#sakit

475 57 19
                                    

Kau kini tengah berbaring disebuah tempat tidur. Tepat disebelahmu, terdapat Armin yang tengah mengompres sesuatu - seperti kain - lalu meletakkannya diatas dahimu.

Armin menyeka keringatnya. Ia begitu khawatir melihatmu yang tengah jatuh sakit saat ini. Semalaman ia menangis dan berjaga agar memastikan kau baik-baik saja. 

"A-aw," kamu merintih kesakitan.

Armin tersentak kaget, spontan ia langsung memegang pipimu. "Yang mana yang sakit?" tanyanya.

Kamu terdiam, kemudian menggeleng. "Hanya sedikit nyeri dibagian kepala," keluhmu.

Armin dengan sigap langsung memegang kepalamu dengan lembut. Jari-jari tangan nya sibuk membelai kepalamu. Armin menatapmu dengan tatapan sendu. 

"Kok kamu bisa sakit, sih, (y/n)?" tanya Armin khawatir.

Kamu menggeleng lemah. "Enggak tahu, tiba-tiba aja ngedrop," jawabmu lemah.

"Ada-ada aja kamu. Tahu enggak, sih, aku khawatir dengan kondisimu semalaman. Semalaman itu pula aku enggak sempat tidur. Aku ngejagain kamu, memastikan kamu bangun dari pingsanmu itu," oceh Armin panjang lebar. Ia menggenggam tangan ku.

Aku tersenyum. "Sekarang aku enggak apa-apa, kok," kataku.

Ia tersentak kaget. "Enggak! Kamu harus istirahat yang cukup," katanya. Ia pun membentangkan selimut untukmu, lalu menyuruhmu untuk kembali tidur.

"Tidur, ya, (y/n).. Awas aja kalau enggak tidur," kata Armin mengancammu. Kamu tertawa kecil melihat tingkah lakunya yang seperti anak-anak.

"Ih, gak lucu, (y/n)!" Armin ngambek padamu. Kamu tertawa, berusaha untuk mengelus kepala Armin yang memunculkan sifat kekanak-kanakannya.

Armin pun ikut tertawa bersamamu. Kemudian kalian berdua saling terdiam.

"Nah, sekarang tidur, ya, (y/n)," kata Armin.

Tanpa kau sadari, Armi mencium dahi mu. 

"Saatnya tidur, Princess (y/n).. Selamat tidur, mimpi indah," Armin tersenyum lembut kepadamu, sebelum ia mematikan lampu kamar dan memasangimu selimut.

Kemudian Armin keluar dari kamar, dan tanpa kau sadari, diluar sana Armin masih mengkhawatirkan kondisimu. Ia masih berdiri didepan pintu kamarmu.

"Cepat sembuh, (y/n)..," gumam Armin. Lalu ia pun benar-benar melangkah pergi, meninggalkan kamarmu.

~~

Hai, readers tercayank~ (ih alay)

Gimana? Baperan enggak? Kalo baperan bilang yhaa :>

C-ya in the next chapter of this story!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Armin x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang