"Xing...""Hum?"
"Aku punya gadis incaran," gumam Sehun sambil memainkan smartphonenya sambil sesekali mengeluarkan ekspresi aneh.
"Ini kali kedua kau mengatakannya di minggu ini, Hun," dengus Yixing sambil memberi kernyitan tidak suka kepada lelaki tampan di sampingnya.
Sehun berhenti memainkan smartphonenya, beralih ke gadis manis di sampingnya. "Kau cemburu ya~," goda Sehun sambil memeluk tubuh langsing Yixing dengan erat.
"Bukan itu, bodoh," Yixing menoyor kepala Sehun dengan susah payah.
"Aku cape mengurusmu jika kau datang untuk mengadu patah hati," ucapnya setelah Sehun melepaskan pelukannya.
"Tapi kau tetap menerimaku untuk selamanya'kan, Xing?," Sehun mengatakan hal itu dengan senyum simpul.
Yixing menatap wajah Sehun. Lalu membuang muka. Yixing tahu dirinya tidak akan bisa menolak Sehun.
"Terserah kau sajalah," ucap Yixing setengah hati. Ketika ia menoleh, ternyata Sehun sedang asik dengan smartphonenya
Sehun tidak sadar dipandangi pun beranjak pergi. Ok. Yixing harus sabar.
"Kemana, Hun?," tanya Yixing sambil menetralisir rasa aneh di dalam hatinya.
"Dia menerima ajakan kencanku, Xing!," jawab Sehun girang.
"Hah!? Jadi kamu dari tadi tidak mendengarkanku dan malah menembak cewek lain saat aku berbicara!?," Yixing ingin menangis saja rasanya. Yeah, katakan Yixing emosional. Cewek 'kan memang begitu.
"Aku buru-buru, Xing~! Marahnya nanti saja," Sehun menyambar jaket kulit hitamnya yang digantung di pojok ruangan.
Tidak hanya jaket kulit itu yang disambar, pipi putih Yixing pun ikut disambar Sehun -dengan bibirnya.
"Dah, noona!"
Blam!
Ya. Yixing cuma bisa diam pasrah. Dia mencintai Sehun. Tapi yang bersangkutan menganggap dirinya sebagai kakak perempuan.
Tes.
Air matanya menetes. Yixing muak. Dia hanya bisa menerima, tapi tidak bisa menolak. Hatinya nyeri memikirkan hal tersebut.
Yixing membutuhkan seseorang yang bisa membukanya dari belenggu ini.
Tolong aku. Bisiknya lirih.
Bersambung~