Hari itu pertama kali Wooseok bertemu dengan Go Shinwon. Hari minggu diawal musim dingin, dimana seharusnya toko bunga ibunya tutup karena semua pegawai pulang untuk persiapan musim dingin, tapi ibunya membuka toko karena ada pesanan bunga dari pelanggan kaya. Jadilah Wooseok menggantikan pegawai ibunya. Kerjanya mudah sih, hanya menunggu meja kasir. Semua harga bunga ada di setiap buket, hari itu hanya menunggu semua pesanan dijemput pemesannya jadi Wooseok tidak perlu belajar membuat sebuket bunga. Wooseok bahkan tidak bisa membedakan mana mawar dan tulip, jadi tidak mungkin menyuruhnya menjaga toko bunga itu tanpa kemudahan.
Wooseok sedang membaca komik slamdunk saat bel dipintu tokonya berbunyi pertanda pintu dibuka dari luar. Seorang cowok dengan penampilan khas mahasiswa, kaos oblong dengan outer kemeja kotak-kotak dan ripped jeans, tidak lupa snapback yang dikenakan terbalik masuk dan menghampiri Wooseok.
"oh kau pegawai baru? kupikir tidak ada pegawai hari ini", cowok itu tanpa basa basi meletakkan selembar bon berisi pesanannya. Dia tersenyum canggung saat Wooseok hanya menatapnya datar.
"ambil saja bungamu lalu bayar!", Wooseok kembali membaca komiknya. Mengabaikan kerinyitan tidak suka dari cowok kuliahan itu.
"kenapa sajangnim menerima pegawai tidak sopan sepertimu? kau bahkan terlihat lebih muda dariku", Cowok itu mengomel sambil mencari bunga potong pesanannya menurut Wooseok.
Wooseok yang mendengar ocehan itu memutar matanya jengah dan meletakkan komiknya asal. Berjalan menghampiri cowok tanpa nama yang kini sibuk mengikat bunganya.
"yang tidak sopan itu kamu. Baru ketemu tapi tidak sebut nama", Wooseok sengaja merendahkan suara bassnya didekat telinga si tanpa nama saat dilihatnya cowok itu tidak menyadari kedatangannya.
"Oh Tuhan! Astaga! kau mengejutkanku!", Cowok itu memukul dada Wooseok reflek.
'imut!', Wooseok menjerit dalam hati saat cowok itu merengut didepannya. Demi apa, ini cowok imut banget!
"oke, sorry! jadi siapa namamu? kau terlihat akrab dengan toko ibuku", Wooseok tidak mau basa basi lagi. Dia penasaran siapa nama si imut ini dan sengaja menekan kata 'ibuku' supaya si imut itu tau dia bukan pegawai.
"ibumu? Astaga! kau anak sajangnim? kenapa tidak bilang dari tadi?", cowok itu sedikit memukul lengan Wooseok gemas sebelum membungkukkan tubuhnya.
"aku Go Shinwon, pekerja paruh waktu disini. maafkan ketidak sopanan ku tadi"
Wooseok kembali menaikkan sebelah alisnya saat mendengar nada Shinwon berubah sopan.
"biasa saja, aku Jung Wooseok", Wooseok mengulurkan tangannya ke arah Shinwon yang sudah menegakkan tubuhnya. Cowok itu meletakkan bunganya diember dekat kakinya lalu menjabat tangan Wooseok.
"itu yang ingin kudengar", Shinwon tersenyum lebar dengan mata menyipit. Menurut Wooseok senyum Shinwon mirip rubah di kartun pororo. IMUT. Sudah berapa kali Wooseok bilang imut?
"kupikir kau pelanggan", Wooseok memasukkan tangannya kesaku hoodie saat jabat tangan mereka terlepas. Dia memperhatikan Shinwon yang tengah membungkuk menghitung jumlah bunga dan mengikatnya dengan pita hati-hati takut ada tangkai yang patah.
"apa kau tidak merasa jeansmu itu terlalu ketat?", Wooseok jujur. Dia sedikit berdebar saat melihat tubuh bagian bawah Shinwon yang tercetak jelas dibalik jeans.
Shinwon yang baru akan menjawab perkataan pertama Wooseok langsung menatap ganas saat mendengar perkataan kedua cowok itu.
"Ya! apa pedulimu soal celanaku? aku biasa pakai celana ini dan tidak ada yang protes sebelumnya", Shinwon mengangkat bunga yang sudah dirapikannya ke pelukan. Itu lumayan berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day by Day
FanficWooseok tidak pernah mau tahu bagaimana bisnis toko ibunya berjalan. Tidak pernah kenal siapa saja pegawai ibunya, sampai cowok imut dengan kemeja kotak-kotak itu menarik perhatiannya. WARNING: WooseokxShinwon!