Blurb :
Hanya cerita sederhana dengan latar percintaan belaka, menyelami dunia Science bercampur Seni.
Bersama Sena, si cowok freak yang suka menghitung hal-hal tak wajar. Bersanding dengan Nisa, si gadis manis penikmat seribu guratan romansa cinta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pernahkah teori selaras dengan cinta? . . .
Namanya Senapati, panggil saja Sena. Ia laki-laki, walau nama Sena terdengar serupa dengan nama perempuan tetapi nyatanya ia berkelamin jantan. Dirinya akan lebih murka jika dipanggil 'Pati'. Katanya, 'Gue bukan sari pati ayam!' Awalnya sih cukup nge-krik, tapi lama-kelamaan terdengar lucu juga.
Sena. Si cowok jangkung yang sepertinya kekurangan nutrisi, pendiam, tidak memiliki aura pesona, tergolong sederhana dan hobi membaca buku.
Sena tipikal anak serius yang gemar menekuni buku tebal, di kelas pun ia dikenal sebagai generasi Einstein. Jangan tanya mengapa, karena kebiasaannya tergolong gokil. Dari menghitung kecepatan air mancur depan sekolah hingga menghitung kekuatan guru menghapus papan. Umm ... cukup freak, bukan?
Dan bukan sebuah rahasia umum lagi jika Sena sangat membenci pelajaran Seni. Dari Seni Budaya, Seni Lukis hingga Seni Suara.
Sena masih ingat perkataan guru Seni Budaya di kelas kala itu. Kira-kira begini ucapannya, "Seni itu tak terbatas anak-anak. Karena 1 + 1 = seribu, " ucap sang guru dengan tangan melingkar di udara, sangat berekpresi.
Setelah mendengarnya Sena menyengir, ia terkejut bukan main. Apakah ini tanda-tanda kiamat sudah dekat?
Bayangkan saja, di mana-mana 1 + 1 = 2 bukan seribu. Ia malah sempat berpikir, apa guru Seni Budayanya itu benar-benar sudah lulus dari Taman Kanak-kanak?
Umm, entahlah. Seni itu memang terkesan rumit, terlalu banyak berisi imajinasi liar yang tidak masuk akal. Seni itu di luar logika dan nalar manusia, sedangkan Sena mengkonsumsi pelajaran yang pasti-pasti saja.
Bye the way, Saat ini Sena sedang memecahkan suatu rumus, yang menurutnya sangat sulit untuk terpecahkan. Kumulatif tetapi tidak spesifik. Rumusnya lebih sulit dari sekadar rumus Fisika tentang gaya, massa, suhu, atau insentisitas cahaya.
Did you know? Rumus ruwet-nya itu adalah ... rumus mendapatkan hati Nisa, si gadis dengan sejuta pesona.
Iya, benar. Sena sedang jatuh hati kepada seorang gadis mungil dengan senyum bak bidadari. Khaerunisa Sesa Fortuna, gadis yang menurut Sena diciptakan Tuhan hanya untuk menjadi dewi fortuna alias dewi keberuntungan bagi Sena.
Sena pun mengakui jika cinta pandangan pertama itu benar adanya, sekaligus membantah prasangka jika dirinya seorang gay.
Mungkin terdengar alay atau lebay, tapi sumpah demi puja kerang lautnya spongebob. Sena belum pernah pacaran, terlebih kenal dekat dengan makhluk Tuhan yang paling seksi bernama perempuan.
Pasalnya Sena bicara dengan teman perempuan di kelasnya saja sudah nganga-ngungu macam orang gagap, apalagi dengan gadis semanis Nisa. Bisa kalap Sena, pingsan di tempat.