BAB 1|| H M T

49.5K 2.4K 29
                                    

Ini adalah versi re-write, dimana kalian akan menemukan cukup banyak perbedaan dengan versi lama(bagi pembaca lama yang setia sama cerita ini). Tentunya aku nggak mengubah character traits masing-masing tokoh, tapi mengubahnya lebih baik. Karena cerita ini tadinya ditulis dengan amat sangat amatir! Untuk bab bermuatan dewasa yang tiba-tiba, hanya ada di Karyakarsa , ya. Yang di Wattpad yang aman-aman aja. Di re-write version ini memang mereka jadi lebih mature dan nggak diceritakan dari flashback. Kisah lama mereka aku selipin dikit-dikit aja. Fokusnya ke kehidupan pernikahan mereka berdua di masa sekarang. Jadi, biar aman, adegan yg berpotensi dibaca bocil aku taruhnya di KK. Bab 1 ini gak ada, sih. Tapi bab 2 yang udah aku update di KK itu ada. 

Selamat menikmati. Oh, jangan lupa follow Instagram freelancerauthor



Gena si model kurang beruntung yang masih harus berlari dari satu acara menuju acara lain supaya dikenal banyak brand serta desainer kembali ke apartemen yang sudah ditinggalinya bersama sang sahabat. Tubuhnya lelah, hingga malas memikirkan apa pun. Dia kini hanya ingin ketenangan saja.

Namun, perempuan itu akhirnya harus mendapati seseorang yang tidur di kasurnya dengan tatapan kosong penuh beban.

Melepaskan tas miliknya, Gena duduk di pinggir ranjang dan menemani kegalauan sang sahabat. "Duh, gue nggak paham kerjaan lo yang berasa enteng banget, Bi. Selain ngelamun, ada nggak, sih, jobdesc lo yang lebih penting?"

Bian tidak menanggapi pertanyaan Gena yang berniat mengajak bergurau itu. Mendapati segala tingkah aneh sahabatnya ini, Gena jadi merangkum satu hal; Bian pasti sedang patah hati. Lagi.

"Kenapa, sih? Ngaku, deh, sama gue. Lo lagi patah hati, kan?!"

Gena memaksa sang sahabat untuk mengeluarkan suara, agar bisa meluapkan apa yang selama ini dipendam sendiri.

"Udah berapa lama, lo nggak seintim 'itu' sama siapa? Sagu?"

"Saga!" sahut Bian dengan cepat.

Gena hanya bisa berdecak melihat kelakuan sahabatnya itu. Dengan perasaan kesal, Gena menatap pria itu penuh keinginan untuk memukulnya agar kembali menunjukkan semangat. Masalah Gena sudah cukup banyak, jadi jika dia agak tak sabaran menghadapi tingkah Bian ini.

"Apa pasangan sejenis cenderung nggak gampang move on? Atau emang kepribadian lo yang susah move on kalo udah ngerasain momen bersama?"

Bian masih tak berkutik sama sekali, tak ada yang bisa mengganggu waktu 'meratapi nasib' pria itu kecuali melemparkan sindiran demi sindiran.

"Come on, Bi! Lo nggak akan mati hanya karena ditinggal sama orang itu. Masih banyak waktu dan kesempatan buat cari yang lain. Trust me."

Gena mengedipkan sebelah matanya dengan jahil. Sengaja memancing respon Bian.

Ada dengkusan yang muncul dari bibir pria itu saat mendengar penuturan Gena. "Cari yang lain? Mungkin kalo kasusnya gue adalah perempuan normal kayak lo, gue bisa dengan mudah cari yang lain. Tapi gue juga tahu meskipun lo normal, nyatanya nggak bisa menemukan pasangan yang cocok dengan gampang, kan?"

Gena berdecak karena ucapan sahabatnya itu memang benar. Meski populasi di dunia ini lebih banyak pria dan wanita straight, tetap saja tak mudah menemukan yang cocok. Terlalu banyak kriteria yang diinginkan. Dalam kasus Bian, selain dia minoritas, dia juga sudah terlanjur nyaman dengan si Saga itu. Akan menjadi pengalaman tak mudah karena ujungnya Bian akan terus membandingkan seseorang yang baru masuk ke hidupnya.

HOLD ME TIGHT (re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang