Challange 4 : Destiny of Love

3 0 0
                                    

Challange minggu ini, kriterianya adalah:

- Genre: Romance sad ending

- POV 2

- Word: 500-1000 words

Seperti apakah hasil yang saya buat??

----------------------------------------------------------------------------------------

-Destiny of Love-

Kamu masih di tempat yang sama. Tempat dimana ketika dia memutuskan hubungan kalian. Membunuh semua impian yang kamu bangun. Tubuhmu hanya bisa kaku ketika sosoknya mulai menghilang dari penglihatanmu.

Seharusnya, hari ini adalah hari yang paling membahagiakan untukmu. Ketika dia memintamu untuk datang ke restoran langganan kalian, hatimu merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Kamu menyiapkan segala sesuatunya dengan sempurna, mulai dari pakaian hingga tata rias apa yang cocok untukmu.

Saat sedang menunggunya, dirimu sibuk memikirkan jawaban apa yang harus kamu berikan jika seandainya dia memang melamarmu hari ini. Ketika dia akhirnya tiba, jantungmu terasa berdetak lebih cepat dari biasanya. Detaknya seirama dengan langkah kakinya ketika berjalan mendekatimu.

"Maaf menunggu lama," katanya tanpa ekspresi. Membuat kegembiraanmu berubah menjadi kecemasan. Namun, kamu berusaha untuk melepas pemikiran seperti itu.

"Nggak kok. Aku juga baru sampai," jawabmu sambil tersenyum. Mencoba menghapus segala pemikiran buruk yang tiba-tiba muncul.

"Ada yang ingin aku sampaikan." Kamu hanya bisa tersenyum ketika dia mengatakan hal itu.

Dengan bersikap tenang, kamu mencoba untuk meraih tangannya, namun dia justru menyembunyikannya di bawah meja. "Kamu mau bilang apa?"

"Bagimu, aku ini apa?" tanyanya yang membuatmu mengerutkan kening. Bingung.

Kamu hanya tertawa ketika memahami maksud pertanyaannya. Merasa lega. "Kamu ini ada-ada saja. Kamu itu adalah pria yang sangat berharga untukku. Pria yang sangat aku cintai. Cinta pertamaku, dan akan selalu yang menjadi nomer satu untukku."

"Benarkah?" Kamu hanya memberinya anggukkan sebagai jawaban. Namun jawabanmu masih belum cukup untuknya. Dia masih saja memasang ekspresi wajah yang datar. Memunculkan rasa kecemasanmu lagi.

"Maaf, aku tidak bisa meneruskan hubungan kita lagi. Cintamu, masih belum cukup untukku. Aku sudah menemukan yang lain. Yang benar-benar memberikan cinta yang kuinginkan."

"Apa maksudmu? Tidakkah kamu melihat semua yang telah kulakukan agar bisa membuatmu bahagia?"

"Pikirkanlah baik-baik. Dan, kamu akan tahu maksudku. Selamat tinggal."

Termenung cukup lama, air mata itu kini turun secara perlahan. Menemani rasa sakit yang tiba-tiba muncul dalam hatimu. Tangismu tak kunjung berhenti, bahkan semakin kencang dan terdengar memilukan. Membuatmu menjadi pusat perhatian pengunjung restoran siang itu. Tapi kamu tidak mempedulikan hal itu. Lelah menangis, kamu memutuskan untuk pergi meninggalkan restoran itu. Berjanji untuk tidak pernah kembali ke restoran itu lagi.

Kamu hanya berjalan tak tentu arah. Pikiranmu terlalu kalut walau hanya sekedar mencari jalan pulang. Kamu masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi padamu. Matamu seperti buta dan telingamu seakan tuli ketika banyak orang yang meneriakkan kamu untuk memberi tahu ada mobil yang sedang mengebut. Hal terakhir yang kamu lihat saat itu hanyalah kegelapan.

***

Kamu membuka matamu, tapi yang terlihat hanyalah sebuah cahaya menyilaukan. Membuatmu menyipitkan matamu. Kamu berpikir kalau kamu sudah meninggal, tapi ternyata tidak. Kamu seperti duduk di bangku bioskop dan menunggu sebuah film mulai ditayangkan.

Tak lama kemudian, munculah sosok yang menghancurkan hatimu dengan senyumnya. Air matamu kembali keluar. Kamu ingat adegan itu. Itu adalah saat kamu iseng merekam dia yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya. Menoleh ke arahmu sambil memamerkan hasil pekerjaannya. Kamu hanya tertawa melihat tingkah sombongnya.

Video berputar mundur ke saat pertama kali kalian bertemu. Hari itu adalah pertama kalinya kamu jatuh cinta padanya. Ketika dia menawarimu pertemanan kamu terlihat sangat bahagia karena itu merupakan awal kamu bisa dekat dengannya. Berusaha membantunya ketika dia sedang susah. Menjadi penyemangat ketika dia sudah ditolak gadis yang dia sukai. Menjadi motivator ketika dia merasa down. Dan, melakukan apapun untuk membuatnya bahagia.

Video berputar maju ke saat kamu menyatakan perasaanmu. Mungkin banyak gadis yang merasa enggan menyatakan perasaan ke laki-laki terlebih dahulu, tapi kamu berbeda. Kamu sangat bahagia ketika tahu kalau ternyata dia juga menyukaimu. Perasaanmu tidak bertepuk sebelah tangan. Kamu bahkan tidak bisa tidur saat malam tiba.

Film itu menampilkan kamu yang sedang menyiapkan kejutan untuk ulang tahunnya. Kamu sangat antusias. Membayangkan ekspresi terkejutnya membuatmu semakin bersemangat. Saat berhasil mengejutkannya, kamu tidak melihat kalau dia hanya memberi senyum sekedarnya.

Kamu terpaku melihat tayangan itu. Dia tidak suka. Dan, video lain yang seperti flashback untukmu. Dari flashback itu kamu sadar. Dia meninggalkanmu karena kamu terlalu egois. Kamu hanya melakukan apa yang kamu inginkan tanpa peduli apakah dia suka atau tidak. Kamu hanya bisa menangis menyadari itu semua.

Film berhenti. Tempat yang tadi seperti bioskop berubah menjadi sebuah padang luas dengan rumput yang hijau. Sosok laki-laki yang tampan muncul entah dari mana. Kamu tidak mengenalnya.

"Berbaliklah! Ada dua jalan yang harus kamu pilih," perintah laki-laki itu. Tak lama ada dua pintu muncul. Membuatmu semakin bingung. Kembali menatap laki-laki itu dengan pandangan bertanya.

"Pergi atau kembali? Pilihlah!" perintahnya lagi.

Entah apa yang akan terjadi setelah kamu memilih satu di antara dua pintu itu. Dengan langkah yang sedikit ragu, kamu memilih pintu yang terletak sebelah kananmu. Dan, laki-laki itu juga menghilang ketika hembusan angin hadir, menemani kepergianmu.

***

Kamu terbangun dari tidurmu. Matamu mengerjap bingung. Kamu merasa ada sesuatu yang hilang, tapi kamu tidak tahu apakah itu. Menemukan sebuah catatan dan membacanya. Catatan itu tertulis memintamu untuk pergi ke suatu tempat.Rasa penasaran membuatmu bangkit dari tempat tidurmu untuk bersiap-siap.

Ketika ingin menyebrang, kamu bertemu dengan dia yang berada di sisi jalan. Lampu lalu lintas masih merah saat itu. Tak lama kemudian lampu berganti menjadi kuning, lalu hijau. Kalian melangkah maju dengan pasti. Ketika sudah semakin dekat, kalian hanya berjalan saling melewati. Seolah kalian tidak mengenal. Kamu terlihat bingung.

Kamu menghentikan langkah kemudian berbalik. Merasa pernah melihat dia. Tidak ingin ambil pusing, kamu melanjutkan jalanmu. Dia juga melakukan hal yang sama denganmu. Berbalik melihat ke arahmu yang sudah hampir sampai di sebrang jalan. Namun, dia memilih untuk melangkah ke arah yang berlawanan denganmu.

Saat itu, kamu memilih pintu pergi. Yang berarti kamu memilih untuk tidak pernah mengenalnya. Seandainya saat itu kamu memilih pintu kembali, mungkin kamu harus merasakan kenyataan pahit itu. Kenyataan bagaimana dia meninggalkanmu karena keegoisanmu.

Setiap orang memiliki takdir cintanya masing-masing. Ketika takdir itu datang menghampiri mereka, mereka harus memilih takdir seperti apa yang diinginkan, termasuk kamu dan dia. Mungkin, kalian memang tidak pernah di takdirkan untuk bersama. Sepertinya terdengar kejam, tapi kalian harus memiliki cara untuk bahagia. Karena kalian berhak untuk bahagia. Seperti apakah kebahagiaan yang akan kalian dapatkan nantinya? Biarkan takdir yang menentukan.

-THE END-


Bagaimana?? Sesuaikah dengan kriterianya???

Mohon kritik dan sarannya ya.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue Room ChallangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang