeri di dekat rumahku. Bahkan aku berhasil diterima dengan jalur prestasi nilai raport. Sangat sayang kan akhirnya kesempatanku terbuang. Tapi kini yang terpenting adalah melanjutkan sekolah sesuai keinginan kedua orang tuaku, karena bagaimana pun mereka lah yang menyekolahkanku.

Tapi sebenarnya aku memilih SMA negeri pun awalnya dilema. Karena ayahku ingin aku sekolah di sma negeri dekat rumah, tapi mamahku ingin aku untuk sekolah di sma negeri favorit-sekolah ku sekarang- dengan alasan 'anak sma *** tuh lebih keren-keren' okay, sekali lagi aku mencoba mempertimbangkan segalanya untuk diriku. Akhirnya ku memilih sekolah favorit ini dan berharap aku sukses.

Aku bisa merasakan banyak anak pintar di dalam kelasku, dan dari wajahnya mereka semua sangat bersemangat untuk bersaing menjadi yang terbaik. Berbeda denganku

FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang