Mungkin ini adalah kehendak Tuhan, ketika aku belum mampu meredam amarahku pada Rani karena peristiwa kebohongannya. Papi meminta perusahaanku untuk menangani proyek pembangunan pabrik cabang disebuah desa dikaki gunung diujung kabupaten mojokerto, sekalian beliau meminta bantuanku untuk memastikan segala hal demi kelancaraan pembangunannya, mulai dari pembebasan lahan, material bangunan, perijinan hingga penyediaan SDM. Walaupun berat tapi aku lebih bersyukur ketika mendapatkan proyek ini karena dengan begitu, aku tidak harus pulang ke Jakarta. Aku belum siap melihat wajah Rani setiap hari.
Dari 4 bulan aku disini, baru beberapa kali aku ke Jakarta dan itupun hanya bertemu Rani sebentar disela sela syutingnya. Kehidupan kami berubah 180 derajat. Jika dulu aku selalu ada untuknya, menunggu dia pulang dari syuting dan berlari kemanapun dia berada ketika dia membutuhkanku. Kini aku tak sanggup lagi melakukan hal itu, lukaku belun kering karena kebohongannya. Mungkin aku akan memaafkannya tapi tidak untuk sekarang ini. Bagiku mudah untuk memaafkan orang lain, tapi ketika kesalahan itu dilakukan oleh orang yang aku cintai, yang dimataku begitu sempurna, maaf itu sangat sulit aku berikan padanya.
Hari ini jatuh tempo pembayaran pembebasan lahan, kami melakukannya dikantor kelurahan, ada beberapa notaris dan direksi yang ikut bersamaku. Sebelum kami bertemu langsung dengan para pemilik lahan, kami menyiapkan beberapa dokumen dikelurahan. Awalnya aku tidak begitu memperhatikan perempuan yang masuk menyerahkan dokumen kepada Pak Lurah, namun ketika pak lurah menyebut nama Salsa, dia mampu mengalihkan pandanganku. Aku hampir tidak mengenali sosok Salsa. Perutnya sudah membesar, dengan kerudung lebar yang hampir menutupi perutnya. Ragu aku memanggil namanya, namun keraguanku sirna ketika dia menoleh dengan ekspresi kaget.
"Salsa........."
Ia menoleh kearah ku.
"Om Harlan..........?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Salah Tempat
RomanceAku bukanlah wanita sholehah layaknya seperti Aisyah binti Abu Bakr, dan bukanlah seorang perawan sesuci layaknya Maryam. tapi aku yakin diri ini tak pernah menyentuh sesuatu yang dapat mengundang laknat sang Illahi Robbi. tapi kenapa ini terjadi p...