Prolog

1.6K 197 23
                                    

Sebelum memulai ke inti cerita, Dian cuma ingin bilang, jika; Dian up cerita ini untuk menggantikan Separate yang tamat. Dian garis bawahi lagi bagian 'Separate tamat'-nya.

Kenapa harus seperti itu? Karena emang niat awal begitu. Jadi fic ini hanya sekadar prolog saja, dan Dian akan melanjutkan up chap. 1 setelah Separate tamat.

Jadi, jangan tanyakan kenapa Dian nggak akan up kelanjutannya sebelum Separate tamat ya. Mungkin itu saja pembukaan dari Dian.

Happy reading!

.

The Blue Sea

Prolog

Semua karakter Naruto yang berada disini milik Masashi Kishimoto

Dan jika ditemukan karakter OC (Original Character) mohon dimaafkan, karena untuk hal itu untuk kepentingan alur cerita.

SasuFemNaru

Warn! OC! OOC! Typo(s)

Cerita ini hanya fiksi belaka, jadi jangan sangkut pautkan dengan keadaan dunia yang sebenarnya. Bila ada kesamaan mohon dimaafkan, itu murni kesalahan Dian tanpa unsur atau motif apapun juga.

Playlist : Track 2 (Waves Upon s Shore) ost. Sirens Lament

...

Di sebuah tepi pantai yang tertutup tebing-tebing tinggi, ada sepasang insan tengah duduk diatas pasir putih, kedua ekor milik sepasang insan itu bergerak-gerak ketika ombak mengenai ekor indah mereka.

"Kau yakin akan melakukan ini, sayang?" seorang wanita berambut merah menatap seorang pria berambut kuning dengan tatapan mata yang sulit diartikan.

Pria berambut kuning dengan mata yang sebiru lautan itu tersenyum begitu menawan, "Aku sangat yakin, ini demi kebaikan dia," jawab pria itu sambil memandang lembut seorang bayi yang tengah tertidur dengan pulasnya di dekapan sang wanita.

Wanita itu merunduk, seorang bayi perempuan dengan ekor kecilnya sedang tertidur lelap di dalam pelukan hangatnya. Rambut bayi itu berwarna kuning keemasan terlihat sangat indah dan menawan, sinar mentari pagi yang membuat rambut bayi itu terlihat berkilauan. Iris mata bayi itu berwarna biru, seindah lautan yang menjadi tempat kelahirannya.

Bayi itu tetap terpejam kala sang wanita yang merupakan Ibunda mengetatkan pelukan, seolah tak ingin berpisah dengan sang anak yang akan tinggal di dunia manusia, meninggalkan tempat kelahirannya, pergi dari lautan yang menjadi rumah bagi para duyung seperti mereka.

"Sudah waktunya," si pria kembali mengingatkan.

"Tunggu sebentar."

Wanita itu melepas pelukannya, ia mengambil sebuah keranjang kecil yang sudah dihias dengan sangat rapi. Keranjang itu terbuat dari sulur akar yang mereka ambil dari tanaman yang berada di laut, dihias sebagus mungkin, dan menaruh sebuah selimut kecil dan sebuah bantal kecil disana.

Wanita itu menaruh sang bayi yang sedang terlelap di keranjang itu. Mengambil sesuatu dari sebuah kantung berukuran sedang yang sedari tadi ia bawa, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

 Mengambil sesuatu dari sebuah kantung berukuran sedang yang sedari tadi ia bawa, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Blue Sea (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang