Style.1

16 0 0
                                    

"Midnight, you came and pick me up no headlights"

Pagi yang layaknya malam dan malam yang layaknya siang. Hidup Dalea Anastasya menurut orang itu terbilang monoton, Tidur, sekolah, tidur, clubbing, tidur, sekolah, tidur, clubbing dan hal itu telah menjadi kebiasaan dan makanan sehari-hari untuk Dalea.

Disekolah? dia tidak terlalu ingin mengambil peran, famous? Hal itu terjadi tanpa Dalea memusingkan bagaimana cara untuk famous. Padahal Dalea itu tukang tidur.
Teman? hanya terhitung jari yaitu Kezia dan Hana, itupun hanya sebatas teman menurutnya, teman yang tidak diperbolehkan untuk mencampuri urusan Dalea. Musuh? Setiap Hembusan nafas Dalea, Disitulah dimana Musuh tercipta. Si tukang tidur ini, pencetak musuh terbaik seantero Pelita Bangsa dan komplek sekolah lainnya.

Malam ini tepat jam 22:00 WIB,
Dalea keluar kamarnya setelah melihat Audi hitam metallic terparkir disebrang rumahnya, segera ia berlari kecil menuruni tangga rumahnya tanpa memperhatikan keadaan rumah yang beberapa lampunya sudah dimatikan .

"Kak jangan lama lama, besok pagi mami papi nyampe jakarta, dan hati hati". Itu ezra adik lelaki Dalea, umurnya hanya selisih 2 tahun dengan Dalea.
"Okray, thankyou". Balas Dalea sambil menutup pintu .

Dalea langsung masuk ke mobil mengingat sudah terlambat satu jam lamanya.
"Hai Ar! Sorry, langsung pergi yuk" dan tak lama si pengemudi pun langsung menjalankan mobilnya. Ar adalah Arsya Adrian kakak kelas Dalea yang tanpa diketahui Arsya, Dalea telah menyukai nya sejak 1 tahun yang lalu, Arsya memang sangat pendiam dan terbilang dingin saat bersama Dalea padahal bila sedang dengan teman-temannya Arsya termasuk cowok yang aktif dan cukup jahil.

Kalau ditanya kenapa, Menurut Arsya itu tidak penting karena, Dalea hanya sekedar adik kelas yang sering nebeng di mobilnya untuk pergi ke club yang sama .

"Lain kali kalo gue bilang jam 9 ya jam 9 nyepelein banget sih". tegas Arsya pada Dalea.

"Maaf gue gada maksud bikin lo nunggu sampe 1 jam ar, lo tau sendiri kan me on myperiod now". Balas Dalea memelas

"Gue minta lo diem sekarang, gue mau bicara dan gue gamau disela!"

"Gue ga peduli Dalea Anastasya, lo itu orang ada, mobil juga lo punya, kalo lo mager nyetir, kenapa ga naik taksi aja sih? Buang waktu gue, kelamaan! Gue bukan sopir lo!".
"Fyi, Lo selama ini tuh jadi beban gue, Benalu, cewek gue bukan kan lo? Oh mulai besok, jangan lagi lo ganggu gue dengan minta tebengan atau hal lain kaya waktu lalu karena, mulai sekarang Putri resmi jadi pacar gue, gue gamau image gue jatoh hanya karena gue jalan bareng cewe termenyedihkan disekolah! Kaya lo le".
"Tapi lo gabiasanya kaya gini ar, kenapa??? Gue bikin salah apa??".
"Ya lo tau diri lah, masa gabisa lihat kesalahan yang udah jelas banget adanya?". Nada bicara Arsya mulai terdengar membentak dan itu membuat Dalea minta berhenti ditengah jalan yang langsung dituruti oleh Arsya.
"Okey, makasih atas tumpangannya selama ini ya ar. Maafin karena gue bikin repot mulu and semoga lo langgeng sama cewek lo nantinya ." Fake smile langsung tergambar di wajah cantik Dalea, "Dan ya, lo betul ar gue memang Benalu dan paling menyedihkan, TER-ME-NYE-DIH-KAN!!".

'brakk'

Bantingan pintu mobil yang dihasilkan Dalea adalah tamparan keras bagi Arsya, ya Arsya tidak se emosi itu sebenarnya, dia menyayangi adik nakalnya itu, tapi ada satu hal yang menunggunya disana.
Dengan sedikit berlari Dalea keluar dari mobil Arsya.

Pas sekali, beberapa saat kemudian ada taxi kosong yang langsung berhenti didepannya membawa dalea ke tempat yang telah Dalea instruksikan saat Dalea masuk tadi. Selama perjalanan tangisnya pecah, Dalea terus menangis dan mengutuk dirinya sendiri karena terlalu bodoh. Terlalu bodoh untuk terlalu mencintai orang yang sama sekali tidak meresponnya dan selama 1 tahun itu pula ia sadar kalau Arsya memang tidak menyukai tipe cewek seperti Dalea mengingat beberapa dari mantan Arsya tergolong ke tipe cewek baik-baik bahkan diantaranya menggunakan hijab.

StyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang