Malam itu... malam di mana aku tak bisa melupakan setiap detail kejadianya. Malam di mana aku tak bisa melupakan kenangan kenangan yang telah kita buat. Malam dimana sebuah bulan dan berjuta juta bintang turut menenemani kita berdua.
Malam itu kau datang seperti biasanya. Kau menggunakan baju kaos hitam dan dibaluti jaket kulit berwarna coklat muda. Dengan celana jeans biru kesayangan mu yang kedua. Kesayanganmu yang pertama tentulah aku. Aku tau itu.
Kau dulu pernah mengatakannya saat hubungan asmara kita baru di mulai. Kau bilang ternyata ada yang lebih kau sayangi dari pada celana jeans itu. Ya itu aku.
Malam itu kita menghabiskan waktu dengan duduk duduk di kursi panjang di depan halamanku. Kita membicarakan banyak hal. Dan menertawakan banyak hal juga. Kita mengomentari hal yang telah kita perbuat selama ini dan merasa agak geli.
Aku menyandarkan kepala ku di bahu mu. Dan saat itu penyakit gombal akut mu kambuh. "kamu tau nggak perbedaan kamu sama berjuta juta bintang di sana?" Katamu sambil menunjuk ribuan bintang di atas sana.
" tau dong.." kataku.
"apa?" katamu sambil memiringkan kepalamu demi melihat wajahku di bawah sinar rembulan purnama.
"hem... kalau bintang ada di atas sana, kalau aku ada di hati kamu.. haha" kata ku sambil tertawa geli.
Kamu juga tertawa. "bukan itu jawabanya.." kata mu sembari mengubah posisi dudukmu menghadap aku.
Dan aku pun mengangkat kepala ku dari bahu mu.
"terus apa?" tanya ku penasaran.
"kalau bintang itu banyak, kalau kamu itu cuma satu. Kalau bintang itu mengeluarkan cahaya, kalau kamu itu mengeluarkan bau. Hahahaha" katamu tertawa terpingkal pingkal.
"ih jahat... tapi aku tetap cinta kok. Haha" kata ku tertawa geli. "kamu tau nggak perbedaan kamu dengan bulan?" kataku membalas gombalanmu.
"hem kalau bulan itu di atas sana, kalau aku di hati mu. Hahah" katamu tertawa.
Pada saat itu aku tak menyangka kau bisa menjawab sesuai dengan jawaban yang ingin aku sampaikan. Aku merasa kalah saat itu. Dan aku menyandarkan kepala ku ke bahumu lagi.
#PLAY THE SOUNDTRACK!
Hingga akhirnya kau berkata "bagaimana jika aku sudah tidak ada di dunia ini?" katamu sambil memandang lurus kedepan.
Aku kembali mengangkat kepalaku. Aku menghela nafas dan berkata "yang pastinya aku akan rindu dan sedih...."
"walaupun aku sudah tak ada didunia ini nantinya.. kau tak perlu bersedih ataupun rindu, karena aku akan selalu berada di hati dan pikiran mu, dan Tuhan pasti akan memberikan pengganti yang lebih baik dari ku" katamu sembari tersenyum.
Pada saat itu aku yang tadinya bahagia tiba tiba tertegun. Aku tak dapat membayangkan jika waktu memang akan memisahkan kita. Rasa nya... saat itu rasanya aku tak ingin berpisah denganmu. Tapi pada saat itu aku tak terlalu memperdulikan waktu . Karena aku yakin waktu tak akan menghianati cinta kita.
Hingga akhirnya detik detik itu pun tiba. Darah menyucur deras dari hidungmu. Aku sangat khawatir sekali, namun kau bilang kau tak apa apa, kau bilang kau hanya kedinginan saja, dan kau bilang kau ingin pulang.
kau mengelap darahmu dengan baju kaosmu. Aku sungguh khawatir denganmu, namun kau bilang kau akan baik baik saja, dan kau bilang kau ingin memelukku, dan kau bilang aku harus menjaga diriku baik baik. Sebenarnya saat itu aku ragu untuk membiarkan mu memelukku, tapi saat itu aku sangat khawatir sekali denganmu hingga akhirnya aku memutuskan untuk memelukmu dan untuk meyakinkan diriku bahwa kamu akan baik baik saja, dan memastikan jantungmu akan terus berdetak.
