bab 1

16 0 0
                                    

"Bukannya aku tidak suka padamu,justru aku mencintai mu"

💚💚💚

Sore yang mendung tidak menjadi penghalang untuk Drida berangkat ekskul basket di sekolahnya, Drida sangat semangat berangkat karena ia termasuk dalam tim inti untuk lomba basket antar SMA minggu depan, sungguh hal yang membanggakan bagi setiap orang tua, tapi tidak bagi orang tua Drida yang tidak setuju jika Putrinya mengikuti ekskul bola basket itu tapi Drida tidak pernah peduli yang penting Drida senang karena orang tua nya pun tidak pernah peduli akan kehidupannya selama ini,toh perkerjaan melebihhi segalanya,

Drida memang jauh jika di bandingkan dengan adik perempuannya yang tidak lain adalan seorang model yang sangat di bangga-banggakan orangtua nya adiknya yang menurutnya sangat egois dan feminim berbeda dengan Drida yang sedikit tomboy dan sangat tidak suka berpenampilan cewek seperti adiknya itu.

"Mau kemana kamu Drida?" Tanya Nathania yang notabnya adalah Mamanya Drida

"Liat dari baju aku aja pasti mama tau kan aku mau kemana kan?" jawab Drida sekenanya.

Joe menghembuskan nafas kasar dan melipat korannya meletakan di atas meja
"Apa kamu ini tidak bisa menuruti kata mamamu agar berhenti basket dan ikuti kata mamamu untuk menjadi model?" tanya papanya yang mulai kesal untuk menasehati Drida anak tertuanya.

"Never." kata Drida lalu berpamitan dan berlari keluar dari rumah lalu pergi ke sekolahan.

"Memang dia susah untuk diubah ma,biarkan saja" kata Joe di jawab anggukan dari Nathania.

***

"Eh ondel-ondel mukalo ditekuk mulu" Kata Gerald membuyarkan lamunan Drida.

"Eh rald lo liat gue,hm bentar" jawab Drida tiba-tiba berdiri dan berjalan melenggak lenggok dan mimik mukanya dibuat-buat yang membuat Gerald menahan tawanya.

"Gimana?" tanya Drida lagi.

Bukan jawaban malah tawa gerald yang pecah karena menahan tawa sejak dua menit tadi. Drida hanya memanyunkan mulutnya dan merutuki dirinya sendiri

"Kan gue ga pantes jadi model" kata Drida sambil menghentakkan kakinya. Saat Drida mengatakan bahwa ia tidak cocok menjadi model tawa Gerald semakin menjadi jadi sampai ia memukul lantai lapangan indoor basketnya dan berguling-guling. Karena Drida sangat emosi kepada Gerald ia memutuskan untuk meninggalkan Gerald yang masih tertawa.

"Au ah" kata Drida sambil mengambil bola dan berjalan meninggalkan Gerald yang menertawakannya.

"Eh eh tunggu da" seru Gerald yang masih tertawa dan berlari menyusul Drida


***

Usai latihan basket Drida duduk di pinggir lapangan sambil meminum air mineral yang di belinya tadi di warung Bi Ijah.

"Elah da lo marah ya?" tanya Gerald yang tiba tiba menghampiri Drida dari belakang.

"Gak."

"Ah Drida pulang gue anter deh"

"Gak"

"Daa!!"

L.OVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang