Chapter 03 : Insiden

908 148 16
                                    

The Blue Sea

Chapter 03 : Insiden

SasuFemNaru

Semua karakter Naruto yang ada disini milik Masashi Kishimoto

Dan jika ditemukan karakter OC (Original Character) mohon dimaafkan, karena untuk kepentingan cerita alur cerita.

Warn! OC! OOC! Typo(s)

.

"Nenek!"

Naruto berseru ketika manik safirnya menangkap sosok Tsunade yang datang dengan dua kotak bento ditangannya. Gadis itu berlari dan menubruk tubuh Tsunade lalu memeluknya erat.

Tsunade mengulum sebuah senyum tipis. Ah, Naruto memang selalu seperti itu. Terkadang bersikap manja padanya namun kadang kalanya lebih bijak darinya. Well, setidaknya Naruto bertingkah seperti ini jika Jiraiya memarahinya.

"Kali ini apa lagi kenakalan yang kau buat, hmm?"

Tsunade berkata dengan lembut. Dituntunnya Naruto untuk duduk di pinggiran pantai pasir putih yang begitu bersih.

Ini sudah sore hari, jadi tidak masalah jika ia bermain-main sejenak di pinggiran pantai sembari menikmati deburan ombak membentur tebing-tebing yang mengelilingi sisi-sisi pantai seolah menjadi pelindung agar air tidak sampai dalam batas tak wajar.

Naruto hendak buka mulut, namun sebuah suara berasal dari arah belakangnya membuat gadis itu kembali menutup mulutnya rapat-rapat.

"Anak itu begitu nakal. Sudah lupa membawa bekal makan siang kami, dan saat aku menyuruhnya untuk memainkan kerangnya, dia malah meninggalkanku dan lebih memilih berenang ke tengah laut bersama para lumba-lumba. Bukankah ia menyebalkan, Tsunade? Tidak tahukah jika aku mengkhawatirkannya?"

Tsunade mendapati sang suami berjalan mendekat ke arah mereka dengan tangan bersidekap dada. Wanita paruh baya itu mengalihkan pandangannya ke arah Naruto yang sedang menatapnya dengan ekspresi memohon.

Tsunade tersenyum tipis, sebelah tangannya terangkat lalu mengusap puncak kepala Naruto dengan sayang. Ugh, Tsunade paling tidak bisa berkutik jika Naruto sudah memasang ekspresi memelas begitu. Naruto dirawat olehnya sejak bayi setelah ditemukan oleh sang suami di pinggir pantai. Naruto adalah seorang gadis sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri, Tsunade benar-benar menyayangi gadis itu.

"Sudah, sudah, biarkan Naruto bermain bersama mereka. Bukankah itu kebiasaannya sejak dulu, kenapa kau masih saja mencemaskan dirinya?"

Kini giliran Jiraiya yang mendengkus. Hanya karena tatapan memohon yang Naruto berikan, istrinya langsung luluh dan berbalik tidak menyalahkan nya. "Kau masih saja membela bocah nakal itu, Tsunade?"

Naruto menatap sengit Jiraiya. "Aku tidak nakal, dan aku bukan bocah, Kakek! Aku sudah dewasa," tekan Naruto, memperingatkan namun Jiraiya tidak peduli.

Jiraiya membuang mukanya ke arah lain, terlihat enggan membalas tatapan sengit yang Naruto layangkan padanya. Ia pun mencibir, "Dewasa apanya, kekanak-kanakkan begitu."

Naruto memelototi Jiraiya yang berlalu di sampingnya-melewatinya tanpa kata. Gadis itu menghentak-hentakan kakinya, membuat pasir putih yang menjadi sasaran kekesalannya dan ikut berlalu pergi tanpa kata meninggalkan Tsunade yang masih terdiam di tempatnya berdiri.

Tsunade yang melihat hal itu menggeleng pelan, terlalu takjub karena sikap antik yang ditampilkan Jiraiya dan Naruto. Wanita berumur empat puluh tahunan itu melangkahkan kakinya menyusul Naruto yang sudah berada jauh di depannya.

Jauh di depannya Tsunade melihat punggung Naruto betapa beruntungnya ia mempunyai kedua orang itu, kedua orang yang sangat ia sayangi. Mereka membuat Tsunade merasa sempurna karena beruntung bisa memiliki mereka di dunia ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Blue Sea (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang