Chapter 1

51 0 4
                                    

#Line_writting

Title : Twin BrotherAuthor : Feri Mistanto + Sultan(Mistach)                                                               

Genres : Romance, Action, Adventure, Fantasy. 

SMA 1 Semanu, sebuah sekolah yang berada di desa Semanu, Jogjakarta. Di tempat ini bakal menjadi tempat untuk kedua saudara kembar bersekolah.

Jaka P.O.V

Hari ini tak seperti hari biasanya, aku bangun lebih pagi dari biasanya. Biasanya aku bangun jam 10, tetapi sekarang bangun jam 5. Itu karena hari ini adalah hari pertamaku masuk sma. Jadi aku tak boleh terlambat. Yah, meskipun bakak membosankan seperti hari-hariku di sekolah dulu, akan tetapi aku tak ingin menjadi terlihat mencolok gara-gara terlambat masuk sekolah di hari pertamaku sekolah.

"Jakaaaa... cepetan sarapan, ntar telat lho."

Teriakan ayah memanggilku. Namanya adalah Saiful Yani. Meskipun dia sendiri, tetapi dia bisa mengasuhku dan memberi kasih sayang yang begitu besar kepadaku. Dia bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan ternama. Gaji dari ayah mampu membiayai semua kebutuhanku, termasuk console game yang paling mahal.

"Baik ayah, aku segera turun." balasku.

Aku segera menuruni tangga lantai dua setelah merapikan seragam dan tasku. Rumahku memiliki dua lantai dengan empat kamar di lantai dua, ruang tamu dan kegiatan sehari-hari berada di lantai bawah.

"Jaka, di hari pertamamu sekolah jangan buat keributan. Jangan seperti waktu smp dulu. Kendalikan emosimu. Ayah tak ingin kamu terluka." ucap ayahku.

Itu adalah hal yang sering kudengar tiap pergi ke sekolah. Ayah sangat menyayangiku, jadi dia tidak ingin sesuatu terjadi padaku.

"Oke ayah, aku berangkat dulu. Bye..." ucapku.


"Ya, hati-hati di jalan. Jangan lupa pesan ayah." balas ayahku.

Kupakai hoodie hitamku, lalu bergegas ke garasi untuk mengambil motor sport merah hitamku. Motor ini adalah hadiah dari ayahku karena aku berhasil menjadi juara satu selama tiga tahun berturut-turut. Kutancap gas motorku, berangkat menuju sekolah baruku.

Rizky P.O.V


"Woooaaahhmmm... selamat pagi burung-burung." ucapku.

Entah kenapa aku bisa berbicara dengan hewan-hewan. Padahal, seingatku waktu kecil dulu aku tak bisa melakukannya.

"Rizkyyy... kau sudah bangun kah? ini hari pertamamu sekolah. Kau mau terlambat."

Itu adalah suara ibuku. Namanya Roro Permatasari. Dia bekerja sebagai manager di sebuah perusahaan ternama. Pekerjaannya membuatnya mendapat banyak kesibukan sehingga tak ada waktu untukku. Aku melakukan hal-hal bodoh dan ceroboh agar aku bisa mengisi kekosongan hatiku.

"Iya ibu, aku akan mandi." balasku.

"Sarapannya di meja ya. Ibu tinggal kerja ya, bye sayang." ucapnya.Yah, itulah kebiasaan ibuku setiap hari. Setelah selesai membuat sarapan, dia langsung pergi bekerja.

"Yayaya... bye juga." jawabku sekenanya.

Setelah lengkap semua, aku turun ke bawah dan makan sarapanku. Selesai sarapan aku menuju garasi. Motor sport merah biru jadi temanku sehari-hari. Burung-burung kecil juga teman-teman baikku.

"Sampai jumpa. Tolong jaga rumah ya." ucapku pada burung-burung kecil yang selalu berkeliaran di rumahku.

Kutancap gas motorku menuju sekolah baruku. Dan aku pun tiba disekolah dan langsung mencari tempat duduk. dan Kepala sekolahpun datang

"Selamat datang murid-murid baru. Perkenalkan, aku Slamet, kepala sekolah di sini. Kuharan kalian tak bosan di sekolah ini." ucapnya.

Seperti biasa, hari pertama berlangsung dengan acara perkenalan murid baru. Selesai acara perkenalan, semua murid baru dipersilahkan masuk kelas mereka masing-masing. Mereka dapat melihat kelas mereka melalui papan pengumuman di sebelah barat lapangan.

Ternyata, Rizky dan Jaka menjadi satu kelas. Mereka berada di kelas 1A. Saat bel masuk berbunyi mereka masuk secara bersamaan. Akan tetapi mereka tak mengenal satu sama lain.


"Perkenalkan. Namaku Rina Rahmawati, wali kelas di sini. Ada yang mau di tanyakan." ucap seorang wanita muda.

Wali kelas 1A adalah guru paling cantik sekaligus paling muda di sekolah ini. Semua lelaki yang melihatnya langsung terpukau. Bahkan, murid baru langsung terpukau olehnya. Seorang murid laki-laki mengangkat tangannya.

"Saya bu. Umur dan status ibu apa?"


"Alamat dan nope atau pin bbm bu."


Semua murid laki-laki mulai menanyakan pertanyaan serupa kepada bu Rina.


"Akan saya jawab. Tapi setelah kalian memperkenalkan diri kalian masing-masing." jawab bu Rina.


Mereka saling memperkenalkan diri. Lalu, saat tiba giliran Jaka.


"Perkenalkan. Namaku Jaka Wiratmaja, umur 15 tahun, alamat Munggi Pasar." ucap Jaka.

Rizky yang nendengar hal itu langsung terkejut.

"Dia? apakah dia kakakku." batin Rizky.


Lalu tiba giliran Rizky.

"Namaku Rizky Ramadhan, umur 15, alamat Nitikan." ucap Rizky.

"Dia? adikku." batin Jaka.

Jaka P.O.V

Bel istirahat berbunyi. Semua murid bergegas keluar, tetapi aku tidak. Aku lebih suka menghabiskan waktu dengan menyendiri. Kesunyian membuatku merasa tenang.


"Rizky Ramadhan. Apakah dia benar-benar adik kembarku yang kucari selama ini." gumamku.

Saat aku termenung, sebuah siluet muncul di depanku. Rambut biru hitam dengan tinggi 170 cm berada tepat di hadapanku. Saat kulihat matanya, sebuah keterkejutan menghampiriku. Mata biru laut yang telah lama tak kulihat.

"Jaka Wiratmaja. Putra dari Saiful Yani dan Roro permatasari." ucapnya.

Rizky P.O.V

Saat istirahat berlangsung, kucoba mencari orang yang kuanggap kakakku itu. Aku mencari di kantin, perpus, dan halaman sekolah. Akan tetapi, aku tidak menemukannya.


"Kemana dia?" ucapku.

Aku duduk dan berpikir sejenak. Sewaktu bel istirahat berbunyi aku ikut keluar bersama dengan kerumunan para siswa lain. Namun, aku tidak melihat dia keluar.

"Itu tandanya..." ucapku.

Aku berlari ke kelasku. Saat masuk kelas, seseorang duduk di bangku paling belakang. Ketika kudekati, dia mengangkat wajahnya. Dia terperangah melihatku begitu juga aku. Mata hitam kemerrahannya mengingatkanku pada kakakku.

"Jaka Wiratmaja. Putra dari Saiful Yani dan Roro Permatasari." ucapku.


Dia mengangguk lalu menjawab.

"Yap. Itu aku, adikku."

Senyuman muncul di wajah mereka. Mereka akhirnya bisa bertemu setelah lama berpisah. Mereka berbincang-bincang tentang orang tua mereka. Senyuman muncul di wajah mereka.

Kini mereka dalam perjalanan pulang. Mereka memiliki jalur pulang yang sama, sehingga mereka memutuskan untuk pulang bersama. Mereka terlihat senang sekali hingga tak sadar mereka telah dibuntuti. Seorang gadis dengan motor maticnya mengikuti mereka dari belakang.

"Jadi mereka saudara kembar pemilik sihir kuno dan langka itu." ucap si gadis.

Stay On here.. ok bye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twin BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang