II - Irony.

474 45 8
                                    

Usai memanjakan keempat pasukan kecilnya, Taehyung bergegas. Menutup pet shop-nya lebih cepat. Seperti sesuatu telah membisikannya untuk segera datang ke tempat biasa. Eksplorasi seni yang biasa.

Taehyung ingin segera menuangkan inspirasi yang sedari tadi menari di kepalanya. Seperti minta ditumpahkan saat itu juga.

Ingin cepat-cepat bertemu sosok itu.

Bukan apa-apa, hanya saja seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa jika bersama makhluk itu, maka inspirasi yang lahir, dan karya yang akan dia hasilkan akan lebih banyak lagi.

Dia akan merasa sangat puas. Hari-harinya terasa seperti sangat berguna.

Juga jika boleh jujur, dikarenakan Taehyung merasakan ada sesuatu yang lain darinya. Sesuatu yang dia rasa bahwa dia akan serasi dengannya.

Serasi? Soal? Pemikiran, tentunya. Tunggu dulu. Jangan berpikir yang macam-macam. Taehyung masih merasa bahwa dia belum merasakan suatu apapun selain asal-usulnya yang masih gaib.

Walaupun dia akui, sosok itu sangat mudah untuk dikagumi. Dari penampilan luarnya.

Taehyung ingin mencari tahu. Apakah dia mudah untuk dikagumi dari penampilan di dalamnya juga? Lebih jelasnya, hatinya? Juga sesuatu yang bersifat abstrak lainnya seperti sifatnya? Karakternya? Seleranya?

Baru kali ini Taehyung merasa harus mencari tahu informasi tentang sosok yang tak dikenal.

Maka dari itu.

Itulah alasannya Taehyung telah berada disini lima menit yang lalu. Di pukul 14.25. Menunggunya.

Sebab Taehyung tahu dia akan datang lagi.

.

.

.

.

.

.

.

Benar saja.

Setelah menoleh ke arah kanan, dilihatnya sosok itu melambaikan tangan, berlarian ringan ke tempatnya.

Sosok yang sama. Mengenakan sweater putih lengan pendek dengan jins pendek sedikit di atas lutut. Dengan sepatu putih diselingi garis-garis pelangi yang bagian atasnya menutup setengah telapak kaki.

Sosok ini nampaknya menyukai warna putih. Dan menurut hemat Taehyung, putih sepertinya memang paling cocok untuknya.

Jujur pun dia tidak begitu peduli dengan penampilannya, karena sepertinya setiap apa yang melekat di tubuhnya memang terlihat bagus.

Tak mengenakan busana pun mungkin...

Hei. Pantaskah disaat seperti ini membayangkan orang asing di hadapannya tanpa busana?

"Melamun saja."

Taehyung tersadar dari sekilas imajinasi nakalnya, yang segera kandas oleh senyum manis itu. Seperti telah dibasuh air suci.

"Aku tahu kau akan datang lagi."

Taehyung terkekeh. Hal yang sama sudah dikatakan sebelumnya dalam nuraninya.

Dia merasa telah menemukan kembarannya dalam berpikir.

.

.

.

.

.

.

Enchanted • [ TaeKook/VKook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang