Chapter 2

5 1 0
                                    

    Ternyata jaket dari seorang cowok. "Eh,  lo Adji", "lo kok hujan-hujan sih Fan", "Eh,  iya tadi mau ke tempat yang teduh"ucap Fania sambil menatap mata Adji dan Adji pun menatapnya kembali. "Eh,  dah yuk ketempat yang teduh"ucap Fania mebuyarkan tatapan adji dan pipinya pun memerah, "Eh,  iya, pipi lo kenapa kok merah ?","Ha..."ucap Fania sambil memegang pipinya. 
                              ***
     Adji adalah teman Ferel, ia 'Multi talent' , baik, pastinya tampan. Ia juga menjadi nomer 2 dalam hal 'Pria Favorit', tapi Adji lebih spesial  dari Ferel. Ia sangat mengagumi Fania.

Adji dan Fania pun pergi ke tempat yang teduh. Mereka pun bercanda gurau.

" Heh, gue mau nanya nih, jawab jujur ya" ucap Adji yang ingin menanyakan sesuatu tetapi  ia ragu.

"Ya, insya Allah gue jawab jujur",  

"Hubungan lo sama Ferel cuman sahabatan aja ?" tanya Adji yang membuat jantungnya berdetak kencang, ia nggak bisa bayangin gimana jawaban dari Fania.

"Um...,, Iya," ucap Fania ragu ragu
"Kira kira bisa lebih nggak ?" tanya Adji tanpa ragu.

"maksud lo ?," ucap Fania Heran
"Maksud gue hubungan lo sama Ferel bisa lebih dari sahabatan atau adik kakak" perkataan Adji yang dimakan oleh rasa penasarannya.

"Adik kakak?," ucap Fania terkejut.
"Tadi itu gue tanya ke dia, dia kenapa nggak pacaran  aja sama lo, dia bilang, dia anggap lo cuman kayak adiknya aja" Jelas Adji tanpa sadar telah membuat hati Fania patah. Ini adalah pertama kalinya hati Fania patah, kata 'adik kakak' membuat hati Fania 'jleb', sakitnya minta ampun. 

Canggung  banget  sih,  apa gue salah ngomong kali ya, Adji baru menyadarinya

'Um... "
"He, dah reda tuh hujannya"ucap Fania menghalangi  pembicaraan  Ferel.
      "Gue anter ya", "Nggak usah", "Udah nggak papa,  nanti gue dimarahi Ferel lagi kalau nggak nganter lo,  eh sorry,  gue lupa kalau lo lagi nggak mau bahas Ferel"ucap adji seperti tahu apa yang Fania pikirkan. "Thanks ya", "Untuk ?", "Untuk semuanya", "Ya, tunggu disini ya gue mau ambil motor dulu". "Iya"
****
Sesampai dirumah, Ferel yang melihat Fania kembali pun langsung mengikuti nya tanpa sadar ada Adji.

"Lo kok baru pulang," khawatir  Ferel
"Hm.., " entah bagaimana perkataan 'adik kakak' membuat Fania jadi berubah.
"Habis dari mana lo ?,"
"Pasar malam," ucap Fania kasar.
"Kan gue udah bilang kalau gue harus nganterin Celine ke mall,"
"Terus?,"ucap "Ya, lo kan bisa ke pasar malam lain waktu sm gue". "Bun,  yah Fania pulang, kalau gitu terus gue bakalan tergantung sama lo,  disaat lo pergi nggak tahu kemana, gue harus nunggu  lo gitu"ucap Fania sambil menutup pintu kamarnya dengan keras "der..." *anggap aja suara pintu ya*.  "dia kenapa sih nggak biasanya kaya gini".
                                ***
"Assalamualaikum" ucap seseorang dari depan rumah,  "Walaikumsalam", "Bunda, ayah", "Stella". Stella adalah kakak Fania yang kuliah di luar negeri. "Fania, mana bun  ?", "Tadi sih dah pulang tapi dia blm keluar sejak pulang sekolah tadi". "Ya udah Stella ke kamar ya", "Ya". "Kangen Fania deh,  ke kamar Fania ah".
                                 ***
       Stella adalah kakak Fania satu satunya, ia kuliah di Paris, tetapi ia kuliah disana karena beasiswa (karena cerdas ya). Cita citanya adalah menjadi Dokter.

       Sesampai, Stella di kamar Fania, ia dikejutkan dengan keadaan kamar Fania yang penuh dengan tissue.
"Ya Allah nih kamar atau tempat pembuangan  sampah, banyak banget tissue," Kejut "He lo kenapa fan ?" Perkataan Stella membunyarkan lamunan Fania.  "Eh, lo kak gue kira siapa,  hehehe" ucap nya sembari terkejut.  "Ye lo, gue tanyain malah ngubah topik",
"Ngubah topik?,"ucap Fania berpura pura terkejut.
"Lo kenapa?,"khawatir  Stella.
"Eh,  kapan lo pulang, kak?"ucap Fania mengalihkan pembicaraan.

"Hai guys, dah lama ya nggak aku  ngeuptade"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang